REQUIEM
ayat yang berhamburan secara acak. Bahkan sesekali telapak kaki si nenek tanpa sengaja menginjak sebuah benda bulat kenyal hin
i tengkurap tanpa kedua tangan. Di sisi yang lain ia juga melihat beberapa gundukan kepala manusia seperti dengan sengaja dikumpulkan pada sebuah tempat yang entah untuk apa . Gundukan kepala manusia itu ditaburi oleh pasir dan terlihat menyeramkan ada yang
cempreng. Sedangkan bocah yang berada disampingnya mulai memp
-apa mulai mempercepat langkah kaki nya untuk ma
lihat disekelilingnya mungkin tidak akan
*
eka ada yang memikul sandang dan pangan. Ada pula yang membawa beberapa ikat jerami di pundaknya. Sesuatu
n untuk menghampiri sebuah pohon Asem yang sangat besar daun-daun rimbun pohon asem tersebut bisa meneduhkan tubuh mereka, meski beberapa manusia terlebih dulu berebutan untuk berteduh dibawah pohon Asem tersebut. pada akhirnya mereka yang berteduh harus rela berdesak-desakan dibawahnya ter
berada dalam keresahan hebat. Mereka berada dalam tekanan batin berada dalam tekanan mental juga
bucah secara acak diatas tanah tanpa raksa. Si nenek tua dan Ito nampak tertegun duduk dibawah rindang nya pohon asem kedua
an oleh mereka semua yang saat ini tengah berteduh cemas dibawah sini. Karena pada kenyata
kutkan dibanding gelombang
*
rak Milik Go
membuat meringis bagi siapa saja yang memandangnya. Tubuh-tubuh itu berwarna kemerahan daging bagian dalam mereka terlihat sedangkan kulit yang membungkusnya nampak terkelupas secara paksa kulit itu terkelupas setelah
ung!" Salah seorang bermantel hitam itu berseru cukup kencang. Suaranya
itu jatuh tersungkur keatas tanah gersang yang dipenuhi dengan kerikil. Begitupun dengan kawanan mantel hitam
ang paling pojok wajah nya benar-benar sudah tak berbentuk wajah manusia. Darah merah meliputi sekitaran wajahnya hingga sehelai kain abu-abu miliknya yang te
AA
eberapa batang kayu yang ukuran nya cukup besar dan panjang. setelah kayu-kayu tersebut terkumpul beberapa orang yang membawa pedang itu menanc
ijanggut panjang, api terlihat menari-nari d
lalu ikatan tersebut mereka ikatkan pada kayu yang sudah mereka pancuh sehingga tubuh tak berdaya i
a.. terimalah persembahan
g itu pun mulai membuka mantel hitam miliknya sehing
kelopak matanya nampak cekung dan janggut tebal menjadi sa
bahan kami ini wa
AK
inya melakukan hal yang sama sedangkan sisa dari orang-orang bermantel hitam lain nya nampak menari keg
membumi hanguskan apa saja sehingga memuja kobaran api yang saat ini semakin menjilat-ji
GH
keras ditengah-tengah suara gaduh para golongan m
t itu. Darah merah pun mulai membanjiri dadanya yang sama merahnya lalu kemudian
ermantel hitam tersebut dengan Tarian
t lalu ia melemparkan nya kedalam kobaran api dan orang-orang bermantel hitam te
bergidik karena mungkin biji mata tersebut mele
erlihat basah. Lalu kemudian sijanggut tebal menarik rambut pria dewasa tersebut hingga ia tertanggah keatas, kedua mata pria itu menyeripit menatap tajam kearah wajah sijanggut tebal yang saat ini berada beberapa s
HHH
igenggam oleh si janggut tebal memotong lidah bagian dalam pr
pastinya mereka berteriak seperti kegirangan karena di ikuti dengan tarian. Kemudian sijanggut tebal melemparkan
n. Erangan itu tidak terdengar begitu jelas dari mulutnya yang dipenuhi oleh darah nam
*
sijanggut tebal mendekati pria dewasa yang selanjutnya pria dewasa yan
gut tebal sembari menghunduskan ujung
ri dasar biadab, Cuihh!" Ludah pria tersebut tepa
apkan ujung belati miliknya itu pada dada pria dewasa ter
HHH
tersebut berhamburan keluar, Deru nafas si pria berjanggut tebal terdengar membu