Bersinar Setelah Menjanda
alas Putri ketus. Ia berlalu masuk ke dalam rumah I
k yang enak biar suaminya doyan makan di rumah," ujar Irfan. Sel
" tanya Mira. Ia tak langsung menerima pembe
ka korupsi jangan coba-coba membodohi suamimu ini kamu ya," jawab Irfan. Karena ia terburu-buru untuk s
Bang, biar rezkiny
ngnya dengan nada membentak, "Enggak usah sok ceramah mending rawa
uami karena tak akan ada habisnya. Mengalah adal
ngalihkan pembicaraan, sebab ia tak m
," jawab Irfan enteng. Ia menyodorka
hamil ya," pinta Mira setelah
alas Irfan dengan ketus. Mira mendelik tak suka, seb
, tiba-tiba Ibu dan kakaknya keluar
injam uangnya kan, enggak banyak kok cuma du
Jangan lupa jatah ibu juga," ucap
nang. Dirinya segera menghidupkan mesin sepeda
gelang buat di pamerin saat arisan nanti. Pasti teman-teman Ibu akan pada iri k
i Ibu. Tapi sayang Mas Danu tuh pengangguran banget, ini aku minta Irfan dua
kamu mau beli kayak Ibu tinggal minta Irfan tambahin aja uangnya sebelum ditransfer. Udah yok masuk kita sar
satu juta di berikan ibunya, dan dua juta untuk kebutuhan rumah tangga dan dirinya. Sebagai istri aku merasa sangat dizolimi cum
banyak tetapi tak tahu uangnya habis kemana. Jadi janganl
un ia tak pernah mau mengembalikannya, bahkan untuk kebutuhan sekolah kedua an
g membiayai, sebab Bu Fatma seorang janda dan tidak
akin hari dia semakin semena-mena kepadaku." Mira menghembuskan nafas
segera beranjak dari duduknya un
era bersiap-siap," ujar Mira. Saat menyentuh tubuh Celin yang masih
alan ke arah kamar, ia yakin itu Bu Fatma. Selama ini Bu Fatma bebas keluar masuk ke dalam rumahnya membuat
Apa dia lagi demam??" tanya bu Fatm
e Puskesmas. Dari tadi malam demamnya enggak turun-turun padahal sudah minum
an, kurang gizi kamu ya, Cel. Nanti besar mau jadi apa kalau masih kecil enggak pernah sehat, belum tua pasti udah penyakitan mulu nyusahin orang aja. Ya sudah sana kamu bu
membersihkan diri. Tak lama kemudian Mira sudah bersiap dan membawa tas keluar dari kamar, sebab ia tak pernah bersolek hanya mema
rutnya, biar aku bawa dia ke Puskesmas saja," teriak Mi
rlu repot-repot membawanya berobat. Berobat itu mahal dan ngabisin duit, mending duitnya buat beli jaj
ar tak bisa mengambil alih Celin. Mira ikut menangis saat menyaksikan putrinya menangis menjerit
n tangan kirinya saat balita itu berusaha memberontak.
t Celin. Tangisnya tersedu-sed
rut lagi kasihan Celin kesakitan." Mira yang memang tubuhnya
.! br
..! h
membuat keberanian Mira terkumpul
Mbah Darmi sambil berteriak histeris. Namun, Celin sudah lunglai di pelukan
gguncang tubuh anaknya. Kali ini,