Elena
rasa Rizki sudah berjalan dengan Elena bebe
n sebuah kenyamanan dalam ber
i, Rizki mengajak Elena ke tempat yang b
Kenapa har
ya merinding. Tak bisa ia membayangkan kemarahan Mami jika
!" Rizki membuka leb
a sangka sebelumnya, masih ada lelaki yang mau meleb
ain saat itu. Ia menjulurkan tangannya mer
uju sebuah ruangan yang paling di angga
Riz
a l
Elena m
aku t
ang sebelum jarum jam menunjuk angka 8." Jelas Rizk
n Rizki. Bersembunyi di belakang ketiak Rizki,
gan sendirinya. Pemilik ruangan seolah s
Prok
tan bertepuk tangan seolah
ernada santai. Tapi jangan di kira, di balik kesantaia
u tahu ini bukan waktunya main-main? Sekali lagi kamu keluar tanpa izin dariku, maka bukan bapak kamu sa
u mami! Lepaskan!" Ele
ak pernah tega jika melihat seorang
ena sedang
menolong, tapi begitu sulitnya. Kar
melon saya dengan gratisa
ia maksud a
dang-gadang sebag
dikit be
alaupun ada yang salah,
jadi pahlawa
ekhawatirannya dengan t
u mau jika aku ingin memiliki Elena seutuhnya?" Serogoh
kan Elena, melainkan itulah cara d
lah Elena memberikan uangnya lagi, itu sudah sanga
i arti bahwa Rizki terpikat
h ia harus bahagia? Atau sedih? Sung
ngan, dan itu tak menjadikan Elena Syok. Tapi sisi lain, ia masih ra
bergetar. Tangan kirinya menggendong
berjalan melingkari tubuh
Rizki hanya diam terpaku be
inginkan dengan seenaknya saja, Elena tambang emas kami. Sekali menginjakan kaki di si
arapkan semua akan selesai dengan mudah
selalu memiliki kesempatan untuk mendapatkan apa yang
ak kuasa mendengar keputus
an tubuhnya berjalan lirih menjauh ke arah pintu,
mpu membayangkan bagaimana murkanya Ma
h setelah banyak menggantu
kedipan mata sayu yang mengu
setelah melihat kedipan kelopak
di agungkan Mami
menang, mena
ahwa suatu saat nanti dewi fortun
upuk matanya, Barulah Mami mela
baknya hingga Elena mendo
a pusing tujuh keliling, mungkin ia sudah kebal menerima kelakuan Mami yang sanga
tuk bekerja malam ini!" Gertak
noyor kepala Elena, da
ar apa lagi yang akan di lakukan Mami kepadany
di puncak dimana dirinya sudah jij
elakukan apa lagi unt
ng terisi kamar-kamar para wanita
gkah kriminal, tangannya ingin saja menggorok leher pa
a sebatas pik
ih, menjaga perutnya saja ia
tuk menjadi seorang ibu, tapi ibu yang seperti apa da
seorang pembohong akan di jodohkan dengan pembohong juga, dan seorang penzina be
imana den