icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Mendadak menjadi Istri

Mendadak menjadi Istri

Penulis: Yenie Iria
icon

Bab 1 Part 1

Jumlah Kata:1816    |    Dirilis Pada: 07/12/2021

memberi tahu tujuan bus mereka. Beberapa pedagang asonga

an ojek di sekitar sini. Jarak rumah dari terminal sebenarnya gak terlalu jauh. Tap

satu pedagang asongan mendekat d

mbil sebotol air mineral dari keranjangnya. Kemudian

narik salah satu tali tas dari belakang pundak. Saking terkejutnya, aku hampir t

ajah kami basah. Aku dan orang asing yang kini seakan beradegan dra

bretan dan copet. Tapi, apa adegan begini tidak berlebihan ia lakukan? Tapi, bisa jadi

tepat mengenai kakinya. Ia m

yang ingin kuucapkan, Pria ter

berlalu lalang sama sekal

ang to

an tas kamu." Dengan santainya lelaki itu berucap sete

h! Abang? Ia bahka

r tangannya terle

nda? Saya anak t

jidat. "Sama suami sendiri

g-ujungnya pasti duit. Atau bahkan penculik. Mendadak aku teringat tentang berita sepeka

ni komplotan dari penculik? Dan aku

Abang udah kepanasan ini nunggu dari

an aku menepisnya. Ia m

i sampai rambutnya. Si Abang lumayan ganteng juga. Suami? Tapi aku kan masih perawan? Kap

gong aja." Lagi-lagi

a jangan coba-coba menipu saya." Aki mencoba

Nipu gimana?" i

ami saya? KTP. Buku Nikah. Mana?" A

kilas kulirik berjejer tebal uang merah di sana. Masa iya yang berduit

status pernikahannya. KAWIN. Eh, benar ia sudah menikah

ya mana?" to

rumah. Mana mungkin abang bawa-bawa." Te

angkah dengan cepat. Benarka

u habis terbentur kah? Hil

lantur. Waras gak sih

target yang layak! Saya bukan orang beruang.

n ini?" kini ia yang tampak mulai kesal. At

nya. Apa benar aku amnesia? Kuketuki dahi dengan telunju

an. Jangan terpengaruh,

elasin dari tadi, kamunya malah berbelit-belit. Kamu bingung, Abang semakin b

alau gadis lain nih, pasti bakalan iya iya saja di tipu sama model yang begini. Mana bisa nolak jadi istr

i Abang tadi malah balik lagi. Kenapa l

rtinya kali ini aku harus mengerahka

menyerahkan sebu

Abang mau ke kanto

go, aku menerim

*

benar, kejadian di terminal tadi sepertinya modus penip

Bunda masih dengan celemeknya. Bel

" Aku mengacu

n media online, sesekali aku mengikuti seminar kepenulisan untuk menambah ilmu. Bunda juga memberiku kebebasan tentang ini. Meski acar

amu di terminal?" pertanyaa

a Nda?" Kusenderka

suami sendiri lupa." Bunda jug

tak waras? Seorang lelaki mendatangiku dan menyatakan bahwa ia adalah suamiku. Di rumah, Bunda juga menyebutkan nama

lajang!" teriakku m

sekarang gih. Kasihan Inu, nungguin." Bunda

i kepalaku mencari tahu kebenarannya. Ah,

pulang ke tempat suami," balasku sambil tergelak. Tawaku se

aci di samping TV. Mengambil selembar kertas,

yasar di daerah sana. Pulang sekarang,"

emohon padanya. Aku sudah seperti anak ku

mpat duduk dan mendorong tubu

rumah dengan mengela napas keras. Jujur, aku m

i saja, Bunda gak ikut-ikutan membuatku jadi setengah gila begini, aku akan lebih memilih mem

hu. Ini kenyataan atau hanya manipulasi. Dan bahkan bisa jadi aku sedang mengalami halusinasi s

bentar, menarik napas dalam-dalam, lalu melangkah gontai ke dala

perti anak ayam yang tersesat. Gak tahu jalan pulang. Ah,

rambut bergelung di hadapanku menyapa ramah d

" ketusku. Enak saja. Kerutan wajahku bel

lah tingkah. "Baik. Maaf. Ada ya

berapa?" tanyaku sambil mengetuk-n

ghubungi yang bersangkutan. Sebab kami tidak diperbol

e hadapannya. "Saya Istrin

ti sudah kulakukan. Dan sekarang, bisa jadi si resepsionis ini mencibirku dalam hati. Mana ada istri yang g

dak ada Kak," tuturnya setelah beber

lukan. kan? Kan? Kan? Argh! Tanpa berkata apa pun ak

ajah yang dari awal membuatku kesal. Kesal yang bertumpuk, hingga aku bisa

ngabari Abang? Kan bisa d

Aku menahan napas, mengumpulkan rasa dongk

ndiri kebohonganmu." Aku melempar

sigap berusaha menangkap

orang asing yang menyebalkan. Telingaku sudah cukup panas dan saat ini pasti mulai memerah menahan amarah. Aku gak m

lan, apa benar ini nama istri Bapak? Pihak ekspedisi yang menitipkannya

dan malah membatu di tempat, mungkin karena mendengar pernyataan dari resepsionis bodoh tadi. Tan

." orang yang dipanggi

kukkan tubuh. "saya resepsionis baru soalnya." Ia beralasan

mejanya. Namun, sesekali tampak matanya mengerling pada lelaki yang t

kemudian, di selipkannya rambutku ke belakang telinga. B

amu untukku Lan. Kamu sudah

in yang juga tiba-tiba merayap di tengkuk. Paket yang tadi

cam apa ini? Ump

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka