80 Kilos of Beauty.
takaan dan Sekolah harusnya jadi tempat steril dari hal-hal negatif
la sekolah. Berapa kalipun mereka menjelaskan, pak Guntur tetap ber
o Pen
ir*hi mereka di perpustakaan! Ini bukti mereka setelah sele
ani dan tertawa setelahnya. Tidak ada cuplikan yang sesuai dengan caption video itu, caption itu jelas
kok malah pacaran sama dugong? Begitu
ari hotel dong kalau mau berco
ngaca dong! Gak p
enderung memojokkan Fani, namun, ada j
gitu, deh. Liat sekelilingnya, buku berse
, mereka itu lagi b
nyebarin? Jangan-jang
akan mendapat masalah besar saat ke sekolah, dan benar saja, kepala sekolah y
ang meminum teh dari cangkirnya, sepertinya ia akan
ang apa di perpustaka
endesa
pun dibawah pengawasan bu Tri. Bapak bisa memanggil beliau dan tanyakan langsung. Kalau bapak memang tak ada niata
n ludah, bersiap untuk menerima omelan lagi, na
, tolong pangg
untuk memanggil bu Tri. Tak butuh waktu l
iade kemarin sore?" Tanya pak Guntur tanpa be
n mereka saat saya ke toilet, itu pun tak sampai sepuluh menit, pak. Saya yang menjamin mereka, bahwa mere
. Sekarang, saya akan mencari tahu siapa yang memv
ega, ia menatap Fani da
itu, kami
dan Yuda keluar dari
ambil makan di
uti bu Tri ke kantin
terjadi kemarin?" T
cuma bantu bersihin sedikit, bu. Setelah itu, kita lanjut mengerjakan soal-soal lagi, gak lama
elasan Yuda, matanya melirik Fani untuk me
na video itu
h siapa yang merekam dan menyebarkan.
lamat IP seseorang di internet, bu Tri dan Fani pun mem
ibadinya, dengan pakaian bebas bukan pakaian sekolah, bu Tri percaya itu akan lebih aman dibandingkan harus latihan d
ya masing-masing, bu Tri pun be
langkahkan kaki memasuki kelas, ada yang menyiramkan air padanya. Belum sempat ia membuka matanya, ia mendapat lemparan terigu tepat
kejadian yang menimpa Fani barusan, ia tahu bahwa Gabby lah yang menyiramnya, di lantai Fani melihat ada sebun
nuhi terigu, tawa yang tadi ramai untu
ar, lo!" M
mulai ini s
lont* ! Malu s
!" Teri
Kamu ngerasa suci padahal kamu hanya melakukan dosa yang berbeda dariku! Ditambah, harusnya
yang ngerekam dan fitnah lo?" Ga
r membuka peti matinya sendiri. Siswa-siswi yang masih menonton mulai berbisik-bisik dengan teman disebelahnya, sorot matanya mulai menajam
enggali kuburan send
ejut menyaksikan hal itu. Gabby tak menyangka dorongannya terlalu keras, ia pun mencob
yebarkan fitnah terh
tik mendengar s