icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Last Hug

The Last Hug

Penulis: Dewi Pedang
icon

Bab 1 Pulang Lebih Awal

Jumlah Kata:1010    |    Dirilis Pada: 16/10/2021

gantarmu untuk kontrol ke rumah sakit,” kata seorang wa

jadi waktu beristirahat kamu lebih ban

Mas sepulang kerja. Aku tidak akan pulang ke rum

mengantarku ke rumah sakit. Aku diantar sama

dengan tegas lalu menutup sambungan telepon dengan pria yang disebut Mas. Ia kem

menarik nafas panjang-panjang lalu menghembuskan melalui mulut dengan sangat tenang.

berjalan mengendap dengan sangat hati-hati di belakang kursi yang sedang di

elihat tingkah lakunya. Orang-orang tersebut sepertinya su

an kakinya terus melangkah. Tapi baru saja dirinya menggerakkan tangan untuk menyentuh wanita terse

anya bergerak seperti mau jatuh. Ia kemudian melirik ke arah kanan kiri

pria bertubuh tinggi yang sedang menatap ke arahnya. Tata

ndengar pertanyaan seperti itu membuat wanita tersebut membelakakan mata. Ia takut j

gan tegas namun suara yang pelan. Matanya melotot memb

anya lelak

terpaksa. Ia tahu jika temannya itu akan

mudian pergi ke mejanya dan duduk dengan manis sambil memandang ke

ari tengah lalu mengarahkannya pada kedua mata indah miliknya dan diarahkan lagi ke mata pria yang ber

ernai berbicara pad atasannya tentang kejadian tadi, maka ia tidak ak

aknya pria itu sudah kebal dengan ancamannya. Mungkin hal tersebut sudah terjadi beruang kali h

elesai?” suara seroang pria membuat wanita ter

baik?” tanya wanita yang dipanggi Nuri tersebut. Ia mengeluarkan

ab suasana hatiku kurang baik ini kenapa?” t

Ia kemudian menoleh ke kanan dan ke kiri karena takut dengan tatapan at

an atas pertanyaan saya dengan menggunak

inganya. Kini, mata atasannya itu terlihat begitu menyeramkan. Matanya yang emmang lebar dan bulat d

ng? Atau masalah pekerjaan?” tanya atasan ter

erjaa

jaan. Apa kalian mengerti?” tanya pria paruh baya terhadap Nuri dan temann

sing, pria yang dipanggil bos tersebut melangkahkan kaki ke arah se

mereka berdua melakukan hal tersebut, tapi karena Nuri mencoba memberikan ancaman

rjanya. Kertas-kertas yang berserakan di mejanya itu ia susun dengan rapi d

g diberikan padanya, ia jadi bergerak cepat dalam membereskan semua tugasnya. Karena semaki

‘kan?” tanya pria bertubuh tinggi yang berdiri d

kata Nuri kemudian berjalan melewati pria tersebut. Tapi sayang, belum juga Nuri

tapan mata yang seakan mengisyaratkan sebuah kebencian. Entah benci itu dil

sanku untuk yang satu ini karena kau tidak punya hak untuk

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka