Obsession In Love
rin tertegun dengan itu, Samuel melangkah mendekat membuat Arin ge
asih baru, jadi tidak dijual,"
a!" ucap Samuel dengan sua
jawab Mami Iren
elah mengatakan itu Samuel langsung me
in mengumpati dirinya karena terjebak dalam situasi yang rumit ini. Samuel yang tinggi
ntang di jok belakang. Samuel berdiri di hadapan Arin den
kahan dengan saya, tapi nya
k dan segera menjawab, "Tida
aan Arin. "Awalnya hutangmu hanya sera
palanya begitu sakit mendengar itu, seratus juta saja sudah membuat
ja membuat lecet mobil milik Samuel. Mobil Ferrari F8 Spider
yar semuanya," ucap
ubuhmu lagi? Kenapa tid
a Samuel terus menyinggung tentang jual diri. "Saya
butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa melunasinya," cibir Samue
ng diam maka Samuel pun segera masuk ke dalam mobil. Mobil melaju menuju ke kediama
masih larut dalam lamunannya hingga dia tidak menyadari jika mobil te
karena Samuel mencen
lantai dua. Membawanya ke sebuah kamar yang ada di lantai itu, Sam
ng!" tegas Samuel sebelu
"Pak Sam saya yakin bisa membayarnya," teriak Arin dari dalam kamar dengan menggedor pintu itu k
dur dia menutup wajahnya dengan kedua tangan. Arin mer
*
besar itu terasa dingin. Suara rintik hujan terdengar di telinga Arin, begitu bising karena d
ka terlihat pria paruh baya masuk ke dalam kamar. A
fred dengan sopan. "Saya kesini ingin mengantarkan pakaian untuk Nona atas peri
g itu, "Terimakasih Pak," u
ang langsung keluar dari kamar itu meninggalkan Arin sendiri. Pintu kamar i
semangat hidup. Dia berhenti menatap dirinya dari pantulan cermin di depa
mengusap wajahnya dengan air. Arin menghela nafasnya dengan kasar untuk me
ia pun keluar dari kamar mandi menuju balkon, dari sana Arin bisa melihat are
am kamarnya dengan membawa sebuah nampan. "Selamat pagi Nona, saya membawa
perutnya lapar karena sejak semalam belum makan tetapi gadis itu tidak mau menyentuh mak
ke kamar itu. Tatapan mata Samuel sangat tajam
k Samuel membuat
am kamar Arin. "Ada apa Tuan memanggil say
mpar piring itu ke lantai hingga makanan berceceran
ng Anda lakukan?" tanya Arin ketika Alfred
seru Arin menat
rakhir seperti ini," ucap
maksud
h makananmu jadi dia
ini? Apa Anda tidak bi
Samuel. Arin berdiri berhadapan dengan Samuel tanpa rasa takut. Di
dengan saya!"
Alfred yang ada disana pun terkejut. Dia tidak menyangka ada yang b