TERJEBAK CINTA PRIA LEMAH
odal jaket, helm dan pulsa lima puluh ribu, padahal aku sendiri belum mulai bekerja. Dengan penuh semangat aku mulai mengaktifkan akun rider milikku sambil mengenakan jaket hijau tersebut di tubuhku.
tinggalkan. Dengan perasaan bahagia dan syukur yang tak terhingga, aku jalani pekerjaan baru ini dengan penuh semangat. Ini demi anak-an
erja begini, kita bisa mengatur jam kerja sendiri. Tidak ada keharusan mengerjakan pesanan dalam satu hari yang akan memberatkan, kecuali kal
p alamat tujuan si pemesan, lalu bersyukur. Alamat pengantarannya tidak terlalu jauh dari tempatku tinggal, alamat penjemputan pun tak jauh dari tempat ku berdi
erdiri di depan sebuah hotel, dia langsung menghadapkan tubuhn
u lagi, dengan kalimat yang sengaja diucapkan sangat pelan agar dia bisa memahami pertanyaanku. Agak kesal juga
aku membuka masker yang menutupi wajah dari hidung
i setengah kesal. Bukannya apa-apa, semakin lama ngobrol, maka semakin lama juga berang
menoleh ke arah gedung hotel yang ada di belakang tubuhnya, lalu naik ke ata
tanyaku sebelum mul
tempat dia berdiri tadi. Sayup ku dengar teriakan seseorang memanggil namanya, tapi karen
derang, lampu jalanan menyinari jalanan di bawahnya dari awal masuk ke jalanan ini hingga ke ujung jalan. Meskipun begitu, aku tetap harus waspada. Maraknya kejahatan akh
rap
l milikku ke arah pria bernama Alvin itu. Dia merogoh saku
ng yang dia berikan setelah sebelumnya mematikan aplikasi rider dan memasukkan ponsel k
g lima puluh ribu mungkin," tanyaku baik-baik. Pria bernama Alvin itu mengangkat
itu rezeki ka
u sih pasti langsung saya ambil, tapi ini sembilan pul
h yang ada di tangannya, seketika saja emosiku langsung terpancing. Setelah tadi dia buat aku lama
kan mesin motor, lal
a uang besar, Bapak pesan taksi online saja, bukan ojek online... P
agi mengguyur kota ini. Aku sudah keluar dari rumah sejak pukul sebelas tadi siang untuk menerima pesanan pembelian makanan. Sampai pukul lima sore ini, sudah sepuluh kali aku mengantarkan makanan. Bonus dari kantor tiga ribu rupiah per pesanan, artinya aku sudah mendapatkan tiga pulu
dunia. Karena ini sudah pesanan ke sebelas, aku memutuskan kalau ini adalah pesanan terakhir ku hari ini. S
an jumlah uang yang harus disiapkan oleh si pemesan, jadi saat aku datang dia sudah menyiapkan uangnya. Ku
!! Tu
ke belakang. Sekedar untuk memastikan apakah ben
mengenali wajahnya. Itu adalah si Alvin Sanjaya yang tidak
ya dengan wajah yang dipasang sedatar mungkin. Aku meraih
kasih Pak Alvin
nal nama saya juga," sahu
g ojek saya yang aneh-aneh," ucapku cepat,
aya permisi dulu... Mari," tambahku lagi s
or matic milikku. Kuedarkan pandangan ke sekeliling area parkir, mencari orang yang sekiranya baru saja salah meletakkan makanan yang bar
ghhh... Bikin lama aja!"
saya,