Pawang Hati
mpurna, tapi Shaina tak menemukan bayangan apa-apa di depannya. Suasana di sekeliling benar-benar gelap tanpa seberkas cah
r di sampingnya, hingga menyentuh sebuah rahang yang keras. Shaina
jebak di gudang!!!" Shaina mereng
el dalam saku baju seragam. Pukul 19.30, persis. Shaka terbelalak melihat angka jam di lay
rus mengomel hingga terdengar suara berisik gludak-gluduk yang cukup keras pada bangku-bangku usang di pojo
bukan apa-ap
???!!! Kyaaaaaa!
berdiri, tapi Shaina masih mencengkram erat lengannya ketakutan. Sungguh merepotkan, Shaka hanya mengumpat dalam hati dan m
uan, gue takut dis
ar derap langkah kaki seseorang beserta siulan-siulan ringan, Shaka mengisyaratkan Shaina untuk diam dan menajamkan pend
edor-gedor pintu sekencang mung
sah-payah menahan dinginnya angin malam dengan memeluk lengannya sendiri sepanjang jalan. Belum lagi perut melilit kelap
a gue gak pernah pulang telat kaya gini. Gak mungkin juga kan gue bilang kita dikurung ama Jafar di gudang
alam hati kesal dan memaki Jafar
erempatan dep
H
haina mau tak mau harus memeluknya. Dalam sehari ini, entah sudah berapa kali Shaina melakukan itu. Tak da
ka sibuk membaca koran di kursi kayu sesekali menyesap teh manis. Hari sudah malam tapi Shaina belum p
aina belum pulang. Kalo terjadi apa-apa sama dia gimana?" tanya Kanaya s
alas Andika santai. Sehati dengan anak perjakanya, Naufal tampak asik mengotak-atik po
i jalan gimana! Dirampok diculik sama orang-orang sindikat ISIS! Terus diperdagangkan! T
a, akhirnya sebuah motor datang dan masuk ke halaman rumah Itu. Andika menutup koran bersamaan Nau
hawatir sama kamu!" Kanaya langsung memeluk anak p
embenarkan letak kaca mata Andika mengarahkan telunjuk kepada Shaka. "terus ini siapa? Kenapa bisa sama laki-laki? Berani
ecil udah pacara
an!" Shaina me
maaf, om, ta
lu unyu gue gak suka." Naufal meralat ucapan Shaka den
semacam penelitian ilmiah begitu, banyak yang harus dikerjakan dari melakukan eksperimen sampai membuat laporan. Saya salah kar
as sambil menatap tajam Naufal. "Ng
Shaina. Jangan percaya anak jaman sekarang pergaulannya bebas, bisa aja
usah ngarang yang engga-engga! Fitn
dika. "Itu sebagai buktinya, om, saya harap om tidak menghukum Shaina. Kalau memang ada yang harus bertanggung jawab, mungki
ari pada Naufal yang hanya tau prov
bih lanjut, Shaina mengunci pintu kamar dan tepar di tempat tidur untuk melepas penat. Tapi sayang matanya
s dan mengetikkan sebaris pesan sing
makasih ya, t
haina menda
ka
sa agak pan
a :
finisi pdkt menu
: mk
a : l
ka
dari pertama masuk sekolah cuma lo murid sombong dan
a : *
a :
ah capek ng
cuma ngetik
serah ga ped
gw ga
down to earth? m
: nyus
: pinte
ka
at banget bi
ka
ngobrol baik-b
a :
yaudah se
: bl
gimana, ngajak ribut mulu perasaan,
a :
awa lagi s
: dasa
kaya gini ga kebayang banget giman
gausa di
api gw pen
ka
alo laper
a :
ngobrol sih ka dari tadi cuma gw te
a :
ga seru d
: bl
: chat
: ga
yg di gudang tadi gw udah lancang
ka
seneng dipelu
a :
belum bobo k
a :
anco lagi ya ka
ka
oke besok
e
di luar dia cuek, tapi saat berhadapan dengan Andika tadi Shaka begitu gentle dan sopan, tak
Shaina jadi