JANJI YANG DILANGGAR
rman. Sudah dua hari berlalu sejak percakapan terakhir mereka, dan setiap kali ia
han keraguan yang mulai tumbuh di hatinya. Apakah Arman masih mencintainya seperti dulu? Ataang jauh. Di luar jendela ruang rapat yang menghadap ke gedung pencakar langit, suasana Jakart
bertemu, dan kehadirannya mulai mengisi ruang yang seharusnya ditempati oleh May
enatap layar ponselnya. Ada pesan dari Maya yang han
nsitif akhir-akhir ini. Meskipun ia mencoba tetap fokus pada pekerj
unggu, semuanya akan semakin menjauh. Maya ingin melihat sendiri bagaimana Arman menjalani hidupnya di
mu di pintu keluar, Maya mencoba tersenyum, meskipun hatinya terasa berat. Arman memelukny
kanmu," ujar Maya,
, pekerjaan di sini memang menyita waktu," jawab Arman, meskip
tetapi dalam diam. Maya merasa ada ses
kon hotel. Maya menatap langit Jakarta yang cerah, sementara Ar
gin aku bicarakan,
ajahnya serius.
k tahu apa yang terjadi, tapi semakin lama aku di sini, aku
man. Hatinya mulai terasa sakit, tetapi ia men
lami-lingkungan baru, orang-orang baru... dan aku jadi bingung. Aku nggak tahu lag
mengerti, tapi juga merasa terluka. "Arman, kita sudah me
, May. Tapi janji itu seperti semakin jauh dari jangkaua
ng ingin jatuh. "Jadi, kita harus menyerah b
, ia merasa terjebak. Ia ingin Maya memahami perasaannya, tapi ia juga ti
ni," ujar Maya, suaranya penuh penekanan. "Aku butuh kamu. Kita butuh mene
ti dunia runtuh di sekitarnya. Ia tahu, in
an kebingungannya terus menguasai dirinya. Apa yang sebenar
sebelum akhirnya berbalik dan pergi menuju kamarnya.
ahu, retakan pertama ini bisa menjadi awal dari berakhirnya semua. Tapi apakah dia siap u
ar, bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi dengan Arman. Ia duduk di tepi tempat tidur, menatap keluar jende
ah perasaan cemas merayapi dirinya. Ia tahu bahwa apa yang baru saja ia ucapkan kepada Maya akan membawa ko
gi Maya, meminta maaf, tetapi ia tahu itu akan semakin memperburuk k
nuju kamarnya. Ia tahu, ia harus mencari jawaban, walaupun ja
tampak lebih tenang, meskipun matanya masih terlihat lelah.
jar Arman pelan, berusaha m
ang ingin kamu katakan, Arman? Apakah
k kritis mereka, tempat di mana semuanya aka
k aku katakan selama ini. Tapi aku takut jika aku terus berdiam di
an dalam suara Arman. "Apa yang kamu ras
sa semakin jauh dari dirimu. Aku tidak tahu apakah ini hanya karena aku berada di tempat yang jauh, atau ada
utan akan kehilangan-kembali menghampirinya. "Arman, aku merasa kita semakin terpisah. Aku
idak bisa terus-terusan menutup mata pada perasaan yang mulai muncul. Aku takut, mungkin aku terla
minta kamu untuk sempurna. Aku hanya ingin kita berjalan bersama. Tapi jika kamu merasa kita t
y. Aku mencintaimu, tapi aku juga merasa bingung dengan perasaanku sendiri. Ada
rman. Mungkin kita harus memberi ruang untuk diri kita masing
Ia tidak tahu lagi apakah itu keputusan yang benar atau salah.
alan. Ia tahu bahwa retakan ini bisa menjadi awal dari akhir yang tak terelakkan, atau mungkin, kesempatan bagi mereka
nya, ia meraih ponselnya da
Kalau kamu butuh tem
ih jauh, tapi kehadiran Rina yang selalu ada setiap kali ia merasa jatuh,
tusan yang akan ia ambil dalam beberapa hari
ambu