icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

DUA HATI YANG TERSESAT

Bab 4 Godaan yang Terselubung

Jumlah Kata:1648    |    Dirilis Pada: 26/11/2024

memikirkan Nia. Hubungannya dengan Nia seharusnya menjadi tempat yang aman, tempat yang sudah mereka bangun bersama. Tetapi entah mengapa, semakin lama ia merasa

pun. Ia sudah membalas pesan Nia pagi tadi, tetapi setelah itu, komunikasi mereka seperti berhenti be

ekadar teman, tetapi lebih dari itu. Perasaan yang muncul adalah sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Ada sesuatu yang memikat tentang Sarah

n sejenak di luar kantor. Ia merasa membutuhkan waktu untuk be

gimana? Kita bisa ngobrol lebih santai. Aku tah

nta banyak, selalu memberi ruang, namun sekaligus memancing ras

Aku pikir kita memang per

titik balik, tetapi ia juga sadar bahwa semakin banyak waktu yang

asa sedikit lebih santai. Mereka duduk di sudut, jauh dari keramaian. Sarah memesan hidangan yang su

enyum, "Aku tahu kamu pasti banyak hal yang dipikirkan,

a itu. "Aku rasa aku malah yang harus berterima kasih. Rasanya sep

ma ingin kamu tahu. Aku nggak ingin membuat hubungan kita jadi lebih rumit, dan aku juga nggak ingin men

ah. Tapi... aku nggak tahu lagi bagaimana harus

sana, dan aku nggak akan pernah mendesak kamu untuk memilih. Tapi aku juga nggak bisa mengabaik

sesuatu yang lebih dalam. Ardi masih mencintai Nia, itu pasti. Namun, ada bagian dalam dirinya yang terus merasa tertarik pada Sarah,

Aku... aku sayang Nia. Aku selalu merasa bahwa kami akan melewati semuanya bersama. Tapi kenapa a

alu lama menahan apa yang kita rasakan. Kamu merasa terjebak dalam hubungan yang sudah lama, dan kamu tidak tahu apakah itu masih yang ter

Sarah, tetapi hatinya berperang. Di satu sisi, ia merasa bersalah karena menyadari bahwa hatinya tidak sepe

tetapi Ardi merasa hatinya semakin terbelah. Ada perasaan yang harus ia

kota yang diterangi lampu-lampu jalan. Ardi merasa langkahnya s

uh waktu untuk berpikir," kata Ardi,

u ada untuk kamu, apapun yang kamu pilih nanti," jaw

rngiang. Perasaan yang tidak bisa ia ungkapkan begitu saja. Apakah ia akan mampu bertahan dengan hubungan

hi oleh percakapan dengan Sarah, dan meskipun hatinya penuh dengan kebingungan, ada satu hal yang tidak bisa ia pungkiri: rasa nyam

biasanya menunggu dengan pesan-pesan manis atau hanya sekadar memberi kabar lewat t

salah mulai menggerogoti hatinya. Setiap detik bersama Sarah terasa seperti pelarian yang

ar, dan ia melihat na

kit cemas, tapi ia langsu

dari ujung sana, lembut dan familiar, meskipun

sana yang tiba-tiba berubah. "Aku baik-baik saja.

ara meskipun mereka hanya terhubung lewat telepon. "Kamu sema

rubahan dalam dirinya. "Kenapa aku merasa semakin terjauh dari Nia?" pikir Ardi. Tetapi, ada suara lain dalam di

b Ardi, berusaha menenangkan. "Aku hanya.

hanya ingin kita tetap terhubung, meski kita terpisah jar

bingung. "Aku juga rindu, Nia... Tapi, k

kita kembali seperti dulu. Sebel

bisa kembali ke hubungan ini?" Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya

h mengapa, malah membuat Ardi merasa semakin terperangkap. Ia menutup tel

un, terus hadir dalam pikirannya. Setiap kali bertemu dengannya, Ardi merasa seperti ia bisa berbicara dengan bebas, tanp

ghubungi Sarah. Ia merasa perlu berbicara lagi dengan wani

rtinya butuh bicara," kata Sar

ng. "Aku cuma ingin ngobrol.

pelan. "Bing

suatu." Ardi menghela napas berat. "Aku merasa ada

, Ardi," kata Sarah dengan lembut. "Mungkin kamu takut mengakui apa yan

uka. "Aku masih mencintai Nia, Sarah. Tapi aku...

sakannya, Ardi," jawabnya akhirnya. "Tapi, aku tidak ingin kamu merasa tertek

ncari jawaban di tengah malam yang gela

kamu meluangkan waktu untuk diri sendiri dulu. Jangan terburu-buru

menyelesaikan perasaan ini." Tetapi, di sisi lain, ia juga tahu bahw

nya, suaranya penuh rasa terima kasih.

asaan yang saling bertarung-satu untuk Nia, dan satu lagi untuk Sarah. Ardi tahu, suatu h

e depan, tak tahu apa yan

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka