LUKA DI BALIK CINTA
a bahwa semuanya baik-baik saja, ada sesuatu yang terus mengganggu pikirannya. Ada perubahan yang tidak
yang dulu selalu pulang tepat waktu, kini sering pulang larut malam. Setiap kali Clara menanyakan tentang hal itu, Da
ra bahwa ada sesuatu yang disembunyikan. Ia tidak ingin menjadi wanita yang cem
m, dan ia mulai merasa cemas. Handphone di atas meja tidak berhenti bergetar, tapi Clara enggan mengec
berharap itu adalah Daniel. Namun, yang muncul di balik
" Clara berkata, mencoba terdengar normal
a, rapatnya selesai lebih cepat dari yang aku perkirakan." Suaranya terden
ada sesuatu yang berbeda. Matanya tidak seperti biasanya, lebih menghindar ketika ia
rusaha tidak menunjukkan kecurigaanny
rburu-buru. "Tidak, aku sudah makan di luar. Aku
ulai dihantui perasaan aneh. "Tentu, aku a
g gelap. Ia tidak bisa menutupi rasa khawatir yang semakin meluas. Semua hal ini terasa begitu berbeda dari
berjalan masuk ke ruangan dengan penampilan yang rapi dan terlihat segar. Ia terseny
tanya Daniel, menat
mpir kosong. "Apa kau pernah merasa... aneh belakanga
an itu. "Anu, maksudmu apa? Aku rasa semuanya baik-ba
mbat, Daniel. Aku merasa seperti ada yang berbeda," kata
berpikir macam-macam. Pekerjaanku memang sedang banyak. Aku hanya ingin memastikan semuanya berjalan lancar," jawabn
rikan penjelasan lebih lanjut. Perasaan cemasnya semakin besar. Sesua
n ia sesali. Ia merasa tidak bisa lagi hanya berdiam diri dan
eletakkan beberapa barang penting. Dengan tangan gemetar, ia membuka laci itu. Ada beberapa berkas dan dokumen penting yang sudah biasa dil
engan rekan kerja Daniel yang beberapa kali muncul dalam percaka
yaan yang muncul dalam pikirannya. Siapakah wanita ini sebenarnya? Apakah ini ha
itu mulai menyelimuti hatinya. Ia tahu, untuk menemukan jawaban, ia harus mengambil langkah yang lebih be
h. Namun, seiring berjalannya waktu, Clara mulai memperhatikan betapa seringnya Daniel menyebut nama wanita itu dalam percakapan.
meja, tetapi perasaan cemas itu tak kunjung reda. Ada sebuah sui akan membawa konsekuensi besa
an singkat atau menelepon, Clara berusaha tetap tenang, meskipun hatinya penuh dengan kecurigaan. Sesekali, ia mer
normal. Namun, rasa curiga itu menggerogoti jiwanya, membuatny
t?" tanya Clara, berusaha menyem
lah. "Ada banyak pekerjaan yang harus diselesaikan," jawabn
berputar dengan kartu nama itu. "Ya, ada
merasa semakin terpisah dari suaminya. Ada jarak yang perlahan berkembang di antara mereka. Semua perca
ya pelan namun penuh ketegasan,
a bertemu dengan mata Clara, dan Clara bisa melihat kilatan
apa kamu bertanya tentang dia?" jawab Dani
nya belakangan ini," kata Clara, mencoba tetap tenang meskipun hatinya
Clara bisa merasakan bahwa ia telah menyentuh sesuatu yang lebih besar dari yang
k, hanya itu. Aku... aku tidak ingin kamu berpikir hal-hal yang ti
ak cemas. Ada sesuatu yang tidak jujur dalam jawabannya, dan Clara m
sa seperti ada yang kamu sembunyikan dariku." Cla
encari kata-kata untuk menutupi sesuatu yang tidak bisa lagi ditutupi. "Clara, aku... a
ca. "Aku tidak bisa begitu saja mengabaikan pera
erpancar dari sikapnya. Clara merasakan ada dinding yang dibangun di antar
diri dari kursinya. "Aku tidak tahu
menariknya dengan cepat. "Aku ingin tahu yang sebenarnya,
aku tidak tahu harus mulai dari mana. Aku tidak pernah bermaksud
ang mulai mengalir. "Aku tidak tahu lagi apa yang terjadi p
inggalkan ruang makan, meninggalkan Daniel yang k
mereka bangun bersama terasa rapuh dan mulai runtuh. Perasaan cinta yang dulu b
harus menemukan kebenaran, meskip
ambu