icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Jangan Cintai Bosmu!

Bab 4 ia permainkan sesuka hati

Jumlah Kata:1589    |    Dirilis Pada: 03/08/2025

lembur hingga larut malam kemarin, tubuhnya terasa remuk. Otot-ototnya kaku, dan matanya perih karena terlalu

kuda sederhana. Jas Arga yang sudah bersih tergantung rapi di kursinya di rumah, ia tidak berani membawa benda itu ke laundry sembar

lah memastikan semua sudah lengkap, Naura melangkah menuju ruangan Arga. Jantungnya berdebar, bukan karena gugup, tapi karena rasa enggan

ebih keras. Tetap tidak ada sahutan. Karena dokumen-dokumen ini sangat mendesak, N

kursi kebesarannya. Namun, ia tidak sendirian. Seorang wanita dengan gaun minim berwarna merah muda duduk dipangkuannya. Kemeja Arga sudah terbuka, memperlihatkan dada bidangnya yang berotot. Dan yang paling men

enggorokan. Ia merasa mual. Ia tidak pernah menyan

dalam, mencampuri suara decakan ciuman mereka. Ia memejamkan mata, membenamkan wajahnya di leher Cattia. Cattia kembali meng

uaranya parau, menandaka

ng...!" erang Cattia, pinggu

elihat cairan putih kental menyembur keluar, membasahi pe

tung di ambang pintu, dengan tumpukan dokumen di tangannya. Arga segera melepaskan cium

Pak! Saya tidak bermaksud mengganggu! Saya hanya... hanya ingin meminta tanda tangan Bapak untuk dokumen-dokumen ini." Naura tergagap

nya dengan jelas: junior Arga yang masih menyatu dengan vagina Cattia. Rok wanita itu terangkat, memperlihatkan p

k tangan kirinya yang bebas dan meraih pena di mejanya. Tangannya sedikit gemeta

olah sengaja ingin memprovokasi Naura, menggerakkan p

n menjijikkan. Ia mencoba mengalihkan pandangannya ke dinding, ke langit-langit, ke mana saj

at Naura terkejut lagi. Matanya refleks menatap, dan ia melihat penis Arga yang kini terlihat jelas, masih basah dengan cairan merek

yang masih duduk dipangkuan Arga, langsung menunduk, da

gi, kepalanya sedikit mendongak, ma

ni benar-benar gila! Pemandangan apa ini?! Ia ingin segera mela

"Terima kasih, Pak," kata Naura nyaris tak terdengar. Ia langsung berbalik

ruh tubuhnya terasa dingin. Ia meletakkan dokumen-dokumen itu di meja, lalu menjatuhkan d

pucat pasi, langsung menghampirinya. "Naura,

ucapkan sepatah kata pun. Ia hanya menunjuk ke arah lanta

. Wanita itu berjalan dengan santai, rambutnya sedikit berantakan, dan gaunnya terlihat sedikit kusut. Catti

emikirkan itu?! Ia menggelengkan kepalanya kuat-kuat, berusaha menghapus bayangan menjijikka

a akan pergi ke kantin ketika telepo

ekarang." Suara Arga terdengar

gi. Pasti ada perintah baru yang aneh. Ia berj

n. Ia mengenakan kemeja baru yang rapi, dan rambutnya sudah tertata kembali. Ti

ang," kata Arga dat

"Makan siang, Pak? Saya

iang berdua," tegas Arga

ga? Setelah semua yang terjadi? Ia tidak ingi

wanita itu saja," kata Naura, nadanya sedikit

si di matanya. "Saya tidak butuh ditemani wani

mengurungkan niat. Ia tahu Arga tidak akan mengubah keputusannya. D

, sebuah sedan hitam mengkilap, untuk Naura. Naura masuk ke

dak ada percakapan. Suasana di dalam mobil terasa canggung dan dingin. N

eheningan. Suaranya datar dan tidak berekspresi. "Apa yang

natap ke luar jendela. "Tentu, Pak," jaw

a jalanan. Naura memberanikan diri untuk

tanya Naura hati-hati. "A

ngus pelan

sa menyembunyikan rasa penasarannya. Mengapa Arga me

u menjawab dengan nada yang sama data

ya dengan apa yang baru saja didengarnya. "Perempuan sewaan? Mak

aya sengaja menyewanya setiap

i mengakui hal tersebut. Dunianya serasa terbalik. Pria tampan, kaya

sudah masuk terlalu jauh ke dalam kehidupan pribadi Arga. "Ka

Belum. Saya belum siap menika

ga pernah diselingkuhi? Naura merasa sedikit kasihan

wek?" tanya Naura lagi, pertanyaan i

ut dan terdorong ke depan. Arga menoleh pada Naura, matanya ya

engancam. "Kamu tidak perlu tahu urusan pribadi saya

ia sudah melewati batas. Ia m

i ini diselimuti ketegangan yang lebih pekat. Naura menyadari bahwa Arga adalah pria yang jauh lebih kompl

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 keterlambatan2 Bab 2 memanaskan suasana di dalam gedung3 Bab 3 Jika kamu tidak mau menjadi sekretaris saya, maka silakan keluar4 Bab 4 ia permainkan sesuka hati5 Bab 5 Restoran tempat Arga6 Bab 6 Saya akan menjemput7 Bab 7 setelah pulang kerja8 Bab 8 Cepat makan9 Bab 9 rutinitas yang teratur10 Bab 10 Setelah seharian penuh pertemuan11 Bab 11 kejadian semalam12 Bab 12 Perjalanan pulang dari Surabaya13 Bab 13 terlalu memikirkan14 Bab 14 reputasi15 Bab 15 Rasa haus yang tak tertahankan16 Bab 16 Arga akan menunggu17 Bab 17 Jam makan siang telah tiba.18 Bab 18 Di dalam ruangan Arga19 Bab 19 Arga tiba di rumah20 Bab 20 semua kekacauan yang terjadi21 Bab 21 Waktu berlalu begitu cepat22 Bab 22 Keputusan sudah bulat23 Bab 23 Berita kehamilan24 Bab 24 Kehamilan Naura memasuki bulan keenam25 Bab 25 Kehidupan Naura dan Arga berubah total26 Bab 26 kebahagiaan27 Bab 27 anak laki-laki yang periang28 Bab 28 Lima tahun lagi berlalu29 Bab 29 sudah menjadi ayah30 Bab 30 Di tengah kesibukan masing-masing31 Bab 31 kecerdasan32 Bab 32 Pagi di sekolah Kinan33 Bab 33 Kinan merapikan buku-bukunya34 Bab 34 Motor besar Arion35 Bab 35 materinya cukup sulit baginya36 Bab 36 Kinan masih terbaring37 Bab 37 Dinginnya udara Puncak38 Bab 38 Malam di Puncak berlalu39 Bab 39 Di mata keluarga40 Bab 40 Ruangan itu mendadak terasa dingin41 Bab 41 Suasana di antara Arion42 Bab 42 Tangis Naura yang histeris43 Bab 43 rumah yang dulunya hangat44 Bab 44 rahasia kelam45 Bab 45 menghabiskan hampir dua jam46 Bab 46 Kata-kata Arion tentang cintanya47 Bab 47 demi keamanan keluarga48 Bab 48 Hari pertunangan Kinan dan Rivan tiba49 Bab 49 Pagi pernikahan Kinan dan Rivan tiba50 Bab 50 Teriakan Kinan