Elena
. Elena sangat bersyukur tidak
darah segar malam ini. Televisi LCD, dan handphone menjadi f
ang sudah mulai pagi, Elena masih memakai atributnya bekas semalam. Duduk depan meja riasnya, E
mengubur kembali uang itu kedalam amplop, dan
ki untuk di persuntingnya saja itu sudah cukup. Terlebih, Elena tidak bisa menerima uang tanpa ia bekerja terlebih da
sekali menutup telinganya, bertingkah survive
enarik nafas lega, dan tanganya menggantung ke atas sambil
Membuka banyak pesan yang sudah hampir tiga hari tertim
di semua itu gara-gara lamaran dari Rizki semalam. Ia merasa tak perlu mendap
terbuka perlaha hingga tak terdenga
, dan tergelak tawa membaca celotehan banyak temannya di balik inbox handph
i balik pintu itu mengejutkan Elena di ranjangn
ke sini?" Elena yang
gugup seperti itu," Sanggah Verr
t, Tuan! Apa kata Mami jika dia
t! Mami sedang
buah
bangka itu pasti bisa tutup mulut," Serg
ena semakin ketakutan. Jelas dia sang
mulai akan datang, saat semua penghuni rumah bertingkat itu sudah sepi.
." Bisikan Verrel sebelum tragedi kabu
menidurinya selama ini. Tapi percaya diri Verrel sangat menonjol, setiap malam han
kukannya lagi! Aku lelah!" T
ingin menengok anakku sa
ganteng Tuan Verrel bisa
utannya sudah sangat ada di puncak, sampai ia hanya bisa memejamkan mata. Ketika jarak itu sem
i dasar perut, mendengar aktivitas dala
*
ah bangun lebih dulu
ang. Walau dia memiliki beberapa pembantu rumah tangga di istananya, tapi Ma
h satu pembantunya. Tangannya sibuk merapikan makanan d
kejanggalan yang terjadi semalam tentang aroma wewangi
Rizki melihat semua hasil karyanya dari
n sayang?" S
t. Sebelum menyentuh makanan yang di sediakan, Rizki langsung
kamu memang istri i
tapi ada perasaan tersembungi di
manja
kemesraan suami istri itu, sudah kaya
u mereka yang sudah di anggap seperti keluarga sendiri. Dengan cara mengintip,
hir
Y
menghentikan tangannya yang sibuk men
bangkunya denga
r
kan dasi yang terlihat mir
Bukan cinta lagi yag tumbuh di sini, tapi sayang yang sulit untuk aku ungkap l
kasih
linya, Rizki seperti tak
he
radu senyuman. Rizki dan Mahira tahu kekonyolan dari para pembantun
kaikan jas kantoran milik
hira masih membantu Rizki membawakan tas berisi
i atas kepala berambut halus itu. Ia berjanji dengan fasih,
dari mahira selain dia pulang
a terpaku sejenak melihat isi handphonenya set
Elena bertemu dengan Pak rizki?"
ahira tak mau pulang telat,
ambu