icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pacarku Seorang Buronan

Bab 3 Birthday Night

Jumlah Kata:1191    |    Dirilis Pada: 27/01/2022

ng terasa nggegirisi itu telah berlalu

pa, hanya rambut ikal dan lurus yang membedakan itu duduk di sebuah

Jelas sekali kalau ia barusan merekam kebersamaann

DM gue, dong,

Dia tidak terlalu dekat sama Marissa me

. Boleh nggak, nih?" Nadia malah meminta per

a doang, Nad," jawab Nara lebih m

p sahabatnya itu. "Marissa, 'kan teman SMA ki

ok mungil Marissa berseragam putih abu-abu dalam memori. Kepalanya mendadak p

na ada DM kembali masuk. "Katanya

ng sama gue pula, nggak usahlah. Bilang aja udah full, nggak bisa nambah lagi," tolak Nara agak gel

ngan bahasa sehalus mungkin. Dia pikir panjang, lah. Apapu

i. Keburu malam ini," omelnya karena make-up artist langganan para selebriti

pada biasanya. Nadia sudah bilang kalau bisa melakukannya seorang diri. Mendandani diri sendiri adalah hal yang biasa dilakukannya. Tapi, Nara be

club, yang lumayan nge-hits itu. Dua sahabat ini jarang, kok pergi ke club night. Di umur yang baru menginjak dua p

nita ber-dress hitam itu, Nara mendongakkan kepalanya. Heaven, nama night cl

nya Maugi, lalu ikut

g. Masuk, yuk," ajaknya seraya merangkul pinggang ramping Ma

Saskia memilih lanjut kuliah di Boston dan Australia, juga Maugi dan Fajar yang pindah ke luar

memang disuguhkan suasana gelap gulita. Namun kian banyak langkahnya memasuki ruangan itu barulah lampu-lampu sound to light

ah, tampak dua orang lelaki sudah ada

erambut cepak diiringi segelas

sembari berlari kecil. Lalu, mencium pipi kedua lelaki itu bergantian. "

ong," jaw

an segelas vod

yang langsung menyerbu rangkulan

engimbangi kegila

lapor Maugi riang lantas mengangkat

kaosnya itu, tapi kekuatan

barengan begitu melihat tatto be

ghampirinya paling belakang. Yang lain pada semangat me

ng tahun," jawabnya sambil melempa

amping mereka, saling bertukar pandang. Kode yang hanya dimengerti

a menuju dance floor. Mereka menikmati dent

ti dance floor, mereka berkumpul kembali di sofa merah itu dengan meja bundar di b

il berada dala

ik Fajar ketika Nara kembali sembari melirik

bertemu, dia hanya memberikan senyuman sembari mengang

berusaha mengalahkan suara musik seraya

nutupi ucapan terima kasihnya. Setelah menegak habis vodka-nya, dia melirik

yang balik menatapinya. Bibirnya pun tertarik ke atas, s

lang gelas teman-temannya. Sahabat me

ung yang lan sudah pada jauh. Sahabat yang selalu ngingetin kalau gua salah.

kalau mereka tidak akan lagi menjadi sahabat yang selalu

k ada yang ia perlukan selain m

loki berdenting kal

r di sudut bibirnya. Sangking sema

ra kembali ke tengah lantai dansa, mengaj

ja dengan wajah

na itu. Pikirannya ringan, tubuhnya pun seraya melayang. Seharusnya cocktail tidak me

ga lupa akan kesendiriannya di rumah. Wajah Papa, Mama, dan Kak Oliv perlahan me

wajahnya, kini terpatri jelas. Ia suka peras

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka