Antara Tajir dan Hafidz Qur'an
engikuti kajian Akbar, dan malam ini adalah salah satu yang paling menyentuh. Kata-kata Akbar tentang ke
rlihat oleh orang-orang di sekitarnya. Setiap kali ia pulang, ibunya tak henti-hentinya bertanya kenapa ia mengh
tu malam saat mereka makan malam bersama. "Bukannya ibu
uh. Ia tahu kekhawatiran ibunya berasal dari tempat yang b
ikit waktu untuk menemukan diriku sendiri," jawab Nadia pelan
ng kamu mau. Kamu ambisius, punya tujuan yang jelas," kata ibunya dengan n
n soal satu orang. Ini soal apa yang aku rasakan. Aku merasa ada yang
nggak selalu tentang perasaan. Kamu udah punya semuanya. Posisi yang bagus, kehidu
, ia tahu bahwa ibunya hanya ingin yang terbaik, tapi di sisi lain, ia mera
-
ranan mereka. Arya, yang biasanya adalah partner kerja paling dekat, mena
di jam makan siang, dan bahkan kemarin aku lihat kamu pergi ke masjid,
Iya, Arya. Aku cuma lagi ... mencari ketenangan. Ka
gungan. "Kamu baik-baik aja, kan, Nad? Kamu tahu, k
kin akan terdengar aneh bagi orang-orang di lingkungannya. "Aku baik, Arya. Cum
Nadia. "Nad, kita semua punya cara masing-masing untuk bahagia. Tapi jangan samp
ngatkannya pada risiko besar yang ia ambil. Di saat yang sama, ia juga tahu
-
sudah dijanjikan sejak lama, tapi Nadia merasa gugup. Ia tahu Lita, sahabatnya
Lita langsung setelah mereka duduk. "Kamu selalu jadi orang yang pal
langan arah, Lita. Aku cuma ... mencob
muanya. Hidup yang nyaman, karier yang bagus, masa de
nya. Kadang, kita butuh sesuatu yang bisa menen
ti, Nad. Kamu kayak ... terbawa oleh orang yang sama sekali
adia dengan suara lirih. Kata-katanya sendiri terdengar asin
k mau kamu nyesel. Semua ini cuma karena perasaan sesaat. Kamu nggak bisa merel
a-katanya membuat Nadia semakin bingung. Di satu sisi, ia ingin mempertahankan semuany
u mungkin aku yang harus mencari
-
irannya penuh dengan kata-kata orang-orang di sekitarnya-ibunya, Arya, Lita. Mereka semua menging
an sebuah pesan dari
Semoga selalu diberi ketena
rikan. Namun, rasa hangat itu juga disertai rasa takut. Takut kalau ia memilih jalan yang
gemetar, ia me
Aku ... masih berusaha
, merasa jiwanya semakin rapuh. Semua tekanan dari sekelilingnya, s
ng kuat dalam dirinya untuk melawan. Untuk
telepon masuk. Nomor yang ia kenal. Nomor yang sudah lama tak
seberang sana terdengar tenang, namun
an dan kegembiraan bercampur dalam hat
simu. Kamu selalu butuh aku, kan?" Suara it
Suara dari masa lalu, dari seseorang yang ia
erubah sekarang," jawab Nsepertimu nggak akan pernah berubah. Kamu s
tu membawa kenangan lama yang selama ini ia coba lup
kan?" suara itu berbisik,
ngkal, ingin lari dari semua kenangan itu. Tapi di sisi lain, i
bisa mulai lagi,