icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bukan Takdirku Mati Dalam Api

Bab 5 

Jumlah Kata:1008    |    Dirilis Pada: Hari ini14:07

Hasan

a terdengar, tegas dan dingi

anya. Tapi mendengarnya langsung dari bibirnya, setelah semua yang ia lakukan, tetap saj

ro," kata Arbi, tawanya kembali. "Kit

h pertarungan yang terjadi di dalam diri Dzaki, antara misi balas dendamnya

ih keras, seolah mencoba meyakinkan dirinya sendiri. "Aku hanya...

u mati? Setelah memberiku racun dan

nya menggoda. "Rosa yang dulunya kau anggap adik, ya

lik pintu, betapa beratnya baginya untuk mengakui itu. S

suaranya serak. "

. Segala harapan kecil yang mungkin masih tersisa di sudut terdalam hatiku, kini musnah. Aku tidak l

hnya terlihat lelah, matanya memerah. Ia berjalan ke arahku, menatapku yang pura-pura terlelap. Wajahny

tu dulu adalah surga bagiku. Kini, terasa seperti api neraka ya

ju jendela, menyalakan sebatang rokok. Aku mendengar embusan napas beratnya. Asap r

h tirai. Dzaki masih di sana, membelakangiku, memandan

, tanpa menoleh. Suaranya terdeng

nya memalingkan wajah,

membacakan buku untukku. Sebuah tindakan yang aneh, mengingat aku tahu ia mencoba membunuhku. Aku mengikuti p

Rosa. Ia pasti sedang menenangkan Rosa. Aku ingat bagaimana dulu, ia juga sering melakukan hal yang sama. Mengambil telepon di luar, berbicara

dari sandiwara. Menunggu aku pulih, lalu entah apa lagi yang akan ia lakukan.

rambut hitam legam dan mata yang ramah. Ia tersenyum padaku.

enangkap rona merah di p

baru?"

di sini. Dokter utama Anda sedang cuti, jadi

eluarkan selembar kertas dari sakunya. "Maaf, Nona Gita. Tapi... bisakah

menolak. Tapi kemudian, sebuah ide melintas di benakk

tersenyum tipis.

ngan cepat menyerahkan pons

ri di sana, matanya tajam, rahangnya mengeras. I

n?" tanyanya, suaran

jak kaget. "Maaf, Tuan

ndekati pasienku lagi, aku akan memastikan kau t

af berkali-kali, lalu bergegas keluar dari kamar

"Apa-apaan tadi itu?" tanyanya, suaranya masih

kosong. "Ada apa denganmu, D

gin ada pria lain me

yang kau inginkan? Agar aku hancur dan ke

ahu bagaimana menjawabnya. Aku tahu ia sedang berjuang dengan dirinya s

akan lagi menja

ungkin. "Kau bilang ingin mencampakkanku, tapi kau tidak ingi

a menatapnya balik, tanpa emosi. Aku tidak akan memberin

pi kata-katanya terceka

edang berjuang. Tapi aku tidak akan lagi memberinya ruang. Ini

g. Aku harus memanfaatkannya. Memanfaatka

kataku, memotong ucapanny

ya masih campur aduk. "

pis. "Atau mungkin, kau ingin menjadi asisten prib

urna. Aku telah menjatuhkan umpan. Seka

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka