MENANTU KONTRAK
hari
di depan meja makan. Anin kala itu, masih berdiri. Ia tidak ikut duduk untuk menyantap mak
nin pun menawarkan menu makanan
d, yang terdiri dari beberapa sayuran dan beberapa potong buah - buahan segar. Seperti apel d
ringnya. "Anindya!" panggi
?" tamba
rus banyak memakan, makanan yang bergizi,
piring yang ada di hadapannya. "Tapi aku
ekspresi keduanya, membuat Nyonya mengambil tindakan. "Ibu, kenapa tidak mau? Makanan
g cemberut. "Tapi aku bosan, makan - makana
an asupan nutrisi. Mau tidak mau Ibu harus memak
agia sebentar. Biarkan aku memakan, makanan yang ku ingink
il yang tak kunjung usai. Menyaksikan hal itu membuat Anin berinisiatif, untuk memasakkan Nenek Zyl satu
Untuk membuat makanan yang enak un
"ya sudah! Cepat pergi ke dapur, bua
susul Lunar, yang ingin i
ng dap
tu lama, Anin yang sudah terbiasa dengan pekerjaan dapur. Mengeluarkan beberapa bahan makanan yang ia perlukan.
dekat kompor. Dengan cekatan, ia segera mengiris dan m
buat?" tanya Lunar
ayur, Bu, Nenek pasti suka," sa
enggorengan. Tercium begitu me
pertinya sangat lezat, Nenek Zy
nyukai masakannya. Selesai menumis, Anin segera mengisi pastry yang telah ia buat dari adonan tadi. Anin terlalu terburu - buru, karena ia tak mau Nenek Z
hanya bisa menyunggingkan senyumnya. "Ia benar -
ng mak
dari makanan itu, begitu menyeruak. Nenek tersenyum ceria, memandang makanan itu. "Ini pasti sangat enak,
li!" seru Nenek sam
gakhiri rasa laparnya dengan lumpia yang di b
Zyl terlihat puas. Ia merasa
t, agar sedikit merasa lega karena isi dari perutnya yang terasa penuh. Menyaksikan tingkah Ibu
sesuatu. "Oh Ya! Aku lupa, sedari tadi aku tidak melihat
idak menyempatkan dirinya untuk makan malam
nya waktu luang. Pasti dia akan ikut makan m
alnya. Ia kembali merajuk. "Anindya, cepa
punyai nomor Reivan. Lagi pula ia tidak memiliki ponsel. Melihat Raut wajah
ang menghubunginya," tukas Nyonya seraya meraih ponsel
Mah! Ke
atau Nenek akan terus me
. Suara Reivan terdengar begit
, Reivan
utranya, lewat ponsel Nyony
kan pulang Ibu," ung
ang aku ingin melihat-lihat kamar Anidya dan Reivan. Aku
nggandeng tangan Ani
intu kamar. Ia sedikit terperanjat. Nenek melangka
n indah sekali,"
ih ..." sahut Anin d
. Keadaan kamarnya dulu sedikit berantakan. Dia tak pernah mengurus dirinya dengan benar.
ia rahasiakan. Tentang cucunya itu. Melihat raut wajah
enek. Tanpa mereka sadari, Reivan k
ada di dalam kamarnya. "Oh Apa
hkannya? Kenapa jadi seperti ini?" cerca benaknya be
Nenek pun ingin segera k
ejut melihat Reivan, yang kini sudah berdiri di depan pi
g ..." sambut Nenek hangat.
ni sudah hadir di antara mereka. Membuat Anin merasa canggung dan salah
ek sekarang. Anin layani suami kamu deng
u, Anin berinisiatif akan