icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

DUA HATI YANG TERSESAT

Bab 2 Teman Baru

Jumlah Kata:1599    |    Dirilis Pada: 26/11/2024

Ia berusaha mengalihkan perhatiannya dengan bekerja keras di kantor. Meski hubungan jarak jauh dengan

oran ketika seorang wanita dengan langkah ceria masuk ke ruang kerjanya. Wanita itu menge

!" sapa wanita itu

tersenyum kecil. "Selamat pa

ah Ardi. "Iya, baru aja mulai kerja di sini. Aku baru dipindah

angat percaya diri dan mudah bergaul. Senyum yang selalu terukir di wajahnya membuat suasana di

" tanya Ardi, berusaha unt

iasa. Banyak yang harus aku pelajari, tapi aku menikmati tan

komputernya. "Iya, aku memang banyak kerjaa

ya Sarah, matanya t

seseorang yang baru dikenalnya, tapi ada sesuatu dalam diri Sarah yang membua

Ardi akhirnya, dengan suara pelan. "Tapi... akh

ak memang bisa membuat hubungan terasa

ering muncul. Ardi merasa semakin nyaman. Meskipun topiknya cukup pribadi, S

lkan. Mereka mulai berbicara lebih banyak, tidak hanya soal pekerjaan, tetapi juga kehidupan pribadi masing-masing. Ardi merasa seolah-olah ia mene

enyadari bahwa Ardi tampak sedikit lebih ringan dari sebelumnya. "Kamu keliha

Aku cuma merasa lebih santai akhir-akhir ini. Terim

, jangan sebut terima kasih terus, nanti aku jadi merasa

an menghargai waktumu. Kamu tuh... mudah banget diajak ng

ikit serius. "Mungkin karena aku nggak banyak mikir, sih. Kalau aku suka sesuatu

lalu banyak memendam perasaan, terutama tentang hubungannya dengan Nia. Namun, dengan Sarah, semuany

takut dan khawatir. Tentang banyak hal," jawab

idak memaksa untuk mendapatkan lebih banyak cerita. Dia tahu bahwa k

"Kamu pasti punya banyak pikiran. Tapi ingat, nggak ad

angan, sesuatu yang sangat dibutuhkannya akhir-akhir ini. "Terima kas

n," jawab Sarah, dengan senyum ya

ketika hubungan jarak jauh dengan Nia mulai terasa semakin menekan. Tanpa disadari, Ardi merasa lebih sering berbicara dengan Sarah da

jelas oleh Ardi. Ia masih terjebak dalam kebingungannya

ncin tunangannya, berpikir tentang semua yang telah direncanakan. Setiap detail seolah telah disusun dengan sempurna-tempat, catering, gaun,

u di bawah sinar bulan, di mana mereka berbicara tentang ketakutan Ardi dan keraguannya, Nadia merasa ada sesuatu yang tak terucapkan antara mereka. Ardi lebih banyak mengha

Aku pulang agak malam, ya. Ada pekerjaan yang

ski ia berusaha untuk tetap tenang. "Ardi, kita

r belakang. "Aku juga rindu, Nadia. Tapi ada banyak y

ubungi hatinya. "Aku hanya ingin kita bisa bersama, sebelum

banget," jawab Ardi terburu-buru, lalu

ambarkan betapa jauh jarak yang mulai tumbuh di antara mereka. Ia tahu Ardi bukan tipe or

ngan, tamu, dan detil pernikahan lainnya. Tidak ada lagi percakapan intim yang mereka miliki, tidak ada tanya jawab tentang perasaan at

gkan waktu bersama, meskipun hanya beberapa menit. Ia melangkah dengan hati penuh harapan, namun sa

lewati bersama. Setiap sudut kota seakan mengingatkannya pada kenangan

tiap piring, setiap sendok garpu, seakan menjadi simbol dari ketidakpastian yang ia rasakan. Waktu terus berja

a langsung menuju ke ruang kerja tanpa menyapa. Nadia menatapnya dengan tatapan kosong, merasakan

il, mencoba menahan s

anpa ekspresi. "Nadia, aku sedang ada uru

Kapan, Ardi? Kapan kamu akan kembali padaku? Aku

k. Ada banyak yang harus diselesaikan." Ia mengangkat tasnya dan berjal

dalam kebingungannya. Dalam hatinya, ia bertanya-tanya, apakah ia masih cukup berarti bagi

mpur menjadi satu, dan Nadia merasa semakin tenggelam dalam penantian yang tak kunjung berakhir. Ia berusah

semakin nyata. Apakah mereka benar-benar akan menikah, a

a Nadia yang menunggu dan pekerjaan yang semakin memakan waktunya. Sejak beberapa minggu terakhir, Ardi mulai merasa cemas, bukan hanya ten

a, namun perasaan itu tidak lagi sekencang dulu. Semakin lama, perasaan it

pi, di dalam hatinya, ia tahu bahwa setiap detik yang berlalu tanpa Ardi di

ambu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka