MENANTU KONTRAK
yang di jaga ketat oleh dua orang satpam. Mobil itu melaju dengan kecepata
orang pemuda dewasa. Turun dari mobil tersebut. M
an Anin yang mengekor dari belakang. Lunar dan Anin kini telah berada
nya yang sudah menua. Membuat langkah kakinya begitu lambat. Perasaannya begitu m
ajak Nenek
lihat tingkah Ibunya. Seraya t
bu takkan kemana - mana,"
asa. Lebih banyak memilih diam. Ia merasa tid
t dirinya dengan tersenyum. Nenek Zylvana
a seraya menggoyang - goyangkan tanga
ibirnya, merin
erti itu!" tegur
n gelak tawa. Sifatnya memang terkadang usil dan pecicilan seperti anak kecil. Dulu, Nenek tidak seperti i
hut Nyonya pasrah sera
mungkin kita akan terus berdiri d
ta Anin yang ingin melangkah masuk ke dalam. Reivan mendekati mereka. Mendadak Reivan mengulurkan tangannya ke arah Nenek. Ia
pekerjaan yang harus segera Reivan selesaikan di kantor,
baru saja datang. Kamu langsung ingin pergi. Lagi pula
Reivan beralasan. Ia mencium punggung tangan Neneknya dan
a pamit pada Anin yang kini menjadi istrinya. Memb
cemas. Beruntung Reivan mau menghentikan
Nek?" sahut
esuatu," jawab Ne
sudah meminta izin pada N
n dengan istrimu. Kalian itu pengantin baru. Jangan sungkan un
indak. Ia melirikan matanya kepada Anin dan Reivan. Untuk bertin
yang di paksakan. "sayang, aku pamit kerja dulu ya, kamu baik - baik di
kalau Reivan tadi memanggilnya dengan sebutan sayang. Nenek yang meng
asa bosan dan terbebani. Karena Nyonya tahu betul, semua yang Reivan lakukan hanya sebatas baktinya pada orang tua. Masa lalu Reivan yang kelam. Membuat Reiva
ra mengantarkan Ibunya itu ke ruang kamar. Ia ingin Ibunya beris
g - barangnya ke kamar. Membuat Nenek kembali mengeluarkan celotehannya. "hei Lunar! Apa yang kamu lakukan. Aku
sehatan Ibu itu lebih penting da
tidak ingin Lunar yang mengantarku, aku ingin
Anin harus benar - benar melayani Nenek Zyl dengan baik. Denga
cap Anin dengan senang hati se
nyum hangat
Nenek, untuk membawakan tas dan ko
mereka, sang Nyonya d
il Nyonya deng
nya?" sahut
r itu. Buat seolah kamar tersebut terlihat seperti kamar suami dan istri. Jangan lupa, pindahkan juga semua baju mi
a," jawab L
Nyonya, untuk membenahi kamar
yl ke kamarnya. Anin menuntun sang
. Dan menyelipkan bantal di belakang punggung Nenek Zyl
ik dan manis," puji Nenek ser
mbu. "terimakasih Nek, sudah kewajiban saya untuk sel
uk?" tanya Ne
Nek, apa Nenek perlu ses
h sesuatu. Duduklah di sampingku sebentar ..."
Nenek Zyl. Nenek menatap Anin dalam.
ktumu. Kita belum berkena
Anin menunduk. Anin
amu?" tanya N
ndya Putri," u
agus," Nenek
esuatu?" tanya Nene
Nek?" tanya An
pa Kamu mau menikah dengannya?" tanya N
erasa lemas. Setelah, pertanyaan itu keluar dari
batinnya gelisah. Ia masih
buat Nenek menganggap kalau Anin malu
alu pribadi dan mengganggu perasa
rtanyaan Nenek sama sekali tak m
u Kamu tak mau menjawa
ah sang Nyonya, yang menguntit p
koper dan tas yang me
i di depan pintu kamar. Ia pun melangkah masuk, mendek
sampai Ibu lupa kalau sudah waktunya Ibu
adari sikapnya yang
uh Nadia. Apa itu salah?" ucap Nenek seray
ekarang Ibu benar -benar harus istirahat!" mohon N
t," sahut Nenek Zyl. Seraya membaringkan tubuhn
ganya pun, bergegas pergi meninggalkan kamar Nenek. Dan,
enyulap kamar itu menjadi kamar sepasang pengantin dengan nuansa yang cukup roman
rjakan tugasnya dengan ba
kirannya kacau. Hatinya begitu resa
u suka?" Nyonya mel
saat ini benar - benar merasa gundah. Kar
ya, ia berusaha untuk bisa
," sahut A
ari ini kamulah yang menjadi Ratu di kamar ini,
nin hanya d