icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

DIGILIR BESAN DAN MENANTU - Rahasia Birahi Kampung

Bab 5 Awal Menyesal

Jumlah Kata:1438    |    Dirilis Pada: 28/01/2025

Umi Latifah mencoba me

itu saya juga merasa seperti ada orang yang mengintip dari arah gubu

ngan tatapan yang sulit ditebak. Tangannya masih mem

da orang, tapi kalaupun ada, mungkin hanya petani atau warga yang melintas," jawab

i senyuman dan sorot matanya membuat Umi Latifah merasa terpojok. Ia berpikir keras, apakah

Umi Latifah mencob

di sawah lagi. Saya ingin lihat-lihat, siapa tahu nanti bisa belaj

tu saja, Umi. Sawah itu butuh perhatian dan perawatan. Kalau ada waktu,

ng menembus mata Umi Latifah. "Tapi kalau mau mampir, pastikan tidak me

e

indiran tajam yang penuh arti. Apakah Pak Wira sebenarnya sudah tahu semuanya? Atau

ambil mencoba menenangkan dirinya. Dia cepat-cepat bangk

sannya itu hilang di balik etalase. Umi Latifah sadar, dalam hati dia merasa tak nyaman. Pertemuan ini malah

pergi dari warung, kepalanya penuh dengan kecemasa

naknya yang sudah belasan tahun menikah dengan Ardi. Raut wajah A

ir ini," ujar Anisa dengan nada hati-hati. "Sering dengar kalau

paham. Jangan dengerin omongan orang yang nggak jelas. Mer

an penuh kekhawatiran. "Tapi, Umi, yang ngomong tuh

kenapa

ongin besan sendiri? Pak Wira itu kan ayahnya Mas Ardi. Harusnya Umi bisa lebih

Umi minta maaf ya. Umi khilaf. Mulai sekarang, Umi janji nggak akan kayak gitu

etahuan sama orang lain, terus disebar-sebarin? Apa yang bakal terjadi sama kit

penyesalan. Air mata mulai mengalir di pipinya, dan tanpa berkata sepatah

cu-cucu Umi. Anisa tahu Umi tujuannya membela Bu Lina, ibunya Mas Ar

asa menyesal, namun sepertinya penyesalan itu sudah ter

an melepaskan pelukan dan berkata lembut, "Aku pamit

. Anisa pun berpamitan pulang, yakin bahwa ibunya a

*

iran tentang Pak Wira yang mungkin mengetahui kejadian di gubuk sawah terus berputar di kepalanya. Dia tak bisa membiarkan rasa cemas

sung di sawahnya. Umi Latifah yakin bahwa berbicara secara lebih privat di tempat

anggannya, berjalan ke arah sawah Pak Wira. Langkahnya sedikit tergesa, dan

i pekerjaannya dengan tenang. Saat melihat Umi Latifah datang, Pak Wir

bisa saya bantu?" Suaranya tenang sepert

in bicara, Pak. Ada hal yang mengganjal hati saya," ucapnya sambil meli

Latifah. "Bicara saja, Bu. Di sini kita aman, tidak ada yang meng

gubuk sawah Pak Amat, saya merasa ada yang mengintip... dan saya curiga, ap

ti Umi Latifah. Ia mengangkat topi capingnya se

ang harus Umi Latifah tahu, saya tidak pernah mengintip siapa pun tanpa

dia mengakui bahwa dia melihat kejadian itu? Ataukah ini hanya permainan kata-kata? N

yang sudah tidak bisa apa-apa. Tapi saya ingin Umi Latif

eh rasa takut, tapi juga oleh kata-kata Pak Wira yang terang-terangan menyinggung martabatnya sebagai pria.

i, hingga Umi Latifah bisa merasak

ya siap mendengarkan. Tapi kalau soal itu... mungkin kit

uasi ini telah berubah menjadi lebih rumit dari yang ia bayangka

dapkan pada sebuah pilihan sulit-mengakhiri perasaan gelisahnya

an mengarahkan pandangannya kembali kepada Umi Latifa

ndah ke saung saya di ujung sana," ucapnya sambil menunjuk ke sebuah saung kecil

da yang bisa melihat, menden

n lain yang tak bisa ia jelaskan. Tapi di satu sisi, dia merasa tak punya pilihan lain selain mengikuti

ak terdengar, sambil mengikuti langkah Pak Wira

rus akur, karena anak-anak kita juga akur hidup berumah tangganya," tim

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Awal Kisah2 Bab 2 Awal Panen3 Bab 3 Awal Ketahuan4 Bab 4 Awal Resah5 Bab 5 Awal Menyesal6 Bab 6 Awal Kecemasan7 Bab 7 Awal Terjerat8 Bab 8 Awal Obsesi9 Bab 9 Awal Terbuka10 Bab 10 Awal Merasakan11 Bab 11 Awal Ketagihan12 Bab 12 Kisah Pak Amat (1)13 Bab 13 Kisah Pak Amat (2)14 Bab 14 Kisah Pak Amat (3)15 Bab 15 Kisah Pak Amat (4)16 Bab 16 Kisah Pak Amat (5)17 Bab 17 Birahi Umi Latifah (1)18 Bab 18 Birhai Umi Latifah (2)19 Bab 19 Birahi Umi Latifah (3)20 Bab 20 Birahi Umi Latifah (4)21 Bab 21 Birahi Umi Latifah (5)22 Bab 22 Birahi Umi Latifah (6)23 Bab 23 Birahi Umi Latifah (7)24 Bab 24 Birahi Umi Latifah (8)25 Bab 25 Birahi Umi Latifah (9)26 Bab 26 Birahi Umi Latifah (10)27 Bab 27 Birahi Umi Latifah (11)28 Bab 28 Birhai Umi Latifah (12)29 Bab 29 Birahi Umi Latifah (13)30 Bab 30 Birahi Umi Latifah (14)31 Bab 31 Birahi Umi Latifah (15)32 Bab 32 Birahi Umi Latifah (16)33 Bab 33 Menggilir Menantu - 134 Bab 34 Menggilir Menantu - 235 Bab 35 Menggilir Menantu - 336 Bab 36 Menggilir Menantu - 437 Bab 37 Menggilir Menantu - 538 Bab 38 Menggilir Menantu - 639 Bab 39 Menggilir Menantu - 740 Bab 40 Menggilir Menantu - 841 Bab 41 Menggilir Menantu - 942 Bab 42 Menggilir Menantu - 1043 Bab 43 Menggilir Menantu - 1144 Bab 44 Menggilir Menantu -1245 Bab 45 Menggilir Menantu -1346 Bab 46 Menggilir Menantu - 1447 Bab 47 Menggilir Menantu - 1548 Bab 48 Menggilir Menantu - 1649 Bab 49 Menggilir Menantu - 1750 Bab 50 Menggilir Menantu - 1851 Bab 51 Menggilir Menantu - 1952 Bab 52 Menggilir Menantu - 2053 Bab 53 Menggilir Menantu - 2154 Bab 54 Life of Rangga (1)55 Bab 55 Life of Rangga (2)56 Bab 56 Life of Rangga (3)57 Bab 57 Life of Rangga (4)58 Bab 58 Life of Rangga (5)59 Bab 59 Life of Rangga (6)60 Bab 60 Life of Rangga (7)61 Bab 61 Life of Rangga (8)62 Bab 62 Life of Rangga (9)63 Bab 63 Life of Rangga (10)64 Bab 64 Life of Rangga (11)65 Bab 65 Life of Rangga (12)66 Bab 66 Life of Rangga (13)67 Bab 67 Life of Rangga (14)68 Bab 68 Life of Rangga (15)69 Bab 69 Life of Rangga (16)70 Bab 70 Life of Rangga (17)71 Bab 71 Life of Rangga (18)72 Bab 72 Life of Rangga - 1973 Bab 73 Life of Rangga - 2074 Bab 74 Kisah 2175 Bab 75 Kisah76 Bab 76 Kisah77 Bab 77 Kisah78 Bab 78 Kisah79 Bab 79 Kisah80 Bab 80 Kisah81 Bab 81 Kisah82 Bab 82 Kisah83 Bab 83 Kisah84 Bab 84 Kisah85 Bab 85 Kisah86 Bab 86 Kisah87 Bab 87 Kisah88 Bab 88 Kisah89 Bab 89 Kisah90 Bab 90 Kisah91 Bab 91 Kisah92 Bab 92 Kisah93 Bab 93 Kisah94 Bab 94 Kisah95 Bab 95 Kisah96 Bab 96 Kisah97 Bab 97 Kisah98 Bab 98 Kisah99 Bab 99 Kisah100 Bab 100 Kisah