Pawang Hati
bandingkan ak
lah.. cob
sandingkan ak
lah.. liha
jadi pe
unjuk performanya di sebuah panggung kecil itu, mereka menanami grup yaitu "KepriBand" yang digawangi oleh empat orang cowok kece, termasuk s
tangan silih berganti dan ikut menonton sambil bernyanyi bersama. Salah satunya Shaina, yang semula dit
ntap sampai badannya miring-miring disertai sebelah kaki terangkat menginjak sound di depannya. Begitu pula pemegang drum, sesekali melemp
ih aku.. bukan
ena aku.. yang p
ih aku.. bukan
ena aku.. terbai
m lebar sepanjang menit KepriBand beraksi. Bersama Dera yang amat m
AKU PADAMU!!!
agu keras-keras sampai tiba di detik terakhir musik selesai. Empat cowok itu membungkukkan punggung bersama di depan pangg
aling bertos-ria satu sama lain. Langkah mereka terhenti di hadapan Shaina dan Dera yang tersenyum kikuk l
o penampilan kita tadi gimana?" ta
Dera sudah lebih dulu menyambar sambil mengacungkan
s kak." pu
mereka mengobrol lebih banyak, Jafar langsung menarik Shaina keluar dari gedung itu setelah sebelumnya sempa
ridor Shaina terus saja diseret-sere
seraya melepaskan cekalan Jafar pada lengannya yang a
sah bawel lo tuh
guin si
gelap. Setelah mengantar Shaina masuk, Jafar memberi interuksi supaya Shaina diam sebentar disana dan tidak pergi kemana-man
dikunci dari luar. Dipukulnya keras-keras daun pintu itu
ng laba-laba, lantai berdebu, dan hawa pengap. Shaina memilih untuk singgah di dekat jendela, dimana kacanya sudah retak dan ga
rsahut-sahutan tapi hanya sebentar. Disusul derap langkah seseorang, Shaina mengerjap mendapati bayangan tubuh jangkung yang mulai mendekat p
ak menghampirinya. "lo diseret kesi
disuruh ber
a bergetar dalam sakunya, dan ia mendapatkan sebuah
ati waktu PDKT
isi, sampai-sampai Shaka harus dikurung bersama Shaina di dalam gudang itu. Belum lagi al
gak mudeng bahasa Korea serius deh." Shaina mengungk
angat singkat. Shaka lalu melipat tan
t berbicara. Tapi, Shaina paling tidak betah berada dalam diam. Hingga satu ide melintas, Shaina tersenyum lebar sembari menjent
Shaka tampak
li aja ayo
ak
itu. Tapi ia tidak mau disangka bar-bar. Shaina menghela napas jengah dan ikut menyender di samping Shaka sem
andar ke arah mat
Shaka. Dan benar saja, Shaina tengah bersenandung kecil dengan segena
ngnya malam saat
gai cara agar ki
kisah ini hanya ka
dak selaras dengan hati. Akibatnya lengan Shaka menda
ra setiap ada lomba paduan suara di SMP! Mungkin kuping lo aja kali yang agak bermasal
ke arahnya. Sontak Shaina memeluk Shaka erat-erat sembari menjerit histeris dan heboh sendiri. Sekejap
SHAKAAA!!!! A
l itu, dia taku
u di ka
A!!! BURUAN US
ikusnya u
haka dan melihat ke bawah kaki dengan takut-takut. Ternyata tikusnya sudah pergi, Shaina
Ngerti?" ujarnya penuh penekanan. Di
canggung. Shaka menetralisir degupan jantungnya yang
terbirit-birit menuju ke pintu keluar. Berulang kali sudah Shaka menekan gagang pintu dan mencoba mendobr
APUN DI LUAR B
orokannya serak, hasilnya masih nihi
" gumam S
ni?" tanya Shaina dengan sisa-sisa s
ruskan kaki lalu mengibas-kibaskan telapak tangan di depan wajah seperti halnya ikan yang dilepas ke daratan, Shaina menghiru
hanya menyandarkan belakang kepala, diam, dan memejamkan matanya. Wajah tampan i
isekap disini itu sebenernya karena elo." ucapan Shaina mengusik ke
arus PDKT sama lo. Terus, yang kaya gini namanya PDKT? Dimana-mana ya, cowok kalo deketin cewek itu dimani
dengan Shaka. Dan Shaka paham itu tapi ia tak berbuat banyak selain tersenyum miring dan menikmati setia
anya terjatuh