icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Bukan Takdirku Mati Dalam Api

Bab 4 

Jumlah Kata:1234    |    Dirilis Pada: Hari ini14:07

Hasan

ncana kematiannya sendiri. Ini bukan lagi permainan. In

di grup itu dihapus. "Sial! Siapa yang memasukkan Gita ke grup

tap layar ponsel, setiap kata menusuk lebih dalam dari pisau manapun. Bukan hanya mereka men

ncana mereka bukan hanya mencampakkanku, tapi menghabisiku sepenuhnya. Ia ingin aku mat

di layar, di antara pesan-pesan mengerikan yang baru saja kubaca. Aku menatapny

ab, suaraku tercekat d

amar rumah sakit?" Suaranya terdengar cemas,

berusaha agar suaraku tidak bergetar

mematikan. Lalu, suaranya kembali, sedikit lebih tegang.

lam," jawabku, suaraku dat

nya yang berat. "Aku... aku akan segera ke s

ahnya. Tidak ingin menghirup udara yang sama dengannya.

t pesan-pesan itu?" Suaranya terdengar panik sekarang. Panik

elihatnya," aku berbohong, berusaha terd

ya, jangan pedulikan kalau ada pesan aneh-aneh. Itu pasti

nuhku, kini berjanji akan melindungiku. Aku tidak bisa menahan

gakhiri panggilan. Aku tidak ingin men

akan sisa-sisa kelemahan di tub

Dzaki, tapi dari sebuah nomor tak dikenal. Sebuah mobil van hitam berhenti mendadak di

u aneh dibekapkan ke hidungku. Penglihatanku kabur. Dunia berputar.

Bau apek dan lembap memenuhi indra penciumanku. Mataku berusaha beradaptasi

gun," sebuah suara kasar te

"Siapa kalian? Apa y

m. "Kami hanya ingin sedikit bersenang-senang, Nona. Dzaki tidak lagi pedul

u tidak akan membiarkan mereka menyentuhku. Aku tidak akan membiarkan ini terjadi. Aku meronta le

terasa berdengung, darah menetes dari sudut bibirku. Air mat

obrak. Keras sekali. Bayan

, wajahnya penuh amarah. Matanya menyala-nyala. "Apa y

t. Mereka tidak menya

rkan beberapa lembar uang ke arah mereka. "Ambil ua

il uang itu dan melarikan diri. Dzaki berjalan mendek

ku dipenuhi ketakutan. Ketakutan akan dirinya, akan sem

n sedikit kesedihan. Tapi aku tidak peduli. Aku

limuti. Aku pingsan lagi, kali ini bu

Dzaki di sampingku. Tapi aku mendengar suara-suara. Suara Dzaki

na ini, Arbi?" Suara Dzaki terdengar marah. "

dari grup chat. Dalang di b

dari rencana kita, kau lupa? Membuatnya menderita,

eman dan mencoba... mencoba menjijikkan seperti itu!"

u tidak pernah peduli sebelumnya. Kau hanya ingin membalas dendam untuk

ranya terdengar lagi, lebih pelan, sep

ngejek. "Dzaki Rafsanjani, si playboy yang dingin, jat

ab. Aku mendengar

mengakui perasaannya. Perasaan apa? Cint

arena sakit. Suatu perasaan dingin yang lain

k, suaranya dipenuhi frustrasi. "Aku hanya... aku

serah kau saja, bro. Ta

bingung, berjuang dengan perasaannya sendiri. Namun, bah

hatku. Sebelum ia melihat bahwa aku telah mendengar semuanya. Kebingunga

embiarkan ia mem

ainya?" Arbi bertanya lagi, s

ngan p

mungkin, ia akan menjawab dengan keboho

sudah bulat. Aku tidak akan lagi menjadi gadis yang naif dan bo

a terdengar, tegas dan dingi

n setelah semua yang aku dengar. Ta

mereka membuat rencana lain untuk membunuhku. Aku akan pergi

ai sudah tiba. Langit yang gelap

g. Dan mereka semu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka