icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Harga Diriku 10 Juta Per Malam

Bab 4 Cemburu

Jumlah Kata:1509    |    Dirilis Pada: 06/08/2025

Alexandro masih terbaring lemah di ranjang UKS. Pikirannya melayang, teringat kembali pada kejadian pagi tadi. Arkan Stevanno Orlando. Nama itu kini teras

m ramah, berlari masuk dengan napas terengah-engah. Itu Reihan, sahabat karib Arabella sejak masa orientasi kampus. Reiha

k dan memeluk Arabella erat-erat, seolah takut akan kehilangan sahabatnya. "Kamu kenapa? Kenapa bisa pingsan begini? Aku dengar dari tem

asa sedikit lega di tengah badai masalahnya. "Rei, jangan lebay. Aku baik-baik saja," katanya pelan, sedikit terbatuk

kali aku bilang? Jangan pernah telat makan! Kamu itu punya maag, Bella! Kenapa selalu bandel, sih?" Reihan mulai mengomel, nadanya persis se

an, siapa sangka sih dosen itu sekejam itu? Gila, lari tiga puluh kali itu namanya

a lebih melembut. Ia mengusap rambut Arabella lembut. "Sudah, jangan terlalu dipikirkan. Yang penting kamu

Arabella, mencoba menenangkan Reihan. "Kamu jan

sakit kalau telat makan." Ia menggenggam tangan Arabella, mengusap punggung tangannya dengan ibu jarinya. "P

n. Setidaknya, ada satu orang yang peduli padanya tanpa s

pintu, matanya yang dingin menyapu pandangan, lalu terpaku pada pemandangan di depannya. Reihan dan Arabella, tangan mereka bertautan, Reihan yang membungkuk di

gan UKS. Nadanya rendah, namun penuh ot

akan panas menjalar di pipinya. Sial, Arkan pasti melihatnya. Ia mendongak, menatap Arkan dengan t

k sopan bagi seorang mahasiswa kepada dosennya. "Saya bisa pulang sendiri. Lag

tak terbantahkan. "Tidak," katanya datar. "Kau masih lemah. Aku tidak ingin m

ana Arabella membenci Arkan setelah kejadian pagi tadi. "Maaf, Pak," kata Reihan dengan sopan namu

ancar dari Arkan terasa menusuk. "Aku tidak sedang meminta persetujuanmu," kata Arkan dengan nada mengancam yang samar.

g wajahnya kini memerah padam karena marah dan malu. Ia ingin membela Arabella, namun ia

an mencoba me

na. Ia tidak ingin Reihan terlibat masalah dengannya. "Sudah, tidak apa-apa."

ti, ia melirik Arkan dengan tatapan tidak suka, lalu menatap Arabella penuh kekhawatiran

menganggu

pria itu dengan tatapan tajam, namun Arkan tidak bergeming. Begitu pintu tertutup,

ing memunggungi dirinya, seolah menghindari kontak mata. "Kenapa kau membantah?" tanya Ark

kannya Bapak sudah bilang kejadian semalam adalah rahasia? Kenapa Bapak malah menghukum say

adalah dosenmu. Di luar itu..." Arkan tidak menyelesaikan kalimatnya. "Dan hukuman itu memang pantas ka

. "Bapak sengaja, kan?! Bapak s

rabella. Aku hanya melakukan apa yang harus kulakukan sebagai seorang dosen

ulang Arabella, kukuh. "Saya

tidak akan membuang waktuku hanya untuk berdebat denganmu." Nada suaranya kini sedi

tahu ia tidak akan bisa menang melawan pria ini. Ia menghela napas, menyerah.

definisikan. Arkan meraih lengannya, menopang tubuh Arabella saat mereka berjalan keluar dari UKS. Sepanjang perjalanan menuju parkiran, tidak a

g pintu. Sopir itu membukakan pintu untuk mereka. Arkan membantu Arabella masuk ke dalam mobil, lalu ia sendiri d

ela, memandangi hiruk pikuk jalanan Jakarta, mencoba mengenyahkan pikiran tentang pria di sebelahnya. Ada ribuan pertanyaan yang ingin ia lontarkan, namun ia me

tiba-tiba muncul di UKS, ekspresinya saat melihat Reihan, dan tekadnya untuk mengantarkan Arabella pulang-semuanya terasa lebih dari

enuju kosnya, Arabella segera bersiap turun. "Terim

kan tiba-tiba, suaranya sedik

ainkan ada sedikit kekhawatiran yang tersirat. Arabella hanya mengangguk pelan, lalu segera turun d

ang. Malam itu, ia tidak hanya membawa pulang uang lima puluh juta, tetapi juga beban pikiran yang jauh lebih berat. Pertemuan dengan Arkan St

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 keputusasaan2 Bab 2 membangunkan Arabella3 Bab 3 Ia belum sempat sarapan4 Bab 4 Cemburu5 Bab 5 Permainan Kucing dan Tikus6 Bab 6 Tawaran Bonus7 Bab 7 Tubuhnya masih terasa sedikit pegal8 Bab 8 Arkan menepiskan tangan Clarissa9 Bab 9 meninggalkan Reihan10 Bab 10 Waktunya untuk bersantai11 Bab 11 Kontrak Terlarang12 Bab 12 Kita pindah ke rumah baru13 Bab 13 Di dalam kamar tidur utama14 Bab 14 Ia berada di atas tubuh Arkan15 Bab 15 Sentuhan di Atas Wastafel16 Bab 16 Setelah membersihkan diri17 Bab 17 Tubuh Arabella Alexandro terasa lunglai18 Bab 18 Air hangat dari shower19 Bab 19 Minggu Penuh Kehangatan20 Bab 20 menemaninya selama akhir pekan21 Bab 21 terlalu lelah untuk membantah22 Bab 22 Mobil mewah Arkan Stevanno23 Bab 23 memasuki rumah mewah24 Bab 24 Dekapan Arkan Stevanno Orlando terasa kuat25 Bab 25 Arabella Alexandro terbangun dengan rasa nyeri26 Bab 26 berita tentang Reihan27 Bab 27 Kehidupannya kini berputar28 Bab 28 wajahnya sempurna29 Bab 29 aura ketegangan di kantor30 Bab 30 setelah seharian31 Bab 31 Kejadian semalam32 Bab 32 Godaan Malam33 Bab 33 Clarissa Gunawan terbaring berdua di ranjang34 Bab 34 Mereka kembali ke kamar tidur35 Bab 35 Hukuman36 Bab 36 Malam yang mengerikan37 Bab 37 mual yang tak tertahankan38 Bab 38 Noda Merah39 Bab 39 Kepanikan40 Bab 40 Keheningan setelah pengungkapan41 Bab 41 Perjalanan kembali ke rumah besar42 Bab 42 terasa seperti tahunan43 Bab 43 Jebakan44 Bab 44 Malam yang panjang45 Bab 45 Pemberontakan46 Bab 46 menghapus air mata47 Bab 47 kekosongan48 Bab 48 melumpuhkan Reihan49 Bab 49 terbaring kaku di ranjang50 Bab 50 mendekap bayi mungilnya