Ternyata, Bersamamu
an selanjutnya, untuk adik tingkat semester 1-3 silahkan istirahat. Tingkat 4 dan sete
sebagian dari mereka tentunya kesal karena hanya adik tingkat yang diperb
!" Christ merangkulku dan
ksa sembarangan, aku yang tidak tau apa-apa tentu saja kaget d
"Ka
dan juga Aksa, ternyata mereka adalah Aiden dan juga Winner. "Nggak usah ngantin, si
puk-nepuk kursi sampingnya sambil tersenyum sangat tengil. Aku dan Chryst
uga. Namanya juga manusia, ya,
yang tadi aku tabrak. Tak sengaja sorot mata kita saling bertemu lagi, aku pun menarik Chrystal untuk
nggak menatap langit." Chrystal menyodorkan beberapa tisu kepadaku. Ja
atu yang menyilaukan, ah.."
hrystal berpikir, "Ah, kamu lagi ngeliatin kak Gerald kan tadi? Jangan
asih mengusap mataku, "hah?
piku, "kalo iya juga nggak papa kaliii, i ke
anteng. Tapi mataku berair karena sedang menatapnya. Masa iya
bari menunggu Christ dan juga Aksa, dua orang itu
apangan basket outdoor. Beberaa mahasiswa dengan linca
an setiap harinya, walaupun sering d
u melepas penat dari banyaknya tugas yang mereka dapat. A
dari Universitas Starling ba
karang menjadi ilmuan terkenal di salah sa
an tersebut. Betapa beruntungnya dia. Wajar, sih, karena
?" Tanya Chrystal di tengah lamunank
sih mengingat hal itu. Saat aku baru saja ber
ngar sendu di telingaku, wajah tampannya tampak se
emang kami cukup dekat. Tapi hanya sebetas
u. Dan aku tidak tahu harus berbuat apa
rat, ia mulai mendekat dan menatap kedua
DEG
juga, seorang sorotan Universitas menyatakan per
ing. Sepertinya perasaan Langit tentangku salah, sangat salah. Bagaimana bisa ia menaruh
menunduk, "maaf, aku.... Aku
belum ada guratan kecewa
r. Aku... Aku mau kakak fokus sama pelajaran kakak dulu." Terangku hati-hati. Sangat tidak mungk
kecilnya dan menarikku mendekat. Ia memelukku. "Baik
Bukannya aku tidak suka, tapi aku masih mau hidup sendiri dengan ket
mungkin
*
di tunggu-tunggu oleh para penghuni kampus. Semua orang
ku menunggu lebih dahulu darpada aku bersesakan dengan mereka. Chrys
pi, aku langsung bergegas ke parkiran kampus. Karena Papa tampak
, Pa?" Tany
ahutnya, "kenali
tampak sebaya. Aku menghela napas lega, pasalnya
aja Papi." Kata Rick
uk yang agak kaget, baru aja
ita ada di satu Universitas
asaanku mulai tidak enak, tapi a
." Jawab Rick, "nah, itu
rang yang di tunjuk oleh Rick. Ternyata an
sung berbuang muka, ntah kenapa aku jadi sep
dan meraih tangan Papa. Senyum dari
ulu," Sahut R
gengsi untuk berkenalan lebih dulu. Geraldpun m
enerima uluran tangannya. "Ez..
ian beda tingk
an. Aku pun baru sadar bahwa Gerald memangg
apain jemput? Kan aku b
uk Rick. " Yah sudah, nggak papa. Papa cuma
yang bakal terjadi selanjutnya. Melihat ekspresiku, Papa langs
ambil senyum terpaksa
an anggukan dan senyum s