Dendam Dalam Ikatan Suami Istri
Devantara, pria itu selalu menutup semua kemungkinan dengan tatapan dingin dan sikap penuh dominasi. Namun, satu hal semakin jelas-Rayya
ya sepenuhnya. Dengan napas tertahan, ia melangkah keluar dari kamarnya, menyusuri koridor rumah megah yang kini menjadi tempat tingg
kerja Rayyan, suara rendah yang
ana caranya. Aku ingin s
yan, namun nada bicaranya lebih gelap dari bi
g boleh tahu,
h cepat. 'Dia?' Apakah yan
ebih banyak percakapan. Namun, sebelum ia sempat mendengar kelanjutannya, s
ta tajamnya menelusuri koridor, seolah ia merasakan keberadaan seseorang yang menguping.
Rayyan akhirnya melanjutkan langkahnya, meni
atu yang sedang terjadi-sesuatu y
an lebih awal dari biasanya, tempat Rayyan biasanya menikmati sarapannya sendiri. Nam
Zara dengan
a sekilas, kemudian kembali
nya, menatap pria itu lekat-lekat. "Apa
ya berubah tajam, seolah sedang menilai seber
anyanya, nada sua
kapanmu semalam," ucapnya pelan tapi tegas. "Siapa ya
atap Zara dengan sorot mata berbahaya, seolah perempuan itu
lebih rendah, hampir seperti bisikan yang menekan. "Dan i
nunjukkan rasa takut. "Jika kau tidak ingin a
t Zara merasakan ketegangan di udara semakin meningkat.
n, membuat wajah mereka hanya berjarak beberapa inci. "Baik. Tapi ing
udah, namun ia
ap memb
Sejenak, keheningan menggantung di antara mereka sebelum R
m kembali membaca korannya, seolah perca
a tahu l
esuatu yang jauh lebih dalam dan berbahaya. S