icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dekapan Gairah Mafia Kejam

Bab 5 Chapter 5. Permintaan Gila

Jumlah Kata:1019    |    Dirilis Pada: 09/12/2024

ok di piring dan menyandarkan tubuhnya di kursi. Tatapannya tak pernah lepas dari Isabell

at, sembari menyisipkan jemari ke rambut panja

menatapnya dengan alis b

nya tegas, tapi tidak terburu-buru. "Kau terlihat seperti

idih. "Kalau begitu, biarkan aku pergi! A

uh ejekan. "Pergi? Bella, jangan mimpi. Kau bahkan

emanggil seorang pelayan yang segera

andi!" perintah Lorenzo dingin. "

alankan perintahnya. Sementara itu, Isabella berdi

ngan bertingkah seolah aku ini bonek

tajam. Jarak mereka kini hanya beberapa inci

pnya perlahan. "Kau akan melakukan apa yang kuingink

aih pergelangan tangan Isabella dan

eru Isabella sambil mencoba melepaskan di

ju kamar mandi tamu. Setibanya di sana, pelayan sudah menunggu dengan pakaian bersi

" perintah Lor

enatap Lorenzo dengan wajah penuh

kan aku? Aku bisa me

harus benar-benar melaksanakan perintah tersebut. Namun, pria itu tetap

aktuku hari ini," katanya dingin. "Ka

tangannya. "Kau benar

i. "Aku hanya memastikan kau tak lari lagi. Dan jangan pikir

ak ada gunanya. Dengan langkah berat, ia berjalan masuk ke kamar mandi, melewati pe

ak akan lari," katanya denga

t alis, seolah perkataa

menit," ujarnya si

erasa seperti kehilangan kendali atas hidupnya, tapi untuk saat ini, i

akan dipakai Isabella. "Nona, apakah Anda membutuhkan

u," jawab Isabella ketus

ilang. Ia tahu, keluar dari kamar mandi nanti berarti kembali berhadapan denga

ncul. Ia tahu Isabella marah, tapi ia juga tahu wanita itu tidak akan bisa lar

embersihkan diri. Pintu kamar mandi berdecit pelan saat terbuka, memperlihatkan Isabella yang

at lebih berkilau, sementara rambut basahnya menjuntai ke pu

atapan dinginnya segera menghantam Lorenzo, yang berd

matanya dengan segera tertuju pada Isabella. Ia tidak berusaha

angannya terlipat di dada, mencoba menutupi dirinya. "

tai, tangan di sakunya, matanya tetap tertuj

rendah yang sedikit menggoda. "Setidaknya,

itan handuknya. "Kalau sudah selesai, keluarlah dari sini. Aku butu

beberapa langkah di depan Isabella. Tatapan matanya seperti menelusuri wajah I

melebar, membuat Isabella m

ngar lembut tapi penuh makna. "Terlalu kecil untukmu

pilihan, kan? Kau menyuruh pelayan itu membawa pakaian, tapi mer

aku bermain-main denganmu." Ia mendekat lebih jauh, hingga jaraknya hanya beberapa inci

lla dengan lembut, membuat wanita itu semakin membeku di tempatnya. Ia membungkuk sedikit, m

uh?" bisiknya. "Aku hanya mencob

, jengah. "Aku tidak akan pernah merasa

ndur, memberinya ruang. Namun, matanya tetap t

hand

e

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka