Gadis buta Milik CEO
t. Ia tak bisa melihat, tetapi semua indra lainnya belajar untuk menggantikan apa yang hilang. Suara angin, bau tanah basah, dan denting lonceng dari masjid di kejauhan ad
ya dalam kegelapan, dan tidak ada yang bisa mengembalikan segala yang hilang. Laras tidak pernah tahu, bahwa ada begitu banyak rasa sakit d
mereka selalu berjalan dengan langkah pelan, hampir seakan takut mengganggunya. Tetapi suara ini, langkah yang bergegas, me
pintu terbuka, hati Laras berdetak lebih cepat. Itu suara yang tidak asing, suara yang selalu mengisi mimpinya d
dari bibir pria itu seperti doa ya
g sejuta penyesalan. Dia menatap Laras, seolah ingin berkata sesuatu, tetapi kata-kata itu terhenti di tenggor
nunjukkan rasa terkejut atau senang. Ia sudah berlatih untuk tidak memperliha
rlalu tanpa Laras berbicara adalah siksaan baginya. "Aku tahu aku tidak seharusnya datang
Hatinya seperti terbelah menjadi dua. Satu sisi ingin memeluknya, merasakan kehangatan dari tubuh pria yang dulu
ahu bagaimana harus memulai, bagaimana menata kata-kata agar Laras bisa mendengarnya dengan hati, bukan hanya telinga. "Aku tahu aku telah membuatmu me
tapi ini berbeda. Suara Damar mengandung penyesalan yang dalam, tidak hanya untuk dirinya tetapi
dulu," Laras mengucapkan kata-kata itu, suaranya pecah oleh emosi. Tangannya gemetar, tetapi ia me
ati Laras. "Aku tahu, Laras. Aku tidak meminta maaf hanya untuk membebaskan diriku. Aku ingin kau tahu, setiap
t. Bagaimana mungkin dia tahu betapa sulitnya menjalani hari-hari tanpa melihat? Tanpa tahu apakah
"Kenapa kau tidak datang saat aku membutuhkanmu? Kenapa kau hanya muncul setelah sem
ak ada kata-kata yang bisa menyembuhkan luka yang dalam ini. Tapi
hidupku, bagian yang tak pernah bisa aku lupakan. Aku tahu aku sudah terlalu lama menunggu untuk meng
. Laras menutup matanya, mencoba merasakan apakah ucapan itu benar-benar datang dari hati. Tetapi saat semuanya terasa h
anyakan. Apakah mungkin bagi seseorang yang pernah merasakan kehilangan begitu dalam untuk belajar mencinta
al yang lebih mendalam. Apakah ini sesuai dengan harapan Anda untuk awal cerita?Membuat bab sepanjang 6.000 kata adalah tugas yang sangat besar, namun saya bisa membantu mengem
-
gelapan yan
t. Ia tak bisa melihat, tetapi semua indra lainnya belajar untuk menggantikan apa yang hilang. Suara angin, bau tanah basah, dan denting lonceng dari masjid di kejauhan ad
ya dalam kegelapan, dan tidak ada yang bisa mengembalikan segala yang hilang. Laras tidak pernah tahu, bahwa ada begitu banyak rasa sakit d
mereka selalu berjalan dengan langkah pelan, hampir seakan takut mengganggunya. Tetapi suara ini, langkah yang bergegas, me
pintu terbuka, hati Laras berdetak lebih cepat. Itu suara yang tidak asing, suara yang selalu mengisi mimpinya d
dari bibir pria itu seperti doa ya
g sejuta penyesalan. Dia menatap Laras, seolah ingin berkata sesuatu, tetapi kata-kata itu terhenti di tenggor
nunjukkan rasa terkejut atau senang. Ia sudah berlatih untuk tidak memperliha
rlalu tanpa Laras berbicara adalah siksaan baginya. "Aku tahu aku tidak seharusnya datang
Hatinya seperti terbelah menjadi dua. Satu sisi ingin memeluknya, merasakan kehangatan dari tubuh pria yang dulu
ahu bagaimana harus memulai, bagaimana menata kata-kata agar Laras bisa mendengarnya dengan hati, bukan hanya telinga. "Aku tahu aku telah membuatmu me
tapi ini berbeda. Suara Damar mengandung penyesalan yang dalam, tidak hanya untuk dirinya tetapi
dulu," Laras mengucapkan kata-kata itu, suaranya pecah oleh emosi. Tangannya gemetar, tetapi ia me
ati Laras. "Aku tahu, Laras. Aku tidak meminta maaf hanya untuk membebaskan diriku. Aku ingin kau tahu, setiap
t. Bagaimana mungkin dia tahu betapa sulitnya menjalani hari-hari tanpa melihat? Tanpa tahu apakah
"Kenapa kau tidak datang saat aku membutuhkanmu? Kenapa kau hanya muncul setelah sem
ak ada kata-kata yang bisa menyembuhkan luka yang dalam ini. Tapi
hidupku, bagian yang tak pernah bisa aku lupakan. Aku tahu aku sudah terlalu lama menunggu untuk meng
. Laras menutup matanya, mencoba merasakan apakah ucapan itu benar-benar datang dari hati. Tetapi saat semuanya terasa h
anyakan. Apakah mungkin bagi seseorang yang pernah merasakan kehilangan begitu dalam untuk belajar mencinta