ASMARA DI BALIK KEPALSUAN
aru memulai kariernya di dunia periklanan, merasa sedikit gugup di tengah-tengah kerumunan para profesional yang terlihat jauh lebi
ik dan mendapati seorang pria berusia pertengahan 30-an berdiri di sana dengan senyum ramah. Jas mahal yang ia kenak
r. Saya tidak terlalu pandai ber
ya lebih suka bekerja daripada berdiri di sini berbi
Saya baru bergabung di perusaha
ga. Saya bekerja di sektor prope
ka mengalir dengan mudah. Mereka berbicara tentang pekerjaan, kehidupan di Jakarta, dan sedikit tentang m
nna menangkap sesuatu di tangan kir
ya Anna dengan nada netral, mes
p lama. Tapi terkadang, pernikahan itu seperti sebua
salah dengan arah percakapan ini, tetapi
"Anna, saya tahu ini mungkin terlalu cepat, tapi... saya meras
. "Arga, Anda menikah. Saya tidak ingi
nya ingin mengenal Anda lebih baik, tanpa tekan
nnya mulai bercampur aduk. Ia tahu ini berbahaya, tetapi pesona Arg
berik
ma pesan di
kopi sore ini. Tidak ada maksud lain, han
cukup lama sebelum akhi
ah, ja
cil di sud
h. Beberapa menit kemudian, Arga tiba
mau datang," ucap
a suaranya tetap netral. "Jadi, apa se
p saya tidak seindah yang terlihat. Pernikahan saya sudah lama kehi
tuk memulai sesuatu yang salah?" Anna me
tekanan, Anna. Kalau Anda merasa ini salah, saya
hu harus pergi, tetapi di dalam dirinya
mula terasa nyaman mendadak penuh dengan ketegangan yang tak terucap. Ia tahu bahwa duduk di sini, di depan pria yang sudah
pada... begini?" tanya Anna akhirnya, memecah keheningan. N
lah, saya sudah melakukan segalanya. Tapi terkadang, ketika sesuatu sudah
al dalam dirinya. "Tapi, saya tidak ingin menjadi alasan retakan itu
semakin ragu. "Saya hanya ingin Anda tahu bahwa sejak bertemu dengan Anda, saya merasa hidup saya berubah.
r seperti permintaan sederhana, tapi kit
"Mungkin. Tapi terkada
Arga terus datang. Sebagian besar hanya berupa sapaan ringan atau pertanyaan tentang keseharia
kan kecil di apartemennya, ponselnya ke
bisa berhenti memikirkan Anda. Bisak
hu ia seharusnya tidak membalas, tetapi jari-ja
pan
datang de
ecil di sudut Senopati. Saya
kan h
a yang ia pilih dengan hati-hati. Perasaannya campur aduk-an
satu meja yang agak tersembunyi. Ia berdiri ketika melihat Anna masuk
datang," ucap Arga
keputusan yang benar
salah dalam hal perasaan,
mpian yang belum tercapai, dan hal-hal kecil yang membuat mereka tertawa. Meski rasa bersalah terus m
a terdiam. Ia menatap Anna dengan intensit
mencoba tersenyum untuk
bagi Anda. Tapi saya tidak ingin kehilangan kesempata
ar Anna. Ia menatap Arga dengan mata ter
emetar. "Ini salah.
ng saya rasakan. Anda membuat saya merasa hidup kembali
a tidak tahu apakah itu karena rasa haru
Anda," bisiknya. "Saya tidak bisa
ia tidak yakin apakah ia cukup
ambu