icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Penolakan Sang Luna: Hancurnya Hati Alpha Vincent

Bab 3 

Jumlah Kata:1025    |    Dirilis Pada: Hari ini17:05

ia

n itu su

sannya sudah kuremas menjadi bola kertas tak berbentuk dan kulemparkan ke dalam

pan cermin retak di kam

rhana-benda yang pernah Vincent tempa dengan tangannya sendiri untukku saat dia masih remaja. Itu te

h janji abadi. Sekarang, aku tahu

mparkan cincin itu ke dalam lida

merah, melepuh, lalu menghit

dah selesai," bisikku pada bayangan

ama mengering untuk pria yang bahkan tidak

. Aku menghafal nama-nama tetua, memetakan jalur perdagangan, dan meresapi sejarah mereka. Aku memper

k membiarkanku pe

a-tiba bergema, menghantam tengkorakku dan memaksak

Aku tidak punya pilihan selain menyer

an jas hitamnya. Di lengannya, Isabel menggelayut manja, mengenakan g

a kilatan aneh di matanya-mungkin rasa bersalah yang terpendam, atau m

itu hancur

untuk berada di sini-tiba-tiba membuat keributan. Dia mene

enepis tangannya kasa

dariku, tiba-tiba menjerit his

n dramatis dan anggun, seolah

arah. Dia buta. Dia tidak melihatku yang sedang dikepung

ahnya menggelegar pada para pengawal

an itu terjadi saat se

at. Itu adalah *Moon Amulet*, peninggalan satu-satunya da

uaraku parau menahan tangis. "Aku

enting gelas pecah. "Oh, kalung jelek itu? Vincent,

t mengangkat tangannya.

runtuh s

i depan wajahku dengan senyum mengejek. "Lihat, ba

lan

ledakan nuklir d

ah lahar panas yang meledak dar

ner Wolf*-ku melolong, bukan lolongan kesedi

njang, menembus kulit uju

pi untuk mengambil kemba

saat aku merebut kalung itu. Dar

gila!" jerit Isabel,

a Vincent menggeleg

i palu godam tak kasat mata, memaksak

r di kegelapan pe

taiku dengan

un mematikan

itu menyentuh. Rasa sakitnya membakar, menjalar hingga ke su

i dingin yang lembap,

erkarat, sayup-sayup aku men

Alpha Vincent menerima tugas 'mendidik'

m pertemuan mereka dulu sebagai bu

membeku

Mate kami... itu semua hanya senjata poli

muntah. Perutku

ali lipat lebih parah. Perak itu tidak hanya melukai kulitk

yang selama ini ter

terlihat lelah, ada keraguan yang melintas d

suaranya te

eluk pinggangnya posesif, menatapku den

ku

n sisa-sisa tenaga terakhir dari

ada apa-apanya dibandingkan

i perak itu mendesis semakin keras, memb

ta yang dulu kucintai setengah mati. Sekara

n bergema dengan kekuatan aneh yang mem

ofia Per

menyadari apa yang akan

ncent Dirgantara,

RA

benang baja yang p

sa. Vincent terhuyung ke belakang, memegangi d

tu diikuti oleh gelombang

an. Rantai perak itu meleleh seperti lilin. Pintu se

berl

aku lewat. Biarkan semuanya hangus. B

ah oleh api amarahku. Dan aku berlari kencang menuju kegel

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka