Just Contract Marriage
ya sekali, menikah pun hanya sekal
obil saya ya" Suruh Sinta. Tuan Rumah yan
ik
yahut. Dan ya begitulah kegiatan Mayang setiap hari, selalu d
lah keluarga terkaya di negara ini akan usaha tekstilnya. Sejak kecil Mayang sudah tinggal dengan mereka, tinggal di rumah yang begitu megah dengan fasilitas yang serba ada
inggal di dalam rumah ini. Sejak kecil Mayang juga dapat berkesempatan untuk bersekolah di salah satu sekolah ternama di Jakarta, tentu dengan semua biaya yang ditanggung oleh Bu Sinta. Tidak akan terhitun
alam keluarga ini. Walaupun memang kadang Mayang merasa kerepotan karena perintah yang tidak ada habisnya, namun daripada itu Mayang harus lebih ikhlas dan siap untuk bisa m
am mobil berwarna putih di depannya. Tepat di jam sepuluh malam, setelah membantu Bu
gumamnya pada diri sendiri. Mala
ehadiran nya juga tidak terlalu penting sedari dulu. Apalagi untuk lelaki itu. Lelaki yang akan melangsungkan pernikahan nya besok. Ya .. besok adalah acara pernikahan Genta, anak pertama bu Sinta. Anak lelaki yang besar bersama Mayang sejak kecil. Si tuan
men bahagia dari sang Tuan ya
depannya. Terlihat sebuah mobil hitam sudah mengedipkan lampu berkali kali. Segera
membalas sapaan Mayang sama sekali. Ia sudah biasa dengan itu, Genta Pramudya anak tertua bu Sinta, lelaki yang besar bersama Mayang pasti akan sel
enyembunyikan wajahnya, Mayang tidak nyaman de
a berat nan dingin itu berhasil meng
aa
Mayang!" Tegas Genta saat melihat May
g menuju dapur untuk menyiap
using, beberapa jam yang lalu ia baru saja
epan dan meminta acara pernikahannya diselenggarakan di Paris. Bagaimana bisa Genta mewujudkan semua itu, sedangkan segala sesuatu untuk pernikahannya
ngguk dengan raut wajah lelah tanpa mengucapkan s
ngat lesu? Bukankah besok adalah hari bahagianya? seharusnya dia terlihat sena
. "Besok saya mau kamu datang lebih awal bersama Ibu" katanya
yang dapat merasakan hembusan
kan?" Mayang anggu
bersama nyonya lebih dulu" ucap M
li berhadapan dengan nya. Genta perhatikan penampilan Mayang dari ata
," ucapnya membuat Mayang spo
aa
i dulu" Genta menyela memb
tuk beberapa detik. Genta palingkan wajahnya lebih dul
cap Genta yang kemudian di
ih tetap sama. Lelaki itu masih selalu memberikan tatapan rendah, Mayang sudah biasa. Tapi, Bukan hal itu yang membuat sekuju
ilik seseorang besok. Sekali lagi Mayang harus menyadari kalau dia sudah kalah. Kalau Mayang sudah kalah dari perasaan cinta yang ter