My Husband is My Cousin
melanjutkan sekolahnya di luar kota ditentang keras oleh kedua oran
bil menahan amarahnya. Bukan karena tidak sayang, tapi sebagai orang tua mana tega seorang pa
pondok bukan di kost-an," rayu Hasna bergelanjut manja ke mama sambil menatapnya. Sama seperti papa, mamanya pun m
u Kak Husein yang menemani. Kalau begitu terus, kapan Hasna bisa maju Pa Ma? Sekali ini saja b
uar kota," tegas sang Papa membuat Hasna diam tanpa bisa menjawab apa yang dikatakan papanya. Sebenarnya ada benarnya juga papa melarangnya untuk melanjutkan kuliahnya di luar kota.
bersiap beranjak dari sofa pun menatap papanya dengan kesa
anak dan cucunya. Beranjak keluar kamar, kemudian ikut bergabung mengobrol di ruang tengah
uar kota, Kek. Tapi Papa sama Mama tidak setuju," ucap Hasna terlihat sedih. Kakek hanya manggut-man
ramono mau mengajukan protes tapi tidak dengan Hasna yang langsung mema
" tanyanya dengan senyum tersungging di bibirnya. Kakek Bra
Kakek kemudian, membuat Hasna
ntornya di meja kemudian duduk di samping mamanya sambil menarik dasinya ke bawah. Begitu j
keinginan untuk melanjutkan kuliahnya di luar kota. Ucapan pap
ada kok universitas yang sesuai dengan jurusan yang kamu inginkan," uc
" tanya Husain yang penasaran dengan kata-k
terdengar tidak rela kalau Hasna melanjutkan kuliah di luar kota, karena bagaimana pun ju
wajah agak terkejut, menatap wajah sang Kak Kak
ihatan bingung. Namun tak lama Hasna terlihat tenang, berusaha menyakinka
capkan Hasna. Kakek Bramantyo segera merogoh telepon selularnya yang ada di dalam saku. Kemudian menghubungi seseorang, "Nanti malam aja
ada yang ganggu," ucapnya kepada Fatma mamanya Hasna. Kemudian beranjak berdiri, sebelum kakek melangkah
i juga kamu tahu," ucapnya kakeknya kemudi
a menjelaskan apa maksud dari perkataan kakeknya tadi. Terutama Hasna yang masih terlihat bingung dengan syarat yang d
uk memasak makanan yang akan dihidangkan nanti malam. Tidak hanya Hasna, ke
akek yang baru saja mendudukkan dirinya di kursi ruang tengah. Membuat si empun
juga mengatakan siapa yang diundang ke rumah malam ini. Mama Fatma sibuk menata makanan di me
Hasan dan Husein. Sedangkan kantor pusat kendalinya ada di bawah papa Pramono. Mamanya selain sibuk mengu
tuk seseorang dari luar. Melalui isyarat matanya, Kakek Bramantyo meminta Hasna untuk sege
n juga memeluk serta mencium tangan bibi Fatimah. Tapi keceriaan itu tidak berlangsung lama, saat mata Hasna bersitatap dengan s
tapi begitu tahu siapa tamunya, mamanya langsung tersenyum sumringah, "Masyaallah, Mbak
pelukkan satu sama lain. Bahkan kedua kakak Hasna langsung bercengkrama dengan saudara sepupunya, Syauqi. Dan, inilah yang bikin Hasna tidak suka. Kalau k
h lapar dari tadi." Ucapan Hasna seketika membuat yang lainnya tersenyum geli karena melihat bibir Hasna yang
a. Ada ayam goreng, tempe, tahu, sayur lodeh, sayur asem, sop, kering tempe, sambal tera
keknya, begitu semua keluarganya duduk di ruang tengah, "Kek, sebenarnya syaratnya apa sih kalau
qi yang duduk di sofa paling pojok bersama Hasan dan Husein.
lah masih Kek, dan rencananya mau buka ca
membuat Syauqi dan juga lainnya terkejut. Tapi tidak dengan pam
ek dengan geram karena melihat Syauqi y
etelah tersadar dari lamunannya. Membuat ka
h siap kan me