Wanita Incaran Sang Billionaire
arah dan tanpa tujuan. Semua yang dia miliki-kekayaan, kekuasaan, ketenaran-tiba-tiba terasa tak berarti. Tidak ada lagi yang bisa mengisi ruang h
mewah, tidak ada kehangatan yang bisa dirasakan Dylan. Di sekelilingnya hanya ada keheningan yang mencekam, dan sebuah rasa kehilangan yang begitu tajam. Dia duduk
i bertemu Serena, bagaimana dia terpesona oleh ketulusan dan keberanian wanita itu. Serena tidak pernah terjebak dalam kemewahan yang dia tawarkan, tidak pernah tergoda oleh harta atau kekuasa, kini hanya menyisakan penyesalan yang begitu dalam. Kenangan tentang Serena seakan mengisi setiap sudut hatinya. Senyumannya yang lembut, tawa riang
dalam dirinya, ada suara yang terus berbisik, menghukum dan mengingatkan dia bahwa ini semua adalah akibat dari kesalahan-kesalahannya sendiri. Kalau saja di
u itu sederhana, hanya sebuah buku catatan kecil berwarna cokelat, namun bagi Dylan, itu adalah benda yang paling berharga. Itu adalah hadiah d
an impian dan keinginan. Ia membaca setiap kata dengan seksama, seolah mencoba menggali makna di balik tulisan-tulisan itu. Ada sebuah kalimat yang tertulis di haya. Cinta... Itulah yang selama ini dia hindari. Cinta yang dia anggap akan melemahkan dirinya, akan membuatnya rentan dan tak terkendali. Dia be
ggalkannya bukan karena dia tidak mencintainya, tapi karena dia tidak bisa terus hidup dalam ketakutan. Dia tahu, Serena tidak akan
annya dengan dirinya lagi. Dunia ini terus berputar, sementara dia terperangkap dalam penyesalan yang tak bisa diubah. Serena telah memilih jalan keluarn
putusan itu. Tetapi di dalam hatinya, masih ada harapan-harapan yang semakin pudar namun tidak bisa dia lepaskan. Jika hanya
ri, dalam menutup mata terhadap ketakutan dan keraguan yang selama ini dia sembunyikan. Untuk bisa menjadi pria yang Serena inginka
a yang bisa mengembalikan waktu. Tetapi Dylan bertekad. Setidaknya, untuk dirinya sendiri, dia ingin be
yang terluka. Namun, untuk pertama kalinya, ada secercah harapan yang tumbuh di dalam dirinya-sebuah harapan bahwa meskipun semua
mun, untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Dylan siap untuk menghadapi kenyataan-siap untuk