icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pelabuhan Akhir Sang Pewaris

Bab 2 Galeri Seni

Jumlah Kata:1017    |    Dirilis Pada: 19/02/2025

ery, Manhattan,

uk melihat pameran ini pada mengantri melewati pintu masuk yang sudah disediakan. Galeri Seni ini begitu lua

i Sean selalu penasaran siapa orang yang membuat lukisannya. Sebuah lukisan yang elega

diketahui oleh Sean, Paman Rodrigo hanya memiliki seorang anak laki-laki bernama James yang berprofesi sebagai seorang D

u." Ajakan Julian membuat Sean dengan cepat meng

lukisan-lukisannya, dan sebuah patung sepasang laki-laki dan perempuan sukses menyita perhatiannya. Patung itu berdiri dengan sempu

annya dengan leluasa. Bahkan Julian tidak bisa berkat

dalah projek terakhir yang dikerjakan oleh keponakanku selama satu tahun terakhir ini." Suara

mbali menatap patung tersebut. Pancaran mata laki-

kali ini? Sungguh, aku penasaran," kata Julian dengan semangat

bisa datang, karena masih ada kepentingan di Madrid. Entahlah aku tidak habis pik

atu alasan Sean membatalkan pertemuannya dengan orang penting, karena ingin bertemu de

kalian dengannya." Rodrigo tersenyum sambil

g begitu menyukai seni, dia lebih suka hal yang menyangkan dan lebih men

rima kasih sudah menyempatkan waktu untuk hadir." Rodrigo tersenyum dan berjalan

n apik sehingga menciptakan sebuah kenyamanan bagi pendatang. Julian melipat tangannya di de

asa penasaran akan sosoknya. Sebenarnya mudah sekali bagi Sean untuk melacaknya, tapi dia menghargai

Keponakan Paman Rodrigo terlihat begitu sibuk dengan dunianya yang lain. M

n begitu saja. Meski tidak dapat bertemu dengan senimannya, setidaknya dia bisa menikmati hasil karyanya. Sean mencari-cari kebe

uk di sebuah sofa panjang yang disediakan dalam ru

menunggumu jika kau i

, itu

udah sangat mengenal suara itu sejak dulu kala. Zara Mellano, teman sekolahnya s

edari dulu kau memang sangat menyukai hal yang berbau seni. Tidak heran jika aku ber

n suara yang terkesan begitu datar. Dia hanya berbasa-basi, dan

an dengan balutan dress berwarna peach itu menyandarkan tubuh rampingnya

ean, not others." Sebelah mata Zara meng

atapannya dengan begitu mal

u Sean? Sampai kapan, kau mau aku tetap mengejarmu seperti ini?

ra Mellano. "Perasaan yang kau miliki itu bercabang, Zara. Aku jelas-jelas tahu kau bukan perempuan yang tidak bisa hanya den

mengatakannya lagi, meski dianggap angin lalu oleh Sean. "Tapi sampai kapan Sean? A

erasa menyesal telah menunggu Julian di sini, jika tahu akan ada Zara di tempat ini. Sean akan memilih menunggu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka