icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dekapan Gairah Mafia Kejam

Bab 4 Chapter 4. Gagal Kabur

Jumlah Kata:1081    |    Dirilis Pada: 09/12/2024

seolah seluruh dunia menyempit. Lorenzo sepertinya selalu satu

ahan air matanya, tapi matanya sudah mulai memana

rlahan, tetap tak bergerak, hanya m

an nada yang datar dan penuh ancaman. "Kau

bebas," ucapnya pelan, hatinya dipenuhi rasa marah dan bingung. "Aku

lam, seakan menilai setiap

melangkah lebih dekat, suara langkah kakinya berat. "Kau sudah

h lanjut, tapi kata-kata itu terhenti di tenggorokannya. Keberanian yang ia kum

nya dengan suara yang hampir tak terdengar

sebuah senyuman yang ha

h ada di sini, di tempat yang lebih baik,"

kekuasaan Lorenzo. Setiap langkah yang ia ambil hanya membawa dirinya lebih dekat pada

merasa semakin terjepit. Hatinya berdegup kencang, tapi di balik rasa

u?" Isabella akhirnya bertany

h menimbang jawabannya. Lalu, dengan sed

h tahu jawabannya, Bella," katan

mau terjebak di sini," gumamnya dalam hati, tapi ia t

alan Isabella, matanya terus mengawasi seti

katanya, dengan nada yang begitu pas

ia lewati, hatinya bergejolak. Ia berusaha meredam rasa tak

u?" tanyanya lagi, suara kali ini penuh emo

aca, dan tanpa peringatan, ia melangkah semakin

uara lebih dalam dan menggoda. "Kau tidak bisa melarikan di

at baginya. Tanpa berkata lebih banyak, ia berusaha memberanikan diri, mena

kan mel

enilai keteguhan dalam suara Isabell

anya lebih menarik," jawabnya, nada suaran

, satu hal yang ia tahu, ia harus melawan, apapun yang terjadi. Ia tidak akan

i tak mengucapkan kata-kata lagi, kehadirannya sepe

rasa takut yang menguasainya, dan berusaha mencari jalan keluar d

at dalam dunia yang telah dimulai Lorenzo? Hanya waktu yang akan menjawab,

dilepaskan. Lorenzo mengamatinya sejenak, lalu mendekat dengan langkah besar, tangannya yang k

o, suara terkesan datar. "Kamu belu

g begitu kuat. Perasaan kesal dan frustasi bercampur aduk, tapi ia teta

rasa sakit itu

jah yang tak terbaca. Meskipun pria itu tidak menunjukkan ekspresi terla

kan Isabella dengan hati-hati ke kursi,

urus," ujarnya sambil memindahkan sebuah pirin

setiap suapan yang diberikan oleh Lorenzo terasa seperti penyiksaan t

dan garpu, dan dengan telaten ia mula

erus membara. Rasa frustrasi itu mengalir dalam dirinya, seolah setiap gigitan makanan yang ma

ia itu memegang kendali atas hidupnya, dan Isa

akan mengeluh atau berkata apa-apa. Semua perlawanan yang ada hany

diri. Rasa lapar mulai menghantui, dan tanpa sadar, ia menerima suapan demi suapan yang

suaranya rendah. "Kamu selalu diam. Aku tahu k

engatakan sepatah kata pun. Dalam hatinya, ia berjan

erusaha menenangkan ha

ngan suara yang semakin dalam, sedikit senyum terkemba

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka