Stuck On You
h celana bahan hitam berkilau dan kaus kaki hitamnya sampai mata kaki. Seorang pria sudah berdiri dengan tegap, sembari memasukkan satu tangannya di saku celana bahan hitam ya
a itu, tanpa sadar jika salah satu kaki peng
n sebagai pangeran impiannya itu adalah seorang yang tak mempercayai akan sebuah pernikahan. Bahkan Kim, panggilan pria itu tidak ingin berkomitmen dalam sebuah p
puan membuatnya akan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan perempuan itu. Namun, sampai sekarang tidak ada perempuan yang membuatnya luluh dan jatuh cinta, setelah Kim dikhianati oleh
(cabernet sauvignon) favorit anda," ucap salah seorang pria yang diyakini adalah sekretaris dari Kim. Pen
di belakangnya. Tanpa ada kasta bagi Kim untuk menjawab sapaan dari dua orang satpam yang menyapanya be
tnya di depan pintu ketika Kim baru saja tiba. Kim terus memperhatikan sikap sang manajer yang sedikit seperti banci lebih tepatnya, wajahnya begit
an segudang prestasi di perbisnisan level dunia. Kemahirannya dalam berbisnis begitu diakui oleh para pengusaha asing. Dan tidak terkecuali par
ng disediakan untuknya. Kedua matanya tak henti-hentinya men
gnon. Bukankah saya sudah memesannya khusus di restoran ini," sahut se
h menyiapkan minuman anggur favorit and
an harus segera mengambilkan minumannya. Tanpa menunggu lama bag
im. Walaupun hatinya begitu kesal dan dongkol, karena sebelum diperintahkan untuk membawa minuman ini. Sasi terlebih dahulu berdebat dengan Keiko yang langsung menarik pergelangan tang
egitu menggerogoti tubuhnya. Sang ayah sudah tak dapat lagi bekerja setelah menderita penyakit dan mengalami kebangkrutan di perusahaan yang didirikannya. Dokter mengatakan jika ayahnya harus melakukan cuci darah minimal dua kali dalam seminggu dan istirahat cukup d
ahkan ketika sang ibu tiri yang bernama Lydia menghina keadaan ayahnya yang sulit berjalan dan tak bisa bekerja untuk memenuhi kebutuhannya. Lydia pun memperlakukan
sanan Pak Kim yang disediakan di restoran kami," ucap Sasi yang menaruh satu botol minuman anggur segar dengan gelas kecil di atas meja. Sedangkan kedua mata pria itu masih
an yang paling lezat di restoran kami. Western, Indo, Asia dan lainnya. Semuanya sudah tersaji di restoran kami," tawar Sasi sembari tersenyum lagi. Namun lama kelamaan perempuan itu merasa aneh deng
pnya tanpa kedip. Namun, tatapan dari pria itu bukanlah tatapan mengejek atau menghina, melainkan sebuah tatapan seperti seorang yang sedang jatuh cinta pada pandan
Kim, tidak mengeluarkan sepatah kata apapun na
ara baritone-nya yang sejak dari tadi ditunggu oleh Sa
contin