Magnet Cinta Sang Penguasa
a mencoba membela diri. "Kau
ungkin. tapi aku juga t
ahnya merah padam. "Jangan pernah lakuk
is. "Kita lihat saja nanti, E
. "Apa kau sudah gila?" seru Evelyn dengan marah. Wajahnya memerah, dan matanya menyala denga
coba menjelaskan, tetapi Evelyn
"Aku tidak bisa melupakan begitu saja, Evelyn. Aku tertarik padamu." Evelyn menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. "Dengar, Alexander. Aku tidak ingin terlibat dalam apa pun denganmu lagi. Kita harus menjaga jarak." Namun, Alexander tidak menerima penolakan itu dengan mudah. "Kau mungkin tidak ingin ter
anku hanya unt
a menginjak kakimu, dan kau me
iang di benaknya. "Jangan mendekat lagi, Alexander. Aku serius," kata Eve
ra mereka semakin menyempit. "Kau tahu, Evelyn, kau mainan yang sanga
nku akan menempatkanmu dalam pelukanmu...." Evelyn menatap Alexander dengan mata berkaca-kaca. "Karena aku tidak ingin terlibat dalam drama ini. Aku ingin hidupku tenang dan tanpa kerumitan. Dan kau, Alexander, membawa banyak kerumitan." Alexander bergerak mendekat lagi, mengambil risiko besar dengan mendekati Evelyn yang jelas-jelas ingin menjaga jarak dengannya. "Aku belum melakukan apa pun terhadap hidupmu. Aku belum mulai...." Evelyn menghela napas panjang, merasa bimbang. "Kau membuatku sangat stres hari ini!" "Pergi sana!" Alexander tersenyum tipis. "Aku suka kesombonganmu itu." Evelyn merasakan hatinya berdesir lagi mendengar kata-kata Alexander. Ada sesuatu dalam diri Alexander yang membuatnya sulit untuk benar-benar menolaknya, meskipun logikanya berkata lain. "Kita lihat saja nanti, Alexander, tapi untuk saat ini, tolong jauhi aku." Alexander mengangguk, menghormati permintaan Evelyn. "Baiklah, Evelyn. Aku akan menghargai keinginanmu, tetapi kuharap, pada akhirnya, kau akan berada di tempat tidurku." Evelyn mengangkat tangannya u
air mineral dari meja samping tempat tidur, Alexander memandangi pakaian kotor itu deng
k merayapi wajahnya saat ia membayangkan bagaimana ia akan membuat Evelyn menyesal telah mengaba
rencana yang telah ia susun dalam benaknya. "Tidak ada yang
langkah selanjutnya. "Sekarang, aku harus memastikan semua
ian yang lebih layak. Namun, pikirannya terus melayang pada wajah can
sambil tersenyum licik, meyakinkan dirinya sendiri bahw
. Ia belum memesan hotel karena sedang sibuk mempersiapkan pameran. Evelyn segera membuka ponselnya dan mulai menca
di jalanan," pikirnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki k