icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Rumah Kardus

Bab 4 Mama Pulang

Jumlah Kata:1408    |    Dirilis Pada: 05/12/2021

yang akan membuat mama malu, enggan, atau tidak nyaman, akan selalu dilimpahkan kepada orang lain. Dan orang lain yang paling sering kena getahnya i

ara suami Mbak Ika naik ke atas bak belakang, duduk di antara barang-barang. Dan perj

ih serta mempertimbangkan lokasi baru di mana seluruh anggota keluarga itu semuanya akan merasa nyaman untuk tinggal di tempat tersebut, lalu mengepak barang-barang bersama-sama dalam suasa

lap, kemudian langsung diberi senjata untuk berperang. Tanpa tahu strategi apa yang harus dilakukan

daran jok mobil yang bentuknya sudah tidak proporsional lagi untuk menopang kepala sepenuh

on tempat tinggal barunya itu, saat Mbak Ika membuka pintunya deng

kecil. Dengan pintu kayu bercat coklat yang sudah sedikit keropos di bagian sudut

g yang mereka bawa, yang meskipun sudah diseleksi secara ketat itu

a ke dalam kontrakan sekecil dan sekumuh ini? Ini namanya penurunan kualitas hidup. Paling tidak, di kontrakan yang lama Runi

h. Sama sekali bukan itu. Masalahnya, Runi tahu betul, seharusnya kondisi mereka

runya yang mengenaskan tersebut. "Non Runi istirahat aja dulu, deh. Duduk aja di sini, Non. Biar saya sama suami saya aja yang bersih-bersihin

g memanjang sepanjang dinding bagian depan kamar kontrakan itu. Tak peduli dengan kondisi lantai dan dindingn

kelelahan berikutnya, yang seharusnya bisa saja dihindari seandainya mama dapat bersikap lebih bijaksana dan mau menjalin komu

orang dengan lembut. Runi membuka matanya yang terasa lengket, dan me

ngsung dimakan ya, Non, mumpung masih panas. Mudah-mudahan sih rasanya enak." Mbak Ika membungkuk di at

lamun menerawang. "Buat Mbak Ika dan suami Mbak, mana?" tanya Runi tepat pada saat suami Mbak Ika me

i di rumah." Suami Mbak Ika yang

Mbak, buburnya. Ya udah kalau git

" jawab suami istri

dirinya. Yah, selama beberapa tahun kenal dengan keluarga Runi, tentu Mbak Ika tahu persis

ibukkan diri bersama suaminya, melanjutkan bersih-bersih kamar

up kemasan itu dengan pandangan mata yang semakin berkabut. Matanya buram karena terasa pedih akibat kekurangan zat tidur, dita

ulai menyendok makanannya. Suapan demi suapan bubur hangat dengan toping daging ayam yang disuwir tipis-tipis ditambah potongan-potongan cakue se

stru lebih perhatian terhadap dirinya dan mencemaskan kondisinya dibandingkan dengan mamanya sendiri. Tetapi kalau dipikir-pikir, sebenarnya ini bukanlah hal baru lagi, k

ena ia bisa meninggalkan rumah dengan tenang karena sudah ada orang yang menjaga Runi. Bahkan mama cenderung menahan-nahan kepulangan nenek dan

mama, atau dibawa ke tempat penitipan anak yang tarifnya tidak terlalu mahal atau sedang ada diskon khusus potongan ha

sendiri saja. Mama banyak mengikuti berbagai perkumpulan, komunitas, dan berbagai kegiatan ekstra di luar pekerjaan kantor yang

kesulitan itu muncul akibat perbuatannya sendiri, atau sebagai pelarian karena merasa menyesal pernah salah memilih

ingga sekarang ia merasa harus membayar semua kerugian masa mudanya y

k ia beranjak dewasa dan mempelajari tentang psikologi manusia, sehu

dan setelah ruangan kamar dan kamar mandi dibersihkan sebisa mungkin, Mbak Ika dan suaminya berpamitan

n senyum tulus di wajahnya, Runi melambaikan tangan kepa

ngi penampakan kontrakan baru yang mau tidak mau akan menjadi tem

," ucap mama dengan nada ta

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka