SALAH KIRIM KADO
besok, kan? Ajak sekalian geb
a aku dekat dengan siapa pun. Bahkan saat aku share liburan atau makan-makan di whatsapp g
snya di luar negeri. Pa
mantanku yang kedua setelah Zian. Sama seperti Zian, dia juga dijodohkan dengan perempuan lain oleh mamanya.
duniaku runtuh kok. Nyatanya aku mudah mendapatkan pengg
padaku. Apalagi sejak empat bulan terakhir ini sah me
saja bersamanya meski dijadikan yang kedua. Tak apa, toh fasilit
aktu bersama. Dia selalu pulang ke rumah si Sarah istri tuanya itu. Tapi
menjadi impianku menurun satu tangga. Dulu aku selalu bermimpi mendapatkan seor
ak bergelimang dalam zina. Kuakui jika aku memang matre, tapi aku juga
uhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang
iku. Tak perlu juga menceramahiku sedemikian rupa karena aku masih cukup
berhak untuk itu. Toh dalam agama, laki-laki diperbolehkan memiliki is
erbolehkan dalam agama. Jadi tak perlu saling mencela apalagi jika istri pertama mandul atau susah mendapatka
kamu. Ohya, kamu sudah berumur, Sis. Jangan kelamaan pacaran. Yang
s cinta. Entah apa salahku padanya. Dia memang selalu iri melihatku yang dihujani banyak cinta. Apalagi jika
tu, Fel. Tanpa Zian hidupku juga baik-baik saja. Bahagia dan tak kekurangan suat
sebagai balasan. Dasar tak punya akhlak. Bahagia sekal
l cantik di acara reuni nanti. Kamu tahu kan, kalau aku tak ingin kalah
iasaan kalau di rumah Sarah, dia pasti tak memiliki banyak waktu untuk meng
Bahkan saat tengah malam biasanya dia mengabariku pun,
n kamu sepatu, oke? Tapi tolong jangan menerorku kalau sud
enenangkan malah seenak jidatnya. Aku nggak mau tahu, dia harus membelikan dress dan sepatu mahal seb
nkan. Aku memilih tiga potong dress yang begitu cantik dengan harga lumayan. Mas I
jauh dari butik itu. Berulang kali kuminta namun Mas Indra menolak dengan alasan ada urusan penting yang tak bisa dia tinggalkan di kant
sempat membelikanmu. Tapi sekarang aku sengaja mengirimkannya untukmu. Sepatunya cantik, senad
mkan sepatu cantik itu untukku. Itulah mengapa aku semakin cinta dan tak bisa berpaling dari
g datang. Kupikir, mungkin bakda isya namun ternyata dugaanku sa
malam begini nggak nongol juga itu kurir. Kalau memang nggak mau bel
Indra bilang berulang kali kalau dia memang sudah
cara soalnya barusan ku telepon juga nggak diangkat. Tapi percayala
Biar saja dia tahu kalau ak
kamu sejak dulu, kan? Aku terlalu mencintaimu, Siska. Baiklah, pulang kerja aku akan cari paket itu, jika sudah dap
a. Dia memang suami idaman setiap wanita. Waja
abar. Terpaksa aku kembali meneleponnya meski kutahu saat ini dia sudah berada di
matikan panggilanku. Di panggilan k
napa tad-- Belum selesai kulontarkan emosiku, su
sama situ. Jangan ditelepon berulang kali. Sedikit tahu diri gitu bisa, kan? Lagipula yang kamu telepon itu sud
r dalam masalahku, sih! Dia pikir, cuma dia
*