icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

KIBAS DASTER BUNDA

Bab 9 Obrolan

Jumlah Kata:2894    |    Dirilis Pada: 14/01/2022

mu jawab?" Kedua mata Dona menatap lekat ke Sakura yang sedang duduk bersamanya

s menit s

u anter mami ke bandara. Bahaya mi!" Ucap Dimas panik. Silvi

.. ti

k kebanggan Mario itu datang dan langsung

yetir," ucap Dimas seraya

enoleh ke Dona terlebih dulu. Dona mengangguk, Dimas lalu member

put, gue lupa Dimas belum punya SIM, lo aja ya Mar,

ngsung keluar dari garasi rumahnya menuju ke

a jemput Akasia dulu Dim!" Teria

mobil milik Silvi. Ia duduk di teras, menatap langit yang mulai berubah senja dengan warna Jingga y

r. Putri sulungnya itu menatap Bambi yan

cium tangan Bundanya. Dona mengang

" Tanya Dona seraya merapihkan sepatu Sakura

a sambil berjalan m

Gerakan tangan Sakura yang hendak membuka

gerah," Lalu Sakura m

seka

sambil memainkan kuku-kuku jari

pai kapan Kakak diemin Bunda?" Pertany

ak B

i Silvi yang telfon, kamu, jawab," Dona menatap lekat Sakura, ia ingin

t, jelas, padat dan s

ia duduk menghadap Sakura, dengan

f sama kamu, Bunda belum jadi orang tua yang bisa kamu banggain, tapi, jangan diemin

na terkejut. Ia beranjak dan

m, GUNTAR!" pe

*

pi, sengaja memang tak memberitahu maminya itu. Just

tampak gagah. Sakura cuek, ia malah masuk kedalam rumah ka

, dua jagoan keluarganya pulang kerumah bersamaan," Guntar terkekeh, Bunda begitu s

h, ia lalu men

itu?" Dona menatap Guntar, l

selalu nyambut Guntar hangat kalau Guntar pulang," Dona

dan tak banyak tingkah. Tidak sep

, sebentar ya, Bunda buatin teh manis hangat, kamu m

a keluar dari kamar. Ia berjalan cuek tak menyapa Guntar. Betapa sombongnya putri ca

am kem

banyak mangkuk yang sudah terisi potongan daging

embantu menata piring dan memasak nasi

pa Dona. Sak

unda belum bisa jadi Bunda yang keren dimata kamu, yang penting, belajar yang rajin ya, kejar beasiswa kamu untuk kuliah, B

tak mau menjawab apapun. Entah bingung

*

jut saat ia melihat Guntar yang juga ada dirumahnya. Ia terus

ng mencuci semua mangkuk dan piring, tadinya, Dona yang mau membereskan, namun pelototan ma

merah yang baru diberikan Candra saat satu k

pegang Dimas. Anak kedua Dona itu membukanya. Senyumnya sem

leh ke Candra dan Silvi bergantian. Sepasang suami istri itu

" bisik Dona. Silv

keduanya terkikik geli. Ca

Dimas ... " uca

o sepatu disana, pingin aja be

m," bahu Dimas di tepuk-tepuk

ia. Bapak sama Ibunya, besok aja kita

bos minyak, sekalian aja l

a si Bambi," celetuk Candra diakhiri d

rahnya banyak," bela Mario

pa kali lo ajak gue pergi sama Bambi, mo

kembali terdengar. Dona begitu bahagia, keluarga S

mah

bil mengetuk pintu kamar putra-putranya it

nggak? Udah jelek kan alasnya?" Dona berdiri me

ya, udah malam.

k, bayar study tour Akasia, Bu

pa?" Dona

udah Dimas

kamu aneh-aneh ya, kamu bukan kurir narkoba atau nyopet kan?" Don

i, oke Bunda, Dimas tadi udah ke gurunya Akas, udah Di

a cerita, secepatnya Dimas cerita kok, Bunda tidur ya, istirahat," Dimas membuk

, karena tahu, uang study tour Akas kurang, sekarang malah kamu

sesuai kebutuhan kita, jangan maksa yang penting," Dimas me

kura sana, kakak kamu malah

p pintu kamar orang tuanya. Ia tersenyum karena beban orang tuanya bisa ter

mbaca email masuk yang baru ia terima. Dengan

rjakannya? Mengapa i

sam

DASTER

mu jawab?" Kedua mata Dona menatap lekat ke Sakura yang sedang duduk bersamanya

s menit s

u anter Mami ke bandara. Bahaya, Mi!" ucap Dimas panik. Silvi

.. ti

k kebanggan Mario itu datang dan langsung

nyetir," ucap Dimas seraya

menoleh ke Dona terlebih dulu. Dona mengangguk, Dimas lalu membe

t, gue lupa Dimas belum punya SIM, lo aja ya, Mar, ana

gsung keluar dari garasi rumahnya menuju ke s

a jemput Akasia dulu, Dim!" teria

mobil milik Silvi. Ia duduk di teras, menatap langit yang mulai berubah senja dengan warna Jingga y

r. Putri sulungnya itu menatap Bambi yan

cium tangan Bundanya. Dona mengangg

depan, kan?" tanya Dona seraya merapihkan sepatu

a sambil berjalan m

Gerakan tangan Sakura yang hendak membuka

gerah," Lalu Sakura m

seka

sambil memainkan kuku-kuku jari

pai kapan Kakak diemin Bunda?" pertany

n," jawab

i Silvi yang telfon, kamu, jawab." Dona menatap lekat Sakura, ia ingin m

t, jelas, padat dan

ia duduk menghadap Sakura, dengan

sama kamu, Bunda belum jadi orang tua yang bisa kamu banggain, tapi, jangan diemin

na terkejut. Ia beranjak dan

m, GUNTAR!" pe

*

pi, sengaja memang tak memberitahu maminya itu. Just

ar tampak gagah. Sakura cuek, ia malah masuk ke dalam rumah

ua jagoan keluarganya pulang ke rumah bersamaan," mendengar itu Guntar terkekeh, Bunda b

h, ia lalu men

gitu?" Dona menatap Guntar,

selalu nyambut Guntar hangat kalau Guntar pulang." Dona

dan tak banyak tingkah. Tidak sep

h, sebentar ya, Bunda buatin teh manis hangat, kamu

ura keluar dari kamar. Ia berjalan cuek tak menyapa Guntar. Betapa sombongnya putri c

i, menyiapkan banyak mangkok yang sudah terisi potongan

embantu menata piring dan memasak nasi

pa Dona. Sak

unda belum bisa jadi Bunda yang keren di mata kamu, yang penting, belajar yang rajin ya, kejar beasiswa kamu untuk kuliah, B

tak mau menjawab apapun. Entah bingung

*

ut saat ia melihat Guntar yang juga ada di rumahnya. Ia terus m

ng mencuci semua mangkok dan piring, tadinya, Dona yang mau membereskan, namun pelototan ma

merah yang baru diberikan Candra saat satu k

ipegang Dimas. Anak kedua Dona itu membukanya. Senyumnya se

oleh ke Candra dan Silvi bergantian. Sepasang suami istri itu

," bisik Dona. Sil

keduanya terkikik geli. Ca

Dimas ... " uca

oko sepatu di sana, pingin a

m," bahu Dimas di tepuk-tepuk G

ia. Bapak sama Ibunya, besok aja kita

minyak, sekalian aja lo beliin g

a si Bambi," celetuk Candra diakhiri d

rahnya banyak," bela Mario

li lo ajak gue pergi sama Bambi, mogok melulu

awa kembali terdengar. Dona begitu bahagia, keluarga

umah

bil mengetuk pintu kamar putra-putranya it

nggak? Udah jelek, kan. alasnya?" Dona berdiri m

ya, udah malam.

tuk, bayar study tour Akasia

pa?" Dona

s bayar Bun," ucapny

kamu aneh-aneh ya, kamu bukan kurir narkoba atau nyopet, kan?" Don

ki, oke Bunda, Dimas tadi udah ke gurunya Akas, udah D

a cerita, secepatnya Dimas cerita kok, Bunda tidur ya, istirahat." Dimas membuk

, karena tahu, uang study tour Akas kurang, sekarang malah kamu

sesuai kebutuhan kita, jangan maksa yang penting," Dimas mel

akura sana, Kakak kamu malah

up pintu kamar orang tuanya. Ia tersenyum karena beban orang tuanya bisa te

mbaca email masuk yang baru ia terima. Dengan

rjakannya? Mengapa i

sam

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Riweuh2 Bab 2 Gejolak Remaja3 Bab 3 Cemas4 Bab 4 Buat anak5 Bab 5 Di luar batas6 Bab 6 Gejolak Dompet7 Bab 7 Bonus numpang lewat 8 Bab 8 Langit Mendung9 Bab 9 Obrolan10 Bab 10 Bukan bualan11 Bab 11 Sejenak Berjarak12 Bab 12 Langkah pertama13 Bab 13 Sunatan masal14 Bab 14 Cameleon (penyamaran)15 Bab 15 Dijaga Bak Berlian16 Bab 16 Siapa itu 17 Bab 17 Bantuan18 Bab 18 Amarah19 Bab 19 Sendu & Haru20 Bab 20 Cekcok Sakura dan Dimas21 Bab 21 Bencana22 Bab 22 Air mata dona23 Bab 23 Mario vs Dimitri 24 Bab 24 Introgasi25 Bab 25 Pembelajaran26 Bab 26 Sudah jalannya27 Bab 27 Welcome home, Sakura28 Bab 28 Bergantung lagi29 Bab 29 Pesanan lukisan Dimitri30 Bab 30 Bakat terpendam31 Bab 31 Kalila kabur32 Bab 32 Aku Di sini33 Bab 33 Sama rata34 Bab 34 Undangan untuk Dona35 Bab 35 Bundaku36 Bab 36 Keputusan37 Bab 37 Dosen tamu 38 Bab 38 Pancaran Dona Gantari39 Bab 39 Garis hidup baru 40 Bab 40 Belanja perabotan41 Bab 41 Beberes42 Bab 42 Jurus Maut43 Bab 43 Jobdesk44 Bab 44 Suami siapa 45 Bab 45 Masakan perdana46 Bab 46 Pasang copot47 Bab 47 Cuma kamu48 Bab 48 Mami & Papi49 Bab 49 Jadi juga (part 1)50 Bab 50 Jadi juga (Part 2)51 Bab 51 Mengikuti kemauan52 Bab 52 Kamar rahasia53 Bab 53 Nyamuk nakal54 Bab 54 Jajan lagi55 Bab 55 Mahmud vs Pahmud56 Bab 56 Bukan isu57 Bab 57 Pria bicara (Part 1)58 Bab 58 Pria bicara (part 2)59 Bab 59 Obrolan malam60 Bab 60 Pesawat terakhir61 Bab 61 Langkah baru62 Bab 62 Semua baik-baik saja63 Bab 63 Misi pengintaian 64 Bab 64 Usaha Baru65 Bab 65 Cuekin aja, aku nggak apa-apa66 Bab 66 Tabungan menipis67 Bab 67 Belum rejeki68 Bab 68 Pulang sementara69 Bab 69 Buka-bukaan70 Bab 70 Silvi bisa marah juga71 Bab 71 Merasa bersalah72 Bab 72 Pindahan73 Bab 73 Home (not) sweet home 74 Bab 74 Berburu sekolah Akasia75 Bab 75 Lirikan Guntar76 Bab 76 Salah sangka77 Bab 77 Menata kembali78 Bab 78 Rahasia Kalila 79 Bab 79 Kecurigaan Dimas80 Bab 80 Kalila berbohong81 Bab 81 Perjodohan82 Bab 82 Jangan takut 83 Bab 83 Lapor polisi84 Bab 84 Mama Kalila kabur85 Bab 85 Doa + usaha = Kenyataan86 Bab 86 Bisul pecah87 Bab 87 Nikah Siri!88 Bab 88 Kedatangan Bram89 Bab 89 Nikah beneran aja90 Bab 90 Foto masa lalu91 Bab 91 Kesungguhan hati Dimas92 Bab 92 Di mata-matai93 Bab 93 Amarah Dona94 Bab 94 Restu dari ibu95 Bab 95 Mencari Ayah kandung96 Bab 96 Kalila di culik97 Bab 97 Di sekap Ghandy 98 Bab 98 Sisi lain Ghandy99 Bab 99 Penyesalan 100 Bab 100 Bantuan Dastan