icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rara Series - Intimate Partner

Bab 2 Rumah yang Terasa Berbeda

Jumlah Kata:2559    |    Dirilis Pada: 27/11/2025

hku tetap hangat-mungkin karena Jo duduk begitu dekat. Tangannya masih ada di vaginaku, sediki

gaja menahan diri agar tidak terlihat. Sentuhan itu tidak ke mana-m

jari Jo jadi lebih menusuk tanpa sengaja. Aku mengeluarkan suara kecil, tidak keras, tapi

mu

gangguk

. cuma

tenang. Tapi tangannya tetap di tempat yang sama, memberi ke

mau aku berh

ggeleng

ku cuma...

, bukan menggoda-le

Aku

erlahan, seolah membiarkan tubuhku menyesuaikan kehadirannya. Dari luar hampir tidak te

suaraku

in dalem... padahal ka

kenapa tawa itu membuat sel

mu lagi se

dongkan wa

aku. Itu bikin semuanya terasa lebi

nunduk

g percaya sam

ar, seolah ingin m

katany

in jarang. Rasanya seperti dunia di luar memudar, menyisakan hanya ka

enal. Kami sudah dekat dengan tujuan. Rasanya seperti dunia kecil ya

Tapi kehangatannya membuatku sulit bernapas normal. Rasanya aku hampir tenggelam dalam suasana ini- sampa

noleh

ia

ihat la

am

ah memberiku ruang. Tubuhku langsung kehilangan kehangatan itu, dan

jawab dengan suara bi

r agak berisik, mun

ke stasiun ya. Kamu ud

pas supaya ter

agi otw. Diki

kut campur. Dia tetap tenang, seper

lu mela

ini. Dia bilang ada acara di gereja. Jadi kalau kamu pulan

rsenyu

a-apa. Rara nanti

ngan lupa kunci pagar. Mama hubun

e,

tapannya terasa jelas-hangat dan membuatku susah untuk menatap ke arah lain. Beberapa detik berlalu, suasana di an

ua o

engan

berangkat. Terus... Sena pul

tapi cukup membuatku merasakan kehangatannya mengalir lagi. Suasana di dalam mobil tiba-tiba kemba

amu sen

engan

ya

sempit. Lampu-lampu melewati wajah Jo, membuat ekspresinya terlihat

temenin kamu n

cara Jo mengatakannya. Tenang. Tidak memaksa. Seolah itu

... y

ul-tipis, tapi

harus sendirian kal

a, tegang, semuanya bercampur

akasi

ubuhnya sedikit,

a. Dari tadi...

ursi belakang ini justru semakin intens-bukan karena sentuhan... tapi karena kata-kata

. Lampu-lampu jalan dari kejauhan membuat kabin mobil remang, tapi

rambutku yang jat

a pelan, "si

an, dia mengumpulkannya ke belakang, seperti sedang menata rambut seseorang yang benar-benar ia

bisikku, lebih ma

rsenyu

di balik rambutmu. Kamu cantik

Rasanya lebih terbuka daripada biasanya, tapi aku hanya bisa diam. A

r, ya. Tunai. Tujuh

ung menol

Kenapa

ahu sambil ters

kit buat pe

ormal setelah semua yang terjadi sepanjang perjalanan. Dengan napas yang masih belum stabil, aku

noleh le

ak, suda

AC tadi. Dengan rambut tertarik ke belakang dan pakaian ketat yang k

epan sambil membawa uang

liannya nggak perlu

. Supir itu menatapku sebentar. Tatapannya bukan menilai, tapi jel

h, Mbak... cantik

panas s

. makas

kan sambil t

untung ya, punya cew

kecil, pipik

.. buk

l sendiri. Driv

n muda, ya kan? Asik banget masih

in malu. Dia menerima ua

i. Malem-malem gini ditemenin pac

eh ke Jo yang berd

m Minggu. Enak banget bisa berduaan

pi jelas membuatku makin p

iya, Pak.

gku dengan alis terangkat-jelas ia mendengar sebagian. Begitu aku kembal

beruntung,

p wajah de

angan ul

ukan mengejek, hany

sama Bapaknya,

ntung? Bisa nemenin ka

i-bukan hanya malu, tapi

nya serius tapi ter

'. Jadi tugas aku malam ini ya... nemenin cewek cantik yang

ia maksud bukan sekadar menemani. Aku sudah bisa menangkap maksudnya bahkan sebelum dia menyelesaikan ka

erjalanan tadi terasa semakin nyata. Aku meraih gembok pagar dengan tangan yang masih sedikit gemetar. Jo berdiri di samp

e teras yang tak kalah hening. Jantungku masih belum stabil ketika aku berhenti tepat di depan pintu rumah. Jo berdiri di sisi ki

epan pintu rumah-sunyi, hanya diter

R

noleh

ang Sena pulan

engan

ya

seperti sedang mempertimbangka

anyain dia pula

rkedip

Seka

jawab J

m berapa. Supaya kita bisa ngatu

kan memaksa-lebih seperti mema

sebentar, lal

k.

t aku mulai mencari kontak Sena, J

linga, mencoba fokus pada nada sambungan. Angin malam terasa menipis ketika Jo menyentuhku dar

a Sena muncu

. pulang jam b

marinya mengelus perlahan, membuatku tersipu. Aku ber

jam 11, Mbak Ra,

anitia. Masih harus beresin temp

. oke." suaraku

pir menyentuh pundakku. Lengan kirinya melingkar ringan ke de

enapa? Napasmu a

ik. Jo tersenyum kecil di belakangku-aku tak melihatnya, tapi

cuma capek,"

t ke sisi kepalaku, dan aku langsu

pa Mbak? Per

pa. Cuma nanya. Kamu hati-h

rlu bilang ya. Mbak k

kan. Aku cuma c

kabarin kalau u

asih saja memelukku dari belakang, bahkan tak mencoba melepaskan.

adi. Dia pikir aku ada pe

amping dengan ekspresi po

edengarannya... be

ara-gara kamu, Jo," bi

gkan pelukannya-masih lembut, tapi

rendah, hangat d

ulang j

ngangguk pelan, dagunya

il sebelum melanjutkan dengan nad

irian samp

gangguk

ya

suaranya sedik

u git

bih dekat lagi,

mu. Sampai sebe

langsung

gilku dengan

as. Takut ada

g, matanya masih penuh ke

i dalam enggak a

bibir, wajahku

egitu ma

pelukannya satu detik sebelum melepaskannya perlahan-cukup

atanya

mau... buk

t sekaligus. Jantungku berdegup tidak karuan. Dan ketika pintunya terbuka pelan, aku tahu sa

tku merasa aman-ruang tamu yang rapi, dinding putih, sofa abu-abu yang selalu jadi tempat kami

pi tegas-dan sebelum aku sempat berpikir, lengannya melingkari pinggangku dari belakang-seolah dia su

, hampir seperti bisika

enciumku- bukan yang terburu-buru, tapi cukup lama dan cukup dalam untuk membuat lutut

si yang sulit kuhindari. Hangat, fokus, dan penuh sesuatu ya

sudah tidak terasa sama. Selama ini rumahku selalu terasa "aman"-tempat yang tidak ada u

n itu masuk. Dengan Jo. Dengan apa yang mungkin terjadi ma

, campur malu, campur perasaan baru yang membuat dadaku terasa sempit sekaligus hangat. Jo mengan

Setelah itu, tangannya bergerak ke bahuku dan dengan gerakan perlahan, dia membalik tubuhku agar ak

ya, Jo akhirnya bertanya deng

tapi matanya tajam, seper

nelan

rasanya beda

Ia mendekat,

rik napa

arena kamu ada di sini. Dan-

senyum mengejek. Senyum yang me

mau, aku bisa perg

ng menggel

nga

raknya nyaris membua

ke

ggangku pelan, gerakann

n aja rumah ini punya

yakin-tapi tetap terkendali, tidak berlebihan. Hanya c

h udara yang lebih berat dan hangat. Dan untuk pertama kalinya se

i sama kamu," bis

g bakal ganggu

mulai malam ini, rumah ini akan terasa berbeda-dengan kenangan yang begitu intens antar

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka