icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Harga Diriku 10 Juta Per Malam

Bab 3 Ia belum sempat sarapan

Jumlah Kata:1294    |    Dirilis Pada: 06/08/2025

Ia sudah menghitung, ini putaran kesepuluh. Napasnya terengah-engah, paru-parunya serasa terbakar. Keringat membasahi dahi dan membasahi poni rambutnya. Perutnya bergej

ustasinya pada pria yang telah menghukumnya. Penghinaan ini, rasa sakit ini, semua karen

t, lalu berhenti total, membungkuk dengan tangan bertumpu pada lutut, mencoba menormalkan napasn

engan bahu bergetar. Meskipun wajahnya tetap datar, ada sedikit kilatan di matanya yang tak bisa

lapangan, terdengar dingin dan keras. "Jangan berhenti! Lanju

, menatap Arkan dengan mata merah menyala. "Pak, saya sudah tidak kua

i. "Itu bukan urusanku. Kamu yang melanggar aturan. Sekara

sisa tenaga yang ada, ia memaksakan kakinya untuk kembali berlari. Setiap langkah terasa berat, seperti menyeret beban ribuan ki

R

n. Tubuhnya limbung, dan dalam sepersekian detik, ia merasakan tanah mendekat. Kemudian, sem

h, digantikan oleh gurat kepanikan yang samar. Ia tidak menyangka Arabella akan selemah itu, atau sekeras kepala ini hingga benar-be

rbisik-bisik, beberapa bahkan berteriak kaget. Mereka melihat dosen killer itu,

ernya, memeriksa denyut nadinya. Lemah, namun masih terasa. Tanpa ragu, Arkan menggendong tubuh Arabella dalam pelukannya. Tubuh Arabella terasa ri

apa yang mereka saksikan. Dosen yang terkenal dingin dan tak tersentuh itu, kini menggendong seor

Ia mengabaikan tatapan heran dan bisikan-bisikan dari para mahasiswa yang kini berkum

rapa mahasiswa menghalangi jalannya. Mer

esehatan Sekolah (UKS). Pintu UKS terbuka. Seorang perawat yang sedang memb

apa ini?!" seru perawat i

ngan suara datar, namun ada nada urgensi

ng bersih. Perawat segera bertindak, memeriksa denyut nadi dan

lagi, sepertinya dia belum sarapan," jelas perawat setelah mel

abella yang terbaring lemah. Ada perasaan aneh yang bergejolak di dadanya. Rasa bersalah? M

la dan biskuit. "Tuan Arkan bisa menungg

an beberapa titik di tubuh Arabella, mencoba menyadarkannya. Dalam keheningan UK

Ia ingat setiap sentuhan, setiap desahan, setiap detail dari malam mereka. Meskipun mabuk, ingatan Arkan tentang Arabella sangat jelas. Ia adalah wanita yang berbeda. Ada sesuatu dalam dir

han terbuka. Pandangannya yang masih buram menatap langit-lang

ka

rabella kembali teringat akan hukuman yang diberikannya. Seketika, rasa marah dan malu kem

eheningan. Nada suaranya sedikit lebih l

a lemah. "Kenapa... kenapa saya di sini?" tanyanya d

Arkan singkat. "Perawat bilang

ir gula. "Minum ini dulu, Nak. Lalu

kan lagi, matanya penuh dengan pertanyaan dan amarah. "Mengapa..

njukkan ia mempertimbangkan pertanyaan Arabella. "Saya tidak mentolerir keterla

kan pernah melanggar lagi, bahwa ia berjuang sangat keras u

Arkan, lalu berbalik. "A

ertinya dia harus istirahat lebih lama.

ring lemah. "Baiklah. Kalau begitu, izinkan dia untuk tidak mengiku

rkan," jawab

atu di matanya, sesuatu yang tidak bisa Arabella pahami. Lalu, ia pergi, meninggalkan Arabella s

baik, namun pikirannya terus berkecamuk. Arkan. Pria yang sama. Malam ini ia membookingnya, pagi ini ia menghukumnya,

idupnya. Dan ia, Arabella Alexandro, harus mempersiapkan diri untuk apa pun yang akan terjadi selanjutnya. Ia harus kuat. Demi masa

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 keputusasaan2 Bab 2 membangunkan Arabella3 Bab 3 Ia belum sempat sarapan4 Bab 4 Cemburu5 Bab 5 Permainan Kucing dan Tikus6 Bab 6 Tawaran Bonus7 Bab 7 Tubuhnya masih terasa sedikit pegal8 Bab 8 Arkan menepiskan tangan Clarissa9 Bab 9 meninggalkan Reihan10 Bab 10 Waktunya untuk bersantai11 Bab 11 Kontrak Terlarang12 Bab 12 Kita pindah ke rumah baru13 Bab 13 Di dalam kamar tidur utama14 Bab 14 Ia berada di atas tubuh Arkan15 Bab 15 Sentuhan di Atas Wastafel16 Bab 16 Setelah membersihkan diri17 Bab 17 Tubuh Arabella Alexandro terasa lunglai18 Bab 18 Air hangat dari shower19 Bab 19 Minggu Penuh Kehangatan20 Bab 20 menemaninya selama akhir pekan21 Bab 21 terlalu lelah untuk membantah22 Bab 22 Mobil mewah Arkan Stevanno23 Bab 23 memasuki rumah mewah24 Bab 24 Dekapan Arkan Stevanno Orlando terasa kuat25 Bab 25 Arabella Alexandro terbangun dengan rasa nyeri26 Bab 26 berita tentang Reihan27 Bab 27 Kehidupannya kini berputar28 Bab 28 wajahnya sempurna29 Bab 29 aura ketegangan di kantor30 Bab 30 setelah seharian31 Bab 31 Kejadian semalam32 Bab 32 Godaan Malam33 Bab 33 Clarissa Gunawan terbaring berdua di ranjang34 Bab 34 Mereka kembali ke kamar tidur35 Bab 35 Hukuman36 Bab 36 Malam yang mengerikan37 Bab 37 mual yang tak tertahankan38 Bab 38 Noda Merah39 Bab 39 Kepanikan40 Bab 40 Keheningan setelah pengungkapan41 Bab 41 Perjalanan kembali ke rumah besar42 Bab 42 terasa seperti tahunan43 Bab 43 Jebakan44 Bab 44 Malam yang panjang45 Bab 45 Pemberontakan46 Bab 46 menghapus air mata47 Bab 47 kekosongan48 Bab 48 melumpuhkan Reihan49 Bab 49 terbaring kaku di ranjang50 Bab 50 mendekap bayi mungilnya