Dendam Dalam Ikatan Suami Istri
n gaun pengantin yang terasa terlalu berat untuk tubuhnya. Di seberang ruangan, Rayyan berdiri, menatapnya dengan ekspresi
n yang semakin menambah rasa terperangkapnya. Tidak ada pelukan hangat, tidak ada kata-kata lembu
anpa emosi. Zara menatapnya, masih berusaha mencari-cari sesuatu di balik ta
alik, berjalan menuju pintu. "Aku akan tidur di ruang sebelah.
angkap dalam cengkeraman tak terlihat yang semakin mengikatnya. Dia ing
kamar pengantin yang sunyi. Hanya ada suara detakan jam dinding yang mengiringi kege
n dengan para kolega bisnisnya. Setiap pertemuan seolah lebih mengutamakan kepentingan pribadi Rayyan daripada hubungan mereka yang baru dimulai. Tidak a
erikan jawaban singkat yang tidak memadai. Namun, di balik sikap dinginnya, Zara mulai melihat sesuatu yang lebi
nnya, mengeluarkan kata-kata tajam yang terkadang membuat Zara merasa seolah-olah dia adalah orang yang paling b
ebencian dalam diri Zara yang lebih besar dari yang ia kira. Setiap kata yang penuh hinaan dari Rayyan membuat hatinya semakin tertutu
tidak bisa berhenti berpikir tentang Rayyan, tentang sikapnya yang begitu kompleks, begitu penuh deng
wajahnya tampak keras dan tak terbaca. Zara menatapnya, merasakan perasaan takut yang k
ngkat di udara, seolah-olah mereka sedang berada dalam persaingan yang tak terlihat. "Kamu semakin pintar, Zara," kata Rayyan tiba-tiba, sua
dengan ancaman yang tak terucapkan. Apa yang dimaksud
elangkah keluar, meninggalkan ruangannya dengan tatapan yang penuh de
ngkap? Bagaimanapun juga, Zara tahu satu hal dengan pasti-kehidupan yang ia jalani sekarang penuh dengan ketidakpastian