icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

JEJAK - JEJAK PENGKHIANATAN

Bab 5 Tanda-tanda Kecurigaan

Jumlah Kata:1459    |    Dirilis Pada: 26/11/2024

mah terasa sunyi. Namun, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Sejak beberapa minggu terakhir, ia merasa ada yang berubah dal

tya sedang stres dengan pekerjaannya, atau mungkin ia sendiri yang terlalu sensitif. Namun, setiap kal

u, dan tatapan Aditya seakan

Tapi ketika ia teringat akan beberapa hal yang terjad

l di sekitar rumah. Dia bukanlah tipe yang suka mencurigai, tapi ada hal-hal kecil yang mulai menari

perhatian pada setiap detail

tulisan di pojok kertas yang setengah terlipat. Itu adalah pesan yang terlihat sepe

an yang selalu ada di saat-saat penting dalam hidup mereka. Namun, melihat nama itu muncul di pesan yang tampaknya

. "Apa yang sebenarnya terjadi di sini?" pikirnya.

menahannya. Ketakutan akan kenyataan yang mungkin akan dia temui

ani mulai merasa kesepian dalam rumah yang seharusnya menjadi tempat perlindungan. Sering kali Aditya pula

rtanya dalam hati, menahan air mata yang semakin sulit ditahan. Hatinya

ruang tamu, menunggu dengan sabar. Waktu berlalu, namun suaminya tidak ku

ur malam ini. Ada

ermat. Mungkin itu benar, mungkin

awaban yang terlalu cepat? Mengapa Aditya tidak memberinya penje

encari-cari di beberapa tempat yang biasanya tidak ia periksa. Di laci meja kerja Aditya, di bawah bantal sofa, bahkan di dalam tasnya. Itu bukan k

emukan sebuah tiket hotel yang sudah usang. Itu adalah tiket untuk dua orang, tanggalnya menunjukkan beberapa minggu

menginap untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang kelima. Itu adalah kenangan

iket hotel itu, ada sebuah catatan kecil yang ditulis tangan. De

a menahan diri lagi.

konfirmasi. Tidak ada lagi keraguan, hanya rasa sakit dan kebingungannya yang mendalam. Suaminy

. Tetapi satu hal yang ia tahu pasti: ia harus menghadapi kenyataan ini. Nam

s menghadapi pengkhianatan yang ia temui, tetapi juga memutu

eman yang selama ini selalu ia anggap seperti saudara. Sejenak, Melani merasakan kepedihan yang mendalam. Bagaimana

baru saja pulang, terlihat kelelahan. Wajahnya sediki

Aditya bertanya sambil melet

k tidak langsung mengungkapkan apa yang baru saja ia temukan. Ia tidak tah

lagi, sedikit cemas. "Kamu

kan diri. "Aditya," katanya perlahan, "Kamu per

ngan pertanyaan itu. "Tentu, sayang. Kita

an itu di atas meja di depan Aditya. "Kecuali

hnya tampak sedikit kaku. "Melani, itu tidak seperti yang kamu pikirkan,

eluar seakan mencari jawaban di luar sana. "Jadi, apa ini? Apa yang s

bisa memandang istrinya. "Melan

etak. Semua yang ia rasa dan duga ternyata

"Kenapa dengan Rina? Sahabatku...

yang semakin tegang. "Aku salah, Melani. Aku tidak tahu apa yang terjadi, aku hanya... a

ernah memberitahuku? Kenapa aku

r mata yang mulai mengalir. "Aku tidak p

Kau tidak bisa kembali. Aku harus tahu semuanya sekarang. Selama ini aku menaruh kepercayaan padamu, da

nya. "Aku tahu aku salah, Melani. Aku benar-benar tahu. Aku tidak ingin menyak

enang, meski ada kebingungannya yang mendalam. "Apakah kamu ingin aku mema

i ruangan itu. Melani merasa seperti terjebak

penyesalan. "Aku tahu tidak ada kata-kata yang bisa memperbaiki semuany

yang sudah lama ia tahan. "Aku tidak tahu, Aditya

na masuk tanpa mengetuk. Wajahnya terlihat t

an nada datar, "kamu dat

di?" tanyanya dengan nada cemas. "Me

m. "Tanya pada Aditya,"

ndangannya. "Melani, ini bukan seperti yang kamu

egera meraih tangan Melani.

ara tajam. "Kamu berdua sudah cukup m

am rumah itu terasa semakin berat. Tak ada kata-kata yang bisa m

ian mulai bercampur aduk dalam hatiny

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka