TEROR ASOKA
o tetapi saat ini ada yang lebih penting daripada berkumpul dengan ketig
jak datang tapi kini motor merah tersebut menghilang. Tidak ada jejaknya sama sekali padahal Erni memarkirkan di parkiran yang masih beralaskan tanah dan selalu di situ, di bawah
dia pun mengedarkan pandangan ke sekeliling yang mulai
a hati ingin berbalik menuju para sahabat yang pasti tidak akan sungkan
or toilet dan segera menghampi
a legalisir supaya bisa mencari pekerjaan. Pekerjaan lamanya terpaksa dia hentikan karena sang bunda yang sakit-sakitan. S
? Kenapa masih di sin
an menghela napas panjang. Sungguh malas
eraya mencengkram lengan kiri
Apa kamu tidak lihat," balas Erni sengit, kek
busuk gitu aja dicari. Bukannya ka
idak yang tahu tentang keadaan keluarganya, bahkan para saha
dak lah penting. Kamu, lagi butuh uang ban
an mengendap sekaligus rasa penasaran bagaimana b
mbantumu, 20
nya. Erni sebetulnya tidak yakin jika Eriska memiliki uang
lama-lama. Cepat j
ni sangat yakin ada sesuatu y
Kamu nggak tanya dulu aku
isa berbuat semaumu. Melarangku dekat, padahal kami sudah bersahabat sejak sekolah,
embali tersenyum dengan mimik wajah angkuh, me
pa maumu sebenarnya. Jika hanya dengan alasan itu saja aku tidak a
soka hanya milikku, kamu harus paham
takan bagaimana caranya kamu akan membant
"Kamu nggak perlu tahu, yang terpenting kam
u .
sebe
uang makan Flamboyan, Erni segera melepas clemek dan meraih jak
or yang diketahui milik
ke rumah sakit. Ce
bu
, tadi jatuh di k
ak, ma
3 ruang pribadi untuk menemui sang bos. "Pak saya harus ke
rdiri dan berjalan ke meja kasir membuka lac
sa menghitung lembar demi lembar dalam genggaman sang
jual barang lainnya yang ada di rumah. Dia sadar kemalangan malam ini yang menimpa sang bunda akan berakibat fatal. Perasaan tidak enak lebih dari biasanya mendera dan bercokol semakin hebat
duluan. Aku nggak mau ada yang berhutang lagi atau kamu bisa membayar
h mulai perih menahan tangis dan kecewa pada bosnya itu. Bisa-bisanya pria itu masih berpikir bisa melecehk
sa. Anggap saja saya sedekah bua
dirinya yan paling berharga hanya untuk pria terkasih, belahan jiw
kamu mau keluar begitu saja, kamu baru kerja 3 bulan di s
erharap Erni akan mendesak tentang uang tersebut dan pada akhirnya menerima penawarannya. Tidak dipungkiri jika dirinya tertarik dengan Erni yang muda dan molek. Dadanya yang mo
sampai sang bos keluar dari balik meja kerjanya. Erni segera berbalik badan dan berlari kelua
i rawat. Kebetulan jaraknya tidak sampai 2 km dari tempat kerjanya. Erni menyeka keringat yang mengucur di malam y
ono dan sang istri berada di bangku tunggu. "Pak, Bu ... ba
riksa," jaw
Bukannya Witun seharusnya suda
mi-istri tersebut. "Erni belum ada uang, Bu. Waktu ini
ran Sungai begitu. Apalagi kalau hujan
ak, saya
gi, Ni. Nggak sengsara
uk bekerja di luar kota tidak pernah kembali lagi sejak 10 tahun yang lalu. Erni ditinggalkan hanya berdua dengan san
orang Perawat muncul dari b
menoleh dan bergegas menemui sang perawat.
kter akan menje
dan setelah keduanya mengangguk dia
ng sudah mengidap penyakit jantung sejak sang ayah tidak pernah terdengar
Erni begitu pantatnya menyentuh bantal
ioperasi. Kita sudah tidak bisa menunda lagi. Kalau sampai jatuh pingsan lagi tanpa ada yang mengetah
an menunduk ser
r Ibnu. "Apa kamu ngg
nggak ka
nyawa ibumu, loh. Memangnya kamu n
ggak tahu lagi harus bagaimana. Rumah juga belum laku-laku. Barang-barang juga nggak ada
mana caranya kamu harus bisa dapat j
si tunggu. Sementara kedua tetangganya yang lain kini mengi
h juta tetapi dengan uang segitu tentu saja tidak bisa menutup semua biaya perawatan dan operas
g-orang berlalu-lalang kemudian mendongak begitu melihat ada sepasang kak
an kursi besi dingin itu. Dia menatap penuh tanda tanya pada pria tampan beram
anya karena pria itu
gung," ujar pria itu yang kini duduk di ku
bingung dan susah kalau
apa yang menganggumu sampai terdiam di
ang bunda. Erni menatap lekat sang pria asing itu, ada keraguan di dalam hati untuk mengutarakan masalahnya. Tentu saja tidak mudah bukan, apalag
lebar kali ini. "Aku bi
bukan kelegaan yang dirasakannya tetapi waspada. Dia yang tadi hampir saja mendapat pelecehan dari sang bos kini malah di
ong. Dia pasti akan men
mau?" tanya pria
imbal
kan tangannya. "Oh ya, kenalan
ng ditemui di IGD berdiri di belakang Eris
yang dipanggil Setya itu bergantian da
alau ibumu di rumah sakit," uj
tu mencari kebenaran
aya begitu saja. "Bagaim
alau kami saling cerita. Apalagi meli
i, rupanya. Hanya karena keinginan untuknya menjauhi Asoka. Meski terdengar terlalu berlebiha
rmu ke rumah sakit hari ini," ujar Eriska dengan wajah ceria se
tertera di layar. Dia tahu, tak bisa menunda mengambil keputusan untuk sang bunda. Lagi pula me
h helm hitam mengkilap k
dengan perasaan tidak rela dan resah ka
tu juga kamu bisa beli m
da di depan Erni. "Ayo naik, aku yang akan member
Sejujurnya Erni merasa syarat yang diberikan oleh Eriska dan uang sebanyak itu sebagai imbalan memang terlalu berlebihan tetapi saat ini Ern
manggil Erni yang melamun menata
sedikit terhuyung mendekati
mu dapat uang
Erni pi
na bisa cepat? Bukanny
n Erni ya
erepotkan orang lain. Nanti kamu dikira memanfaatkan keluarga
hu. Tapi benar kok, uang operasi
dapat? Jangan bilan
eritahu sang bunda sementara memang apa yang terjadi terlalu lebai menurut diriny
mana,
Bu. It
cul Setya di depan ambang pintu. Seketika
p Nyonya Witun