icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Mendadak menjadi Istri

Bab 2 Part 2

Jumlah Kata:1360    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

ya untuk mendebat. Kini aku bagai kerbau yang telah dicocok hidungnya. Mendadak

lihat angka yang tertera di sana, tiba-tiba berkelebat di pikiranku angka yang sama, deng

terbuka. Hal yang pertama kali menarik perhatianku

i sana. Aku sungguh terbelalak menyaksikan itu. Kapan foto tersebut di ambil?

ertanyaan itu meluncur

erhenti dari perusahaan." Dia juga

um belanja, jadi bahan makanan di kulkas kosong."

mempercayai semua ini. Namun, perut yang ke

Abang mau belikan untukku?" Ah, aku harus membiasakan

akurat. Gak perlu membuang-buang waktu, kamar yang paling besar ini, bisa dipastikan kamar kami. Ih, aku bergidik sendiri

gan kamar ini. Sudah bisa dipastika

a, mataku membulat saat melihat isinya untuk pertama kali. Sebagian besar didominasi

at kubuka. Ini dia! Ada dua buah buku kecil berwarna merah dan hij

nku bergetar saat mengeja satu-persatu huruf yang tertera. Dan, lagi-lagi mataku membulat saat

kenyataan kan? Bukankah tahun depan aku akan menikah dengan Rayyan, tunanganku? Jika sekarang aku amnesia, ingatan m

a sekali. Semua pertanyaan tersebut terus berputar-putar berulang. Aku

rpegangan pada dinding. Namun, saat keluar dari kamar

*

gar samar menyapaku saat aroma minyak kayu put

. Dia lelaki yang di terminal dan namanya yang tertera dalam bu

mbil semangkuk soto dari atas nakas, men

geleng. "Aku mau pul

au tinggal seatap de

kita bertengkar jika pulang malam-malam mendadak beg

u gak mau beliau jadi terbebani. Napas berat kuhembuskan ke

idur sama Abang, tanpa mengi

Gak papa, biar Abang ti

ngkuk soto yang masih menguarkan asap dan aroma gurih.

dian. Terdengar p

g mas

status suami. Mau apa lagi si Wisnu itu ke sini? Jangan-jangan ia menagih jatah batinnya.

rusnya pintu kamarku kunci lebih dulu tadi.

asi, kering atau bahkan berkarat. Aku yang terlanjur gugup, memutuskan untuk

uduk di tepi ranjang. Aku tahu seba

menutup mulut. Bodohn

mesum. Bisa-bisanya setuju untuk tidur di ka

h paket yang kamu tinggal di ruang utama tadi.

ga. Kemudian dengan cepat

pake selimut sam

n," sa

Ya Tuhan .... Kenapa harus sedekat ini. Aku memejamkan mata

urasakan hangat tangan W

a kamu kedinginan?" ia men

bisa saja sekarang memerah, ada desir hangat di rongga dad

i apa itu

sa mencerna pertanyaan

memonyongkan bibir mengar

a aku juga penasaran. Kapan aku belanja online? Dan lebih membingung

bungkusan paket, se

akan kubayar setelah pulang seminar. Ah, ini sungguh aneh dan me

i?" Wisnu sepertinya m

ul. Ini punyaku.” K

ingin. Mau beli

isnu beranjak. Ta

?" tanya

," sa

bil menaik turunkan kedua alisnya, memberi i

ng! Aku memilih ber

rdiri mematung. Sepertinya cacing di perut

adi sore, aku melihat ada warung tenda yang menjual nasi goreng. Ia langsung

*

ali-kali benda pipih di tangannya itu berdenting, ia dengan cepat pula me

guhkan dua piring nasi goreng sambil

iliknya, memisahkan bagian kuning dan putih. Lalu, memberikan bagian putih kepunyaannya pa

tau aku gak suk

ang kamu. Udah makan gih, keburu dingin."

ku berusaha Menelusuri setiap ingatan. Mungkin saja terselip di suatu tempat, di sala

memaksakan diri untuk mengingatny

a dulu ke dokter?

sekarang ini, akhirnya saran kuangguki saran Wisnu. Dan kami

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka