MENOLAK NAFKAH BATIN
Pr
in deras dan otakku berpikir keras. Bagaimana bila dia mengadu ke atasan di kampus kalau aku selingkuh, aku akan dipecat dan Vania menceraikan ku. Dia
bulan aku berpuasa darinya, ketika usia kandungan sembilan bulan aku memberanikan diri mengambil jatah batinku. Namun aku merasa tak berselera. Perut, leher, ketiak dan masih banyak lagi dari tubuh istriku berwarna hitam. Aku suruh dia membersihkan, namun dia berkilah itu bawaan bayi dan hor
is mata tebal, yang membuatku suka bila dia tersenyum lesung pipinya menghanyutkan ku mirip artis bollywood. Belum lagi
a Fakultas Teknik di universitas yang mencetak guru terbaik di kota kami. Sua
ang dulu tugas ya
tunduk, darahku kian berdesir.
li. Aku merasa berbunga seperti jatuh cinta pada Marsya yang menarik dan berkulit putih. Tidak sepe
an makan bersamanya layaknya orang pacaran. Dia sama sekali tak menolak bahkan merasa nyaman. Aku bagai hidup kembali mencintai wanita yang lebih muda tiga belas tahun dariku. Marsya mas
bahagiaan, kini dia harus membuktikan cintanya padaku dengan melayaniku. Dia sama sekali tak menolak dan dia bercerita kisah masa lalunya dengan kekas
a dan lain-lain. Marsya ingin belanja dan borong, dia merengek padaku. Aku sudah cukup lama bersamanya jadi ku turuti maunya dan melupakan
sehingga aku berbohong. Kuharap keadaan membaik namun sepertinya Vania marah besar. Dia sudah mulai curiga namu
dah selesai mandi. Aku sengaja tidak masuk karena jam kosong. Dan aku
hat Vania sudah di rumah dan
i gusar. Bagaimana bila Vania tahu semua ke busukanku menghianati nya. Aku mencoba menutupi d
ku!" kataku sengit mendatanginya, dia melotot dan dia
g, reputasi ku sebagai Dosen terbaik akan hancur. Aku be
ama tarik menarik gawai itu. Hingga ponsel itu ja
hong. Kamu masih bersama wanita itu di belakangku!" sentaknya marah, dia memukuli dadaku dan
ka aku pastikan penjara tempatmu!" hardiknya marah, nyali
paham," dustaku padanya, aku tak akan mengakui persel
tu, berikan itu padaku. Aku mau lihat perbuatan tercela kamu
n kasar kutarik tubuhnya. Kuambil palu dan ku pecahkan gawaiku
ata tak terima saat ga
steris. Tangannya sudah kulepaskan dan aku
ania." Aku berusaha membuatnya tenang. Tetapi menatapku sengit, dilayangkan
l
gis menat
, Ha!" bentakku marah, wajahnya s
mencoreng reputasi mu sendiri. A
n!" Aku memohon padanya kuambil tangannya buat dipegang, entah benar apa tidak tet
ndaftarkan p
erti itu akulah pemilik rum
nah Bap
angunnya pak
tikan kamu se
ilang dan dengan cara apa Vania membukt
kti kalau aku selingkuh," tegas k
kan kami, aku dan Vania berbegas ke depan sebelumnya
buka pintu, aku
rsy
ambu
B