MENANTU KONTRAK
a. Raut wajah Reivan terlihat begitu kesal. "Keterlaluan! Apa yang dilakukan Pak Satpam di luar. Sehingga gadis itu bisa masuk, aku harus menangkap basah gadis itu!" ucap Reivan geram.
Anin dengan sorot matanya yang tajam. "Hei! Ka
ut. Betapa terperanjatnya ia, saat ini ada seorang pria tampan. Mengenakan kaos tanpa lengan berwarna cream dan celana
rjalan menghampiri Anin. Ia berdiri di hadapan An
dan memetik bunga tanpa izin! Kau mau mencuri ..." u
mematung membisu. Tangan dan tubuhnya pun gemetar. I
uat Reivan mengira kalau Anin saat i
merasa terciduk, hah!
tengah memarahinya kini telah salah paham. Anin pun berusaha untuk menjelas
"Lantas, kalau tak mencuri apa yang kamu lakukan di keb
Anin yang sedari tadi ketakutan, akhi
ncuri. Tuan salah paham ..
ri sini ..." ucap Reivan tak percaya seraya meraih tangan
g Nyonya yang sedari tadi beristirahat di ruang kamarnya. Menjadi terbangun, karena mendengar keributan dari arah luar
knya dalam hati ser
ya sang Nyonya. Yang menyaksikan putranya sendiri
emandangan yang kurang menyenangkan tersebut, membuat sang Nyonya menjadi geram dan bertindak
ah berjalan menghampiri mereka. Karena Ibunya yang kini ada di tengah - tengah mereka b
g ingin kamu lakukan dengan gadis
ir bawahnya dan memasang tampang kecut. "Dia penc
paham," hela Anin dengan tangis yang kembali
hat Anin yang nampak sedih dan ketakutan. Meskipun terbesit dalam benaknya, apakah benar Anin ingin men
penuh ketegangan. Saat ini Nyonya tengah merasa malu dan cemas, atas perla
tan. Anin sepertinya trauma. "Awal yang buruk," gerutu Nyonya dalam
ng sebenarnya terjadi, sehingga Reivan menuduhnya sebagai pencuri. "Anindya ..."
l nama gadis itu. "Mamah tahu nama gadis
taman itu Nyonya," ungkap Anin s
asih tak percaya dan tidak t
kai bunga dari taman tersebut. Saya ingin memetiknya karena saya ingin men
caan Reivan kepada Anin, akhirnya memb
r untuk mempertemukan kalian saat makan malam. Tapi karena kesalah paha
an keningnya. "A
sebagai pencuri ini, adalah calon istri
ut Reivan t
tahukan mu kalau gadis itu sudah ada di ruma
n Ibunya. Ia nampak sangat malu. Ia menyadari kesalahannya, ia hanya bisa menggerutu, mengapa ia bisa
ta maaflah pada calon istri kamu!" s
a benar-benar tidak tahu kalau kamu ternyata calon istri kontrak saya," ungkap
engusap air yang ada di pipinya. Yang jatuh dari pelupuk
esalah pahaman telah selesai. Mereka pun mem
a sangat malu dengan dirinya sendiri. "Seharusnya aku tida
nkan rencana Mamah, kalau tidak aku akan
i, hatinya kini seolah berbunga. Anin merasa begitu bahagia. Tanpa ia sadari, senyum manis merekah di bibir tipisnya. Ia terngiang - ngiang sosok Reivan.
gapa perasaanku jadi seperti
pis semua rasa yang ada di hatinya. Betapa lugunya ia, h
ng-bayang sosok Reivan. Tiba - tiba, terd
masuk?" tanya L
lan Anin, pun
an ..." sahut A