The Secret Of Love
atap ke arah sahabatnya. Matanya mendelik kaget, sem
sih? Heboh b
ambil memutar kedua bola matanya malas.
gan itu. Sementara Liana hanya pasang wajah datar tanpa ekspre
ensupport dirinya sendiri. "Tenang, Li? Tenang..., kalau ada oran
oleh ke arah pria itu singkat. Hal serupa juga dilakukan Ari. Alhasil,
ambil melirik sekilas ke arah sahabatnya. Dia me
an berhasil?" Tanya
na tau berhasil apa enggak." Ucapnya s
Jantungnya seketika berdebar dengan kencang. Kem
emui Ari sekarang. Padahal jelas-jelas pria itu sedang membaca buku pelajaran Akun
elajar. Kalau Gue ganggu gimana?" Liana men
atap wajah sahabatnya kesal. "Oke! Jam istirahat. Elo eng
mandang dari jauh pun sudah membuat jantung Liana berdebar tak karuan. Senyumnya mengemba
ang sedang ia dengar
merindukannya. Oh cinta, katak
*
iswa berhamburan keluar dari ruangannya. Ada yang pergi ke kantin untuk mengisi perutnya
i belakang sekolah. Taman yang selalu digunakan mur
sana kelas sudah tampak sepi. H
arus Elo lakukan ka
bingung mendengar Rifa
fa. "Biar inisialnya sama kayak Ari, jadinya Rian. Ari dan Ana. Hahaha
ya yang terus tertawa. Alisnya berkerut den
akin membuatnya kesal. Sampai Liana harus menggeber meja sambil beranjak da
batnya masih memanggil dengan sebutan baru itu. "Elo mau ke mana?" Teriak Rifa
at, setelah teriakanny
mau nemuin Ari?"
dengan jantung yang terus memompa darahnya dengan cepat, ta
di bawah pohon mangga. Matanya fokus menatap sebuah benda yang sedang dipegang Ar
rkerut memikirkan hal itu. Saat yang bersamaan, sese
idak tumpah. Gadis itu menengok ke belakang. "Sialan!" Umpatnya kesal
sekarang berhadapan meski tak dekat. "Elo kok tiba-tiba muncul di situ?" Tanyanya penasaran dengan kedua alis te
k tadi dipegangnya hampir jatuh karena gemetar. "Gue mau kasih ini b
enatap sekilas kotak makan berwarna biru muda
Bibirnya sedikit menganga keheranan. "Ya enggaklah, R
dah makan, gih!" Perintah l
otak makan itu di depan Ari. "Kenapa?" Tanya Liana ketika Ari tak kun
ecil. Meski sambil menundukkan kepala, tapi L
gitu saja meninggalkan tempat. Namun, baru selangkah dia
dis itu langsung menghentikan langkah d
an Ari mendekati Liana sambil tangannya
ue belum makan. Thank'
lutnya. Dia terus menatap sosok Ari yang kembali duduk bers
, dia menatap Liana sambil berkata, "Elo ngapa
m..
ya lalu berkata, "Duduk sini!" Perintahnya cepat. Dia lantas members
menatapnya tanpa berkedip. Tubuhnya terasa dilambungkan ke a
sam