icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pengantin Paksa Tuan Kejam

Bab 5 terbaring lemah

Jumlah Kata:1062    |    Dirilis Pada: 22/08/2025

ahut-sahutan. Di dalam gubuk reyot itu, Amara belum juga bisa terlelap. Matanya terus terbuka menatap langit-langit kayu ya

ke sini?" bisiknya lirih, menoleh ke arah neneknya yang duduk bersandar di kursi

a nenek masih hidup, nenek akan menjaga kamu. Lagi pula, Tuhan pasti punya maksud mengapa laki-

bawa masalah lebih besar? Sudoso pasti tidak akan tinggal di

t mata buas dan senyum penuh tipu daya. Setiap kali ia datang ke gubuk itu, Amara hany

kau pikirkan Sudoso sekarang. Fokuslah menjaga dirimu. Kalau Rendra bisa selamat,

eratur meski wajahnya pucat pasi. Di dahinya masih menempel kain basah yang tadi ia ganti. Hatiny

mbil memeluk lututnya. "Aku ingin tahu siapa

subuh, suara batuk lirih terdengar dari ranjang kayu di sudut ruangan.

" seru Amara den

lalu berjalan pelan ke arah ranjang.

akhirnya ia menyadari ada dua sosok perempuan tua dan muda yang menatapn

epat, mendorong bahunya agar tetap b

u... di mana ini?" suaranya

Kau jatuh pingsan di depan pintu kami

ertemu. Ada sesuatu dalam sorot mata pemuda itu-campuran ter

t, lalu menutup mata lagi kare

uh. Namun, Sari hanya menggeleng pelan. "Jangan dulu, Nak. Biarkan d

a, tapi ia juga tak ingin memaksa. Yang jelas, keberadaan pemuda itu

a mulai berangsur membaik. Meski tubuhnya belum pulih sepenuhnya,

ri kayu bakar di sekitar hutan, Amara duduk di sa

anyak bergerak dulu," kata Amara sam

"Kenapa kau begitu peduli padaku? Pad

lau aku membiarkanmu mati di depan pintu, itu bukan sifat manusia. Lagi pula

ara. Ia kaget sendiri setelah mendengarnya,

. "Perubahan besar, ya? Kau m

nya heran. "A

ia menarik napas dalam-dalam. "Namaku Rendra Pratama. Aku bukan penduduk desa ini. Aku d

alakkan mata

itu sangat ditakuti di sini. Tapi aku punya

rasa dadanya semakin sesak. "Kau..

Dia punya jaringan gelap yang lebih besar dari apa yang kau bayangkan. Dan aku punya bu

gannya yang sedang menggenggam kain perban bergetar hebat. "Orang

ti lengkap, tapi aku mencurigai Sudoso terlibat. Karen

ghantuinya kini mulai menemukan bayangan jawaban. Tapi sekaligus, itu j

u tidak bisa hidup dengan kebodohan ini

n bekerja sama. Aku tidak bisa melawan Sudoso sendirian. Tapi denga

takutan dan keberanian yang baru tumbuh. Untuk pertama kalinya

beranikah ia benar-benar menghadapi kebenaran yang

ar milik Sudoso, seorang anak bu

ami serang tempo hari, dia berhasil

ian. "Lelaki itu tidak boleh hidup. Cari dia sampai dap

an di kejauhan, Amara yang tengah menatap Rendra tidak ta

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Malam itu hening2 Bab 2 dililit kain lusuh3 Bab 3 hanya menunggu waktu4 Bab 4 Malam itu langit terlihat begitu kelam5 Bab 5 terbaring lemah6 Bab 6 meneteskan rembesan kecil ke lantai tanah7 Bab 7 pagi kali ini berbeda dari biasanya8 Bab 8 Nenek Wati sudah terjaga9 Bab 9 kejadian semalam10 Bab 10 tubuhnya terbungkus gaun tidur11 Bab 11 menyimpan rahasia12 Bab 12 halaman rumah13 Bab 13 perbukitan14 Bab 14 mengusir rasa kantuk15 Bab 15 tampak mendung16 Bab 16 terutama tatapan mata pria itu17 Bab 17 lega karena semalam18 Bab 18 penuh misteri19 Bab 19 tidak sepenuhnya nyenyak20 Bab 20 Malam tadi21 Bab 21 tidak mengucapkannya22 Bab 22 Jantungnya berdetak tak menentu23 Bab 23 Semalam ia dan Leonardo tidak berbicara banyak24 Bab 24 menyiapkan kopi25 Bab 25 memenuhi ruangan26 Bab 26 menghapus semua masalah27 Bab 27 semalam terasa gelisah28 Bab 28 kegelisahan29 Bab 29 belum terselesaikan30 Bab 30 memberanikan diri31 Bab 31 Matanya sembab32 Bab 32 Kenapa kau di sini 33 Bab 33 malam sebelumnya dengan Isabella34 Bab 34 Pesan singkat itu berbunyi35 Bab 35 Isabella tidak akan berhenti36 Bab 36 Isabella siap melancarkan serangan37 Bab 37 manfaatkan38 Bab 38 dibuktikan dengan rekaman39 Bab 39 merasakan ketenangan40 Bab 40 sedikit waktu41 Bab 41 menyusun rencana42 Bab 42 lebih personal43 Bab 43 aura berbeda44 Bab 44 mengubah arah kehidupan45 Bab 45 Waktu seakan berlari46 Bab 46 kalangan bisnis47 Bab 47 Malam itu langit gelap pekat48 Bab 48 pertarungan terakhir49 Bab 49 tumbangnya musuh50 Bab 50 merasakan ikatan baru yang menguatkan51 Bab 51 Waktu sudah lewat tengah malam52 Bab 52 Setelah masa pemulihan53 Bab 53 Waktu seolah melambat54 Bab 54 keputusan diambil55 Bab 55 mundur darinya56 Bab 56 membuatnya merasa aman